Home / Rumah Tangga / Wanita Barbar Sang Ustaz / 03. Calon Istri Ustaz

Share

03. Calon Istri Ustaz

Author: Novian_Wu
last update Last Updated: 2023-04-23 23:04:08

"Bagaimana? apa kamu siap menjadi imam untuk Aynur?" tanya Kyai Mustafa lagi setelah menunggu beberapa saat dan tidak menerima jawaban dari Bobby.

Lidah Bobby kelu tak bisa menjawab pertanyaan kyai Mustafa. Aynur tersenyum kecut.

"Heh!! ternyata elo memang pengecut Bob!" kata Aynur.

"Pak kyai.. tolong beri saya waktu 2 tahun lagi. Saya akan melamar She setelah lulus S2." pinta Bobby pada kyai Mustafa. "Sayang... elo bisa kan nunggu gue 2 tahun lagi, kali ini gue bener-bener serius!!!" Bobby berganti memohon pada Aynur yang mengacuhkannya.

"Usia Aynur tahun ini sudah 27 tahun, mau sampai kapan dia nunggu kamu? Di luar sana banyak orang yang menikah tapi masih menempuh pendidikan. Asalkan kamu bertanggung jawab dan bisa membimbing istrimu ke jalan yang baik, maka menikah bukanlah halangan untuk mencapai cita-cita." jelas kyai Mustafa. Bobby terdiam dan menatap ibunya seakan meminta persetujuan.

Bu Sofi yang beberapa menit lalu tampak berapi- api kini seakan kehilangan kata-kata. Dirinyq terlalu syok mengetahui fakta bahwa wanita yang dia hina tadi adalah putri dari ustaz kondang.

Pak Kyai menghela nafas lalu merangkul putrinya.

"Tadi bapak dengar ada pria baik yang siap melamarmu dari pada berpacaran bertahun-tahun tanpa kepastian. Sekarang bapak tanya, kalau bapak menerima lamaran pria itu, apa kamu siap menjadi istrinya?" tanya kyai Mustafa sambil menatap dalam-dalam putrinya.

"Nur wanita hina pak, mana ada pria baik yang mau menerima Nur." jawab Nur lirih seraya melirik bu Sofi serta ibu-ibu yang menghinanya tadi.

"Tidak ada wanita hina di dunia ini Nur. Allah menciptakan manusia itu lebih mulia dari pada makhluk lain. Tidak perlu menunjukkan pada manusia bagian sisi baikmu, tugasmu hanya menunjukkan pada Allah bahwa kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dan jika dia jodohmu maka bapak akan mendoakan semoga dia bisa membimbingmu ke jalan yang benar." jelas pak Kyai. "Ustaz Ihsan? apakah benar yang saya dengar tadi? kamu siap membantu membimbing Aynur untuk hijrah?" lanjut pak kyai sambil menatap Ihsan.

Kini semua mata tertuju pada Ihsan yang kaget karena namanya disebut.

"Eh!! say-ya kyai?" tanyanya terbata.

"Iya. Tadi saya dengar kamu siap melamar Aynur di depan walinya. Sekarang walinya ada disini. Apakah yang kamu katakan tadi serius? atau hanya sekedar---"

"Bapak. Pak ustaz ini hanya kasihan sama saya karena tadi saya dihina, tidak mungkin pak ustaz mau dengan wanita seperti Nur. Bapak jangan bercanda, kasihan pak ustaz." Aynur memotong kata-kata ayahnya, dia merasa malu karena ayahnya menganggap serius perkataan Ihsan.

"Ow. Yasudah kalau cuma bercanda. Bapak kira apa yang dikatakan seseorang seperti ustaz Ihsan itu keseriusan. " Kyai Mustafa tersenyum sambil berlalu.

"Saya siap menjadi imam untuk putri pak kyai!!" kata Ihsan tiba-tiba, membuat semua orang menoleh padanya. Kyai Mustafa menatap Ihsan.

"Benar ustaz?" tanya pak kyai. Ihsan mengangguk pasti.

