Share

Wanita Jahat

“Aku serius! Aku bisa melihat masa depan dari mimpi,” Keukeuh Cecilia sambil menatap Antonio sungguh-sungguh.

Namun walau bagaimanapun ia menatap pria itu, rupanya aura gelapnya tidak mengurang sedikit pun.

“Aku sudah berulang kali mendapati mimpi seperti itu dan semuanya nyata,” Cecilia memegang tangan Antonio dengan jemari yang mulai keriput karena terlalu lama berendam dalam air.

“Dan kau pikir aku akan percaya?” balas Antonio dengan aura suram yang semakin pekat.

Cecilia terdiam sejenak.

Wajar bila orang lain tidak mempercayainya karena mereka tidak mengalami apa yang Cecilia alami.

Ya, mungkin orang lain akan menganggapnya gila.

Tapi ini sungguhan, mimpi Cecilia adalah gambaran masa depannya.

“Aku pernah memimpikan ibuku sebelum dia meninggal, semua rangkaian hari itu sama seperti yang dimimpiku!” jelas Cecilia jujur.

Cecilia memejamkan matanya dengan alis yang menukik.

Kalimat yang tadi ia sebut seketika mengingatkannya pada kenangan pahit saat dirinya berusia 10 tahun.

Kenangan yang ingin sekali Cecilia lupakan namun semakin dia berusaha melupakannya, Cecilia semakin terbayang jelas saat dimana ibu tersayangnya menghembuskan nafas teraknir.

Cecilia menggelengkan kepalanya pelan.

Ini bukan saatnya untuk mengenang kenangan pahit tersebut.

“Aku melihat itu semua dua kali dan dua kali juga aku melihat bagaimana ibuku meregang nyawa. Tapi yang paling menyakitkan dari itu adalah aku yang tidak bisa menolong ibuku walaupun aku sudah tahu bagaimana akhirnya,” ungkap Cecilia dengan mata yang kembali meneteskan air mata.

“Walaupun aku sudah mencoba menolongnya, tapi tetap saja itu tidak bisa berubah.” Cecilia membuka matanya kembali lalu menatap Antonio dihadapannya.

“Apa kamu bisa menjelaskan kenapa itu bisa terjadi?”

Kini giliran Antonio yang terdiam oleh pertanyaan Cecilia. Dia pun tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Lalu apakah ini artinya apa yang dikatakan oleh Cecilia adalah nyata?

Tapi bagaimana mungkin masa depan yang rahasia itu bocor dari mimpi?

Ini memang aneh dan tidak masuk akal, tapi di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin.

Terlebih Antonio tidak melihat adanya kebohongan dari mulut gadis kecil di depannya ini.

Lama Antonio terdiam dengan mulut yang terkunci, hingga beberapa saat kemudian ia pun mengedipkan matanya sambil mengalihkan padangan ke sembarang arah.

Entah mengapa semakin lama Antonio menatap mata hijau Cecil itu, rasanya ia semakin terhipnotis hingga tidak bisa berkata-kata.

“Cepat bersihkan tubuhmu, jangan mati konyol hanya karena berendam terlalu lama!” ucap Antonio yang mengalihkan topik pembicaraan sambil meneggakkan tubuhnya.

Cecilia yang mendengar ucapan tersebut pun seketika langsung melihat jemari kecil nan lentiknya yang kini telah keriput parah karena kedinginan.

“T-tapi kamu belum menjawab pertanyaanku,” balas Cecilia sambil mendongakkan kepalanya keatas melihat Antonio yang kini berdiri.

“Bersihkan saja dulu tubuhmu,” ucap Antonio dingin sambil melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi.

Cecilia yang melihat Antonio berjalan pergi pun hanya bisa terdiam dengan tanpa ada niatan untuk mencegahnya.

Setelah sosok Antonio tidak terlihat lagi, seketika Cecilia pun merasakan kedinginan yang amat sangat hingga menusuk tulang dan bahkan kini tubuhnya pun mulai menggigil.

Dengan tubuh yang mulai menggigil, Cecilia pun mencoba bangkit dari duduknya untuk kemudian membersihkan diri.

‘Ah, dasar orang tampan yang menyebalkan! Setidaknya jika ingin melemparku ke dalam bak, isi dengan air hangat. Bukan air dingin seperti ini,” gerutu Cecilia dalam hati sambil berjalan menuju shower yang mengeluarkan air hangat.

Setelah beberapa menit, kegiatan mandi Cecilia pun selesai dan ia langsung mengeringkan tubuhnya dengan handuk yang tersedia.

Namun sesaat kemudian aktivitas mengeringkan tubuh itu terhenti saat Cecilia teringat sesuatu.

“Gawat! Bajuku basah semua, apa yang akan aku pakai nanti?” pekik Cecilia pelan sambil melihat bajunya yang kini berada di lantai dengan keadaan basah kuyup.

Cecilia mengeratkan pegangannya pada handuk yang ia pegang, syukurnya handuk tersebut bermodel jubah yang setidaknya dapat digunakan sementara untuk menutupi tubuhnya.

