Share

Malam Yang Kelam

Author: ByFilter
last update Last Updated: 2024-06-02 09:41:19

Belia masih terdiam dan meremas jari jemarinya antara satu sama lain. Air mata yang ada di pelupuk matanya sebentar lagi pasti akan tumpah ketakutan tak ada tara.

"A-apa y-yang T-Tuan ingin saya lakukan?" Akhirnya Belia memberanikan diri untuk bertanya meski dengan nada bergetar hebat. Suaranya tidak begitu jelas di pendengaran.

"Kau tidak tahu apa yang ingin kau lakukan? Kau tidak tahu cara melayani seorang laki-laki di atas ranjang? Lalu apa yang kau tahu?" Elvan menyorot tajam Belia.

"M-maafkan saya, Tuan..." Belia semakin bergetar.

"Buka pakaianmu!" perintah Elvan dingin. Matanya menatap Belia lurus dan dingin.

Refleks Belia mundur ke belakang dan menutup tubuh menggunakan tangannya. "Tidak! Apa yang ingin Anda lakukan!"

"Kau masih ingin membuang-buang waktu saya?" Elvan mulai tampak hilang kesabaran dan mulai muak.

Belia tersadar dengan penolakannya dan kembali teringat apa yang dikatakan suaminya tadi sebelum dia masuk ke dalam kamar pria dihadapannya.

Air mata mulai kembali berjatuhan membasahi pipi mulusnya ketika berhadapan dengan situasi dimana dia langsung tidak bisa menolak ataupun memilih.

Ia kembali berdiri dihadapan Elvan dengan tangan bergetar mulai menyingkapi pakaiannya, perasaan malu, hancur, takut, bercampur aduk menjadi satu. Tiba-tiba dia menghentikan tangan ketika gamis yang sudah terbuka.

"T-tolong Tuan, jangan lakukan ini pada saya... Saya tidak bisa melakukan ini..." Lirih Belia masih memohon agar dia tidak akan menyesal seumur hidup.

"Buka! Tanpa sisa!" Tak peduli dengan perasaan wanita itu, Elvan kembali menyuruh Belia untuk membuka sisa pakaiannya.

Dengan tangis yang semakin deras Belia mulai membuka satu persatu pakaiannya tanpa sisa. Sekarang, dia tidak mengenakan sehelai benang pun. Ia berdiri di hadapan Elvan dengan perasaan yang malu luar biasa.

Belia menutup kedua netra dengan air mata semakin deras tak sanggup melihat dirinya yang benar-benar menyedihkan.

Elvan yang melihat kemulusan tubuh gadis yang berada di hadapannya mulai menyentuh tubuh wanita itu yang membuat nafas Belia memburu terasa jantungnya seperti ini copot dari tempat.

Air mata tak bisa dijelaskan lagi, rasa hancur dan tak ada arti dalam menjalani kehidupan.

***

Malam itu dihabiskan dengan panas dan penuh air mata. Belia merasa sangat tidak berdaya. Hidupnya sudah kotor.

Sambil menangis dan meremas selimut yang membalut tubuhnya, ia melihat Elvan memakai pakaiannya. Suara isak tangis menyedihkan terdengar pilu dari bibir mungil wanita polos duduk di atas ranjang memprihatinkan itu.

Elvan melirik Belia dan mulai melangkah kedua kalinya mendekati gadis yang menutupi wajahnya sembari menangis. Langkah kaki pria itu membuat Belia ketakutan, berpikir laki-laki tersebut ingin kembali menjamahnya.

Kasur tempat Belia duduk sedikit bergerak ketika pria itu duduk di pinggir kasur tersebut.

"J-angan... Cukup..." Lirihnya masih terdengar jelas.

Pria itu merogoh saku dan mengeluarkan sisa uang yang sudah dia janjikan pada Lion akan membayar lebih saat Belia masih seorang perawan.

"Ini sisa bayaran mu." kata Elvan menyimpan sisa uang di dekat Belia dengan mata menatap dalam wajah wanita yang terus ditutupi itu.

Tak ada jawaban dari Belia. Wanita itu tenggelam dalam tangisannya yang terdengar menyedihkan.

Elvan memilih kembali berdiri dari pinggir ranjang keluar dari kamar.

"Ya Allah... Aku tidak sanggup lagi untuk meneruskan hidup ini Ya Allah... Aku tidak ingin hidup dengan tubuh kotor ini..."