"Nur?? kamu mau menjadi istri ustaz Ihsan?" pak kyai berganti menanyai putrinya.

Aynur merasakan gelap di atas matanya. Mendadak seperti melayang di udara.

'Si ustaz ini maunya apa sih??!' batinnya.

Sementara itu, otak Ihsan sendiri sedang berseteru dengan pikirannya.

'Astagfirullah... apa yang kamu pikirkan San??!!kamu sudah punya calon istri sempurna di desa. Semoga wanita ini menolak!!' batin Ihsan.

"Kalau kamu menerima, maka bapak akan bersyukur dan dengan senang hati menyetujuinya. Tapi kalau kamu menolak itu berarti dia bukan jodoh kamu. Bapak tidak akan memaksa, bapak hanya bisa mendoakan yang terbaik karena kamu yang akan menjalaninya. Pikirkan baik-baik Nur!" pesan kyai Mustafa.

Aynur masih kaget dengan ucapan Ihsan. Kini dia memandang Bobby yang menatapnya sendu. Lalu Aynur menatap bu Sofi, dia teringat kata-kata pedas bu Sofi yang menganggapnya mengejar- ngejar Bobby karena tak ada pria lain yang mau terhadapnya. Mengingat hal itu membuat mata Nur memanas lagi siap untuk menumpahkan air mata.

'Tolak!! Tolak!! Tolak.... !!' Ihsan terus berdzikir di dalam hati, namun dzikirnya bukan memuji nama Allah, melainkan mengucapkan kata 'tolak' agar Aynur tidak menerima lamaran konyolnya.

"Aynur mau pak!" jawab Aynur pasti.

"Alhamdulillah..." ucap kyai Mustafa.

"Sayaaang???!!" protes Bobby.

"Innalillahi.... " ucap Ihsan lirih, dia hampir roboh tak kuat menyangga tubuhnya sendiri.

Sementara ibu-ibu yang mendengarnya kini menatap tak percaya.

"Yasudah.. kita bicarakan hal ini di pondok. Kamu pulang dulu Nur, biar diantar Somad. Nanti setelah pengajian bapak pulang bareng ustaz Ihsan." Kyai Mustafa berjalan ke arah ibu-ibu yang masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat dan dengar.

"Alhamdulillah kesalahpahaman sudah teratasi. Mari kita mulai pengajiannya bu, biar tidak terlalu kemaleman selesainya. Ayo ustaz Ihsan..!" Ajak kyai Mustafa sambil berjalan masuk ke kediaman bu Sofi.

Bu Sofi dan yang lainnya mengikuti kyai Mustafa dari belakang, sementara Ihsan berjalan lemah di belakang ibu-ibu. Berkali-kali dia beristighfar menyesalkan apa yang sudah dia ucapkan.

"Sayang... elo serius mau nikah sama pria itu?!! gue tau elo nggak bener-bener menyetujuinya!! dia bukan tipe elo!!" Ihsan berhenti mendengar kata-kata Bobby yang mengejar Aynur.

"Terus kalau gue ga menyetujui, elo siap nglamar gue sekarang juga??!" tantang Aynur.

"Sayang... merit itu ga gampang. Kita harus mapan dulu. Setelah gue lulus S2, gue bakal langsung lamar elo. Plisss... gue cinta sama elo She..." rengek Bobby sambil menahan lengan Aynur agar berhenti.

"Cihhh!!! sekarang alesan mau kuliah, nanti 2 tahun lagi alesan cari kerja. Gue udah mapan Bob!! gue udah bilang berkali-kali, kita kembangin usaha gue bersama. Itu udah cukup!! alesan elo gak masuk akal!!" teriak Aynur.

"Dia emang bukan tipe gue. Tapi gue bakal buktiin kalau gue bukan cewek hina seperti yang mama lo dan temen temennya bilang!! dan yang bikin gue tambah kecewa adalah fakta bahwa elo cuma bisa diem mendengar gue di hina. Sementara pria itu?? dia ga kenal gue tapi malah sampe segitunya ngebelain gue!! elo emang bener-bener PENGECUT BOB!!" Aynur melepas lengannya dari cengkeraman Bobby, kemudian ia masuk ke mobil dan menyuruh Somad menjalankan mobilnya menjauh dari rumah Bobby.