“Dasar pria menyebalkan, aku akan minta ganti rugi untuk mengganti bajuku!” ucapnya sambil menalikan tali handuk dipingganya.

Untuk sesaat, gadis itu ternyata lupa jika yang memulai ini semua adalah dirinya sendiri.

Dengan langkah yang cukup cepat, Cecilia pun keluar dari kamar mandi dan berniat untuk menagih ganti rugi atas bajunya yang basah.

Namun setelah beberapa langkah keluar kamar mandi, Cecilia seketika mematung saat melihat pemandangan indah di depannya.

Pria tampan bak pangeran negeri dongeng itu kini tengah terduduk diatas kursi dengan kaki yang menyilang ditambah dengan cahaya hangat dari lampu tidur di sebelahnya dan majalah bisnis yang sedang ia pegang, semua ini sungguh pemandangan yang langka sekali.

‘Jika ini mimpi, tolong jangan bangunkan aku. Ini adalah hal terindah yang pernah aku lihat,’ teriak Cecilia dalam hati sambil terus memandangi Antonio yang berada di depannya.

Antonio yang merasakan ada kehadiran orang lain pun menghentikan kegiatan membacanya lalu menatap Cecilia yang kini tengah mematung disana.

Sejenak Antonio pun terdiam melihat penampilan Cecil yang baru mandi itu.

Rambut coklat panjang yang basah, kulit putih mulus yang terlihat lembab dan sehat, serta tubuh kecil namun berisi dibagian tertentu.

Entah mengapa Antonio merasa jika Cecilia saat ini terlihat seksi namun manis juga.

Antonio mengalihkan tatapannya dengan cepat. Lagi-lagi ia merasa seperti terhipnotis jika terus memandangi gadis itu.

“Kemari,” ucapnya singkat sambil menaruh majalah yang ia pegang di nakas sampingnya.

Beberapa detik berlalu, namun Antonio belum juga mendengar jawaban dari orang yang dipanggilnya.

“Hei!” panggil Antonio dengan cukup keras sambil menatap Cecilia yang masih terdiam mematung.

Mendengar suara yang cukup keras itu, Cecilia pun terhenyak dari lamunannya.

“Ah, ya?” sahut Cecilia dengan sedikit salah tingkah.

“Kemari,” ulang Antonio dengan nada dinginnya.

“O-oh,” jawab Cecilia dengan patuh sambil melangkahkan kakinya mendekat pada Antonio.

“Siapa namamu?” tanya Antonio setelah gadis itu berhenti di depannya.

“Cecilia Van Persie.”

“Berapa umurmu?”

“18 tahun.”

Antonio tersenyum miring ketika mendengar jawaban tersebut. “18 tahun? Sungguh sangat berani ya?” ucapnya dengan nada seperti mencibir.

“Kau mau aku menjadi kekasihmu?” tanya Antonio setelahnya.

Mendengar pertanyaan tersebut, mata Cecilia pun membulat lalu kemudian menganggukkan kepalanya cepat.

“Kakak mau?” pekiknya dengan wajah yang penuh harap.

“Boleh saja. Tapi,” Antonio tersenyum kecil lalu menatap Cecilia dengan tatapan yang penuh makna. “Tunjukkan padaku seberapa jahatnya dirimu, aku akan menilai. Apakah layak atau tidak!” lanjutnya dengan senyum licik.

Sesaat Cecilia pun terdiam.

Menjadi jahat?

Apakah ada orang yang mau memiliki kekasih seorang penjahat?

Cecilia sungguh tidak paham dengan maksud dari perkataan Antonio.

“T-tapi kenapa harus jahat?” tanya Cecilia bingung.

‘Bukankah selama ini setiap orang bercita-cita untuk mencari pasangan yang baik dan penuh kasih sayang? Tapi mengapa dia berbeda?’ lanjut Cecilia dalam hati.

“Aku tidak perlu wanita yang manja dan hanya bergantung pada pria, aku memerlukan seorang wanita jahat dan tegas yang dapat membuat tunduk orang lain hanya dengan pandangannya.”

Antonio menyilangkan tangannya didada dengan mata yang terus tertuju pada Cecilia. “Juga wanita yang bisa berdiri dengan atau tanpa pria disisinya.”

“Kenapa?” tanya Cecilia lagi dengan polosnya.

“Karena aku butuh seseorang yang sejajar denganku,”

“Sejajar denganmu?” Cecilia terdiam sejenak.

Entah mengapa Cecilia merasa kata-kata tersebut terdengar sangat angkuh seolah mengatakan jika dirinya adalah bukan orang biasa.

Ah, ya. Cecilia baru ingat.

Sampai saat ini dia bahkan tidak mengetahui siapa pria dihadapannya ini.

Semua kejadian malam ini berlalu begitu cepat sehingga ia melupakan poin kecil tersebut.

“Siapa kamu sebenarnya?” tanya Cecilia sambil menatap dalam manik coklat pria di depannya ini.

“Aku.” Pria itu dengan sengaja menghentikan ucapannya dan kemudian menarik tangan Cecilia hingga membuat gadis itu mendekat padanya.

“Antonio Guzman,” lanjutnya dengan suara beratnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status