Belia masih menangis putus asa, lalu turun dari ranjang. Ia memakai kembali pakaiannya yang berserakan di lantai dengan tangan gemetar. Dengan pandangan kosong ia menatap ke arah jendela kamar hotel.

Ia berjalan dengan langkah kesulitan akibat sakit di bagian kewanitaannya. Kamar hotel ini berada di lantai 8. Pemandangan di bawah sana tampak ramai dari ketinggian ini.

Hidupnya sudah tidak berharga. Lebih baik, ia mengakhirinya di sini. Ia sudah tidak bisa memikirkan nasib kakaknya yang cacat, hidupnya sudah terlalu putus asa sekarang. Ia hanya ingin mengakhirinya di sini.

Belia meremas baju gamis lusuh yang dipakainya, lalu naik ke pembatas jendela. Setelah ini… hidupnya yang menyedihkan ini akan segera berakhir.

Brugh!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Inasopiah cctv
mashaAllah ...
goodnovel comment avatar
Liajumalia Jumalia200
Jangan putus asa Belia...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Wanita Bercadar Yang Ku Nodai    Mimpi

    "Menikahlah denganku." "Tidak! Aku tidak mau menikah denganmu! Kau itu laki-laki yang paling aku benci! Lalu untuk apa aku mau menikah denganmu!" Jawab Belia menatap Elvan yang mengajaknya menikah."Karena apa? Karena alasan seperti apa? Dan apa yang membuatmu begitu membenciku? Aku merasa sebelumnya kita tidak pernah ada masalah di antara satu sama lain, hingga bisa membuat kau membenci ku.." ucap Elvan.Belia langsung menarik cadar yang menutupi wajahnya selama ini memperlihatkan siapa dia yang sesungguhnya."Apa kau masih mengingat wajahku?" DEG"K-kau..." "Argh!" Belia langsung terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah."Belia? Ada apa?" Rosa menyentuh bahu wanita itu yang terbangun tiba-tiba dari tidurnya.Belia langsung melihat wajah Rosa, "T-tidak, a-aku tidak apa-apa." Belia mengedar pandangan, ternyata mereka berdua masih ada di halte bus. Semasa diusir tadi, mereka berdua tak tahu mau ke mana. Dan akhirnya mereka berakhir istirahat di halte bus. Tadinya Rosa

  • Wanita Bercadar Yang Ku Nodai    Aku Menyukaimu

    "Karena hatiku yang menginginkan untuk mengeluarkan mu dari semua bentuk penderitaan. Hatiku tidak suka melihat penderitaanmu... Dan apa yang aku lakukan itu, karena hatiku yang menginginkannya." Elvan berkata terang-terangan pada Belia, kalau dia memang memiliki rasa pada wanita itu.Sejenak kemudian Belia kaget, ia tidak mengerti kenapa Elvan berkata demikian.Apakah pria itu menyukainya? Atau hanya bentuk simpati? Belia tertawa miris saat mengingat perbuatan Elvan yang sudah merenggut kesuciannya."Apa Anda sedang bercanda? Apa yang ingin Anda katakan? Anda ingin bilang kalau saya itu sangat memprihatinkan begitu? Cih! Tidak usah sok kasihan sama saya!" Air mata bercucuran jatuh dari kedua matanya."Tidak, bukan karena prihatin." Jawab Elvan menatap Belia tanpa berkedip."Tapi karena aku menyukaimu." Tambah Elvan membuat Belia membeku.Mereka berdua sama-sama diam dengan kontak mata tanpa diputuskan. Masing-masing sibuk dengan perasaan.Cukup lama keduanya saling diam dan tatap m

  • Wanita Bercadar Yang Ku Nodai    Yang Mana Satu Dia?

    DEGBelia membeku melihat Alvan yang memakai pakaian dinas. Sedangkan Elvan memakai baju putih di dalam yang di lapisi jas berwarna silver di luar.Rosa tak beda jauh seperti Belia, dia juga kaget melihat kedua laki-laki yang begitu mirip itu.Jadi mereka kembar? Lalu? yang mana satu kemarin membeli Belia dari suaminya? Pikir Rosa pusing sendiri.Sedangkan Belia menatap kedua pria itu silih berganti dengan perasaan bingung dan benar-benar tidak tahu mana satu laki-laki malam itu?"Belia?" Sapa Elvan pada wanita itu.Belia tak menjawab, tapi terlihat jelas dari tatapan matanya. Kalau dia sedang keliru membedakan antara kedua laki-laki kembar di hadapannya.Dokter Alvan mengerutkan kedua alis."Belia? Belia putri paman Rama?" Tanya Alvan pada kakaknya.Elvan mengangguk tanpa mengalih pandangannya dari mata Belia. Belia sampai menunduk tak sanggup menatap mata Elvan yang seperti mengandung makna mendalam. Lalu yang mana satu laki-laki malam itu? Ayah biologis dari janin yang ada dala