Ihsan yang mentap Bobby dan Aynur dari kejauhan hanya mampu menelan ludah.

"Ya Allah.. Seperti itukah jodohku?? jika memang benar, maka berilah hamba kekuatan untuk menghadapi ini semua..." pintanya lirih.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   33. Kacang vs Kuker

    "Saya yakin pemiliknya adalah si gadis kota itu Boss!" ujar Santoso, pria bertubuh besar itu menyeringai sangat yakin dengan ucapannya.Rahmat manggut-manggut mendengar ucapan anak buahnya, asap cerutu kembali membumbung tinggi ke udara."Tapi untuk apa dia masuk terlalu jauh ke area kita? bagaimana kira-kira aku bisa membuktikan bahwa dia pemilik sandal itu." Rahmat mengerutkan dahi."Saya akan menyelidikinya boss, beri perintah pada kami!" Santoso tampak berapi-api. Rahmat menghela nafas."Untuk saat ini fokuslah pada tugas awal kalian. Cari informasi tentang pria di dalam foto itu! untuk masalah ini, biar aku selesaikan sendiri." Rahmat tersenyum getir menatap beberapa lembar foto, salah satunya memperlihatkan sepasang muda mudi sedang berpelukan mesra di sebuah bar."Siap Boss!!" Santoso berlalu dari ruang kerja tuannya, berganti Aisyah yang masuk menemui sang ayah."Abi memanggilku? ada apa?" tanya Aisyah lirih.Rahmat segera memasukkan foto-foto yang berjejer di meja ke dalam la

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   32. Di Bawah Gubuk Bambu

    Aynur tersenyum menyadari dirinya yang kini berada di punggung Ihsan. Ia tak menolak perintah Ihsan karena kakinya memang terasa sakit setelah berlarian bertelanjang kaki menghindari kejaran bodyguard Rahmat. Aynur merasa lega melihat sikap Ihsan yang jauh berbeda tak seperti semalam, meskipun sejujurnya ada perasaan tak enak di hati Aynur karena sejak tadi pakaian kotor dan kakinya yang penuh tanah berkali kali mengenai bagian tubuh Ihsan.Beberapa saat kemudian terdengar suara dari perut Aynur. Ihsan tersenyum geli menyadari tangan Aynur yang mencoba menekan perutnya agar tidak berbunyi."Kita istirahat dulu setelah menyeberangi jembatan." ucapnya datar. Ternyata mereka telah tiba di jembatan bambu yang Aynur lewati sebelumnya."Mas, turunkan aku disini. Aku lebih nyaman berjalan sendiri..." pinta Aynur lirih.Ihsan menuruti permintaan Aynur, ia menurunkan Aynur lalu menggandeng tangannya melewati lantai bambu yang berderit setiap ada kaki yang menginjaknya'Gue suka sikap Lo yang s

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   31. Percakapan Rahasia

    Kriyet... Kriyet...Aynur akhirnya berhasil melewati jembatan bambu, ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan sehingga merasakan kelegaan luar biasa di dadanya. Ia menoleh ke belakang, Nissa sudah tak nampak lagi disana.Aynur mengeluarkan ponsel dari kantong rok yang ia kenakan, masih belum terlihat garis-garis sinyal disana. Ia lantas melihat jam di layar handphone yang sudah menunjukkan angka 10.50, ia segera bergegas menyusuri jalan setapak yang tampak sempit karena tertutup batang jagung setinggi 1 meter di kanan kirinya. Kini hanya terdengar suara-suara alam yang meneduhkan, kicauan burung dan hembusan angin membuat nyaman hati siapapun yang mendengarnya. Beberapa meter di depannya Aynur melihat beberapa orang tampak sedang memetik buah jagung. "Mbak, ngirim bekal buat bapaknya, ya?" sapa salah satu ibu-ibu dengan ramah. Aynur membalasnya dengan senyuman."Iya buk, panenannya bagus ya..."Aynur merasa tak ada salahnya sedikit berbasa basi dengan warga kampung, ia

