Share

Sihir Malam

“Cappucino,” ia menawarkan kopi lain yang dipegang tangan kirinya, “or you want Americano? Jangan khawatir, keduanya belum kuminum,” imbuhnya.

Karena tidak terlalu paham kopi, jadi aku menerima apa saja yang ia berikan. Toh, aku tidak terlalu suka kopi.

“Turun! Nonton dari dekat lebih nikmat!” ajaknya.

“Tidak, terima kasih. Aku ingin di sini saja.”

“Kalau begitu boleh aku masuk dan menemanimu sampai kopimu habis?”

Dua mata biru itu kembali hangat dan ramah. Sulit sekali menolaknya. Bukankah ini yang kuinginkan tadi? Sekedar minum kopi bagai teman baik. Belum ada 12 jam dan keinginan itu hampir terwujud. Haruskah aku menghindar lagi dan merasa sakit hati lagi?

Setan dalam diriku mengatakan, ‘Sekali saja mencoba. Mengapa tidak? Kamu juga butuh teman yang bisa membuatmu merasa senang.’

Daripada kami berada di dalam mobil berdua, lebih nyaman jika berbaur dengan orang-orang di trotoar yang asyik menikmati minuman dari mobile coffee yang berjajar di sepanjang jalan.

Mike tersenyum. Puas
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status