  • Wanita Bercadar Yang Ku Nodai    DEG

    "Bagaimana bisa dia mempunyai jumlah uang yang aku minta. Di mana dia mendapatkan uang sebanyak itu?" Ujar Lion pada dirinya sendiri ketika ia benar-benar menemukan sebesar 5 miliar dalam saldonya."Aku kaya! Aku kaya!" Lion berteriak-teriak seperti orang gila senang melihat uang banyak."Tapi tunggu! Kalau begitu, aku tidak punya lagi pendapatan dari wanita itu! Cih! Bagaimana kalau uang ku sudah habis aku judi kan!" Pikirnya terdiam sejenak."Sepertinya, gadis banyak bacot kemarin itu masih seorang gadis.." ucapnya tersenyum penuh arti.Aku tahu apa yang akan aku lakukan!Drrt drrtTiba-tiba ponsel Lion berbunyi, mendapat panggilan dari nomor tak di kenali."Siapa?" Tit"Hel----" ucapan Lion terputus mendengar suara bariton dari seberang sana."Ceraikan istri mu. Kalau tidak, aku tidak akan segan-segan menunaikan ucapanku kemarin." Ucap Elvan dari seberang panggilan langsung menutup panggilan itu.Tangan Lion bergetar melihat latar ponselnya yang sudah mati."Dimana dia mendapa

  • Wanita Bercadar Yang Ku Nodai    Kaget

    "Sakit!" Kaget Rosa ketika ia memeriksa suhu tubuh Belia yang terasa begitu panas."Aku harus segera membawanya ke rumah sakit." Gumam Rosa berusaha memesan gojek melalui online.Usai gadis itu memesan gojek, ia pun memakaikan Belia jilbab dan juga cadar dengan hati-hati.Belia benar-benar seperti tak bisa menggerakkan tubuhnya. Suhu panas dalam diri wanita itu membuat Belia seperti tak sadarkan diri."Kenapa kau panas sekali seperti ini, Belia. Kau membuat aku benar-benar mengkhawatirkan kamu." Ucap Rosa berusaha memapah tubuh sahabatnya dengan air mata menitik.Rosa sangat menyayangi Belia, karena baginya Belia adalah satu-satu sahabat yang dia anggap sebagai keluarga. Rosa anak yang tumbuh di keluarga broken home. Kedua orang tuanya masing-masing sudah menikah. Dan dia memilih bekerja sendiri di minimarket serta hidup di kontrakan.Sebelumnya Rosa hidup bersama ibunya. Akan tetapi dia tidak suka dengan kakak laki-laki tirinya yang seperti menyukainya. Dan sering masuk ke dalam ka

  • Wanita Bercadar Yang Ku Nodai    5 Miliar

    Senyuman merekah terukir dari bibir Lion, ketika Elvan bertanya berapa harga yang Lion inginkan untuk membeli Belia.Tes tes tesTetes bening berjatuhan dari kedua kelopak mata Belia. Sungguh dia merasa, kalau ia tidak punya harga diri sama sekali. Di mana-mana semua laki-laki suka menghargakan dirinya dengan sejumlah uang.Apa begitu murahnya ia di mata semua orang? Apa menurut semua orang yang ada di sekelilingnya dia begitu tidak berharga? Apa orang-orang menilainya semurahan itu? Sungguh sangat tragis nasib hidupnya."Sungguh Anda yakin mampu membelinya? Karena saya menjual istri saya, tidak dengan uang sedikit.." ucap Lion lagi tak sabar ingin menyebutkan nominal uang yang sudah terbayang-bayang di otaknya."Berapapun itu, sama sekali bukan masalah bagiku, asalkan kau tidak akan pernah lagi munculkan dirimu di hadapan Belia, karena dengan kau menjualnya padaku, itu tandanya kau sudah tidak punya hak apa-apa lagi sebagai seorang suami untuknya.""Dan setelah kau menjualnya, mak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status