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   30. Tersesat

    Aynur terbangun oleh suara adzan yang terdengar begitu merdu, suara yang mendayu dan penuh penghayatan sehingga membuat teduh hati setiap orang yang mendengarnya.Subhanallah... sudah lama aku tak mendengar suara seindah ini..Aynur duduk dan melihat sofa dengan bantal dan selimut yang sudah terlipat rapi di atasnya. Ya, semalam setelah pertengkaran kecil terjadi, Ihsan lantas mengambil bantal dan selimut untuk dibawa tidur di sofa. Hati Aynur terasa perih mengingat ucapan Ihsan semalam. Ia meraih ponselnya, mencari cari jadwal keberangkatan pesawat paling pagi hari ini. Jika pemilik rumah sudah tidak menginginkannya, mana mungkin dia tetap bersikukuh berada di rumah itu, ia harus pulang kembali ke Jakarta pagi ini.Aynur memilih jam penerbangan pertama, pukul 7.30 pagi, toh tak ada yang perlu dikemasi, bahkan semua barang-barangnya belum keluar dari koper. Aynur mendengus menyesali kedatangannya ke rumah Ihsan.Tau begini mending gue nganterin Bobby!! gerutunya. Baru saja ia memili

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   29. Sebuah Lelucon?

    Flashback On :Jakarta ( Beberapa jam sebelum Aynur menyusul Ihsan ke Solo)Aynur tidur telentang dengan satu lengan berada di atas kedua matanya yang tertutup, otaknya sedang bergelut memilih antara mengikuti Ihsan atau mengantar Bobby."She!! gimana? belum dapet solusi juga?" Aynur masuk membawa camilan dan dua gelas jus jeruk segar."Gue bingung Va, gue pengen nemenin Ihsan, tapi gue ga mungkin ga nganterin Bobby." Aynur menghela nafasnya sebelum akhirnya duduk sambil memakan camilan yang disiapkan Ziva."Menurut Lo gue harus gimana?"Ziva menaikkan bibir bawahnya dengan dahi berkerut seolah sedang berfikir keras."Gue juga bingung sih, tapi coba Lo pikir deh! misal lo nganterin Bobby, oke Bobby tentu seneng. Namun Lo harus siap dengan segala konsekuensinya. Pertama Lo pasti sulit dapet maaf dari Ihsan, kedua keluarga Ihsan bakalan kecewa sama Lo, ketiga rencana awal pernikahan Lo kemungkinan besar bakal gagal karena Ihsan ga mau nerusin kontrak." Ziva berhenti sejenak lalu kembal

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   28. Qori'ah

    Ihsan menatap Aynur yang duduk beberapa meter di depannya. Wajahnya terliha menegang. Nissa yang duduk di sampingnya menggenggam tangan Aynur seolah memberi semangat.Apa yang harus aku lakukan? pak Rahmat tak mungkin melepaskan Aynur begitu saja.Ihsan bangkit mendekat pada Rahmat."Maaf pak, istri saya sedang berhalangan saat ini. Tidak mungkin dia membuka kitab," ucapnya lirih.Rahmat menyeringai."Mengapa harus membuka kitab? bukankah dia seorang qiroah? tak sulit baginya memilih salah satu surat diantara 114 surat yang ada di dalam Al-Qur'an. Lagipula tadi sudah saya sampaikan, kalau surat lain terlalu berat baginya, Al Ikhlas pun tak masalah," jelas Rahmat dengan suara lantang. Ihsan menghela nafasnya, Rahmat memang sengaja mempermalukan istrinya. Bisa bisanya ayah Aisyah menyebut Aynur seorang qariah, padahal selama ini untuk menertibkannya membaca iqra' saja sulitnya bukan main. Ihsan kembali terduduk dengan lemas, ia tak tahu harus membantu dengan cara apa.Niat Ihsan memban

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status