Share

Lembut pada Selingkuhan

“Maaf, aku hari ini enggak bisa jemput kamu. Biar aku telepon sopir kantor, ya, untuk jemput kamu. Tapi kalau kamu masih enggak enak badan, istirahat di rumah saja.”

Jadi selama ini, ia selalu berangkat kantor bersama wanita itu? Jadi jok yang kududuki ini adalah jok yang biasa ia duduki? Sebagai istri aku jarang sekali duduk di mobil bersamanya. Bahkan bisa dihitung momen-momen kami pergi berdua. Seringnya, aku pergi bersama anak-anak dengan sopir keluarga.

Oh, tiba-tiba pantatku merasa panas dan tak betah berlama-lama mendudukinya. Kupijit kening yang tiba-tiba pusing. Aku benci pada perasaan tak nyaman yang membuatku tak tenang. Mas Danu seolah tahu bahwa telepon wanita itu mempengaruhiku, sehingga mempercepat percakapannya.

“Honey, aku sedang nyetir. Aku matikan dulu, ya.”

Panggilan ‘honey’ untuk wanita itu, membuatku ingin meraung-raung dan membanting gawainya. Tapi keinginan itu hanya melintas di angan saja.

Kenapa bukan aku, wanita yang dipanggilnya semanis itu? Bukankah aku i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status