Share

Kakak Tampan

Bugh!

Sebuah pukulan keras terdengar jelas di telinga Cecilia, beriringan dengan suara itu beruang hitam didepannya ini perlahan mulai melepaskan cengkramannya.

Perlahan Cecilia pun membuka matanya untuk melihat apa yang terjadi.

Dan seketika manik hijau itu pun membulat saat melihat pria pemandangan dihadapannya.

“Menjijikan sekali melihat makhluk sepertimu secara langsung,” ucap pria itu dengan wajah datar sambil mengelap tangan miliknya yang dipakai untuk memukul itu dengan kain.

“Akhh… siapa kamu? Beraninya kau mengganggu kesenanganku!” geram si beruang hitam sambil bangkit dari duduknya dan menghampiri pria yang memukulnya itu.

“Pergi sekarang atau aku akan memukulmu lagi,” balas pria itu dengan nada yang masih tetap datar namun kini semakin menusuk.

Tangan beruang hitam itu pun mengepal dan wajahnya menunjukkan raut marah.

“Kau yang seharusnya pergi dari sini, ak-“

Bugh!

Belum sempat beruang hitam itu menyelesaikan ucapannya, satu tendangan kaki telah mendahuluinya dan membuat beruang itu Kembali tersungkur di lantai.

“Aku sudah memperingatimu,” ucap pria yang memberi tendangan maut itu dengan tatapan mata yang tajam.

Perlahan pria itu pun berjalan menuju beruang hitam seolah bersiap untuk melayangkan tendangan lagi.

“A-ampun! Aku akan pergi dari sini sekarang,” ucap pria gempal itu dengan wajah ketakutan sambil bangkit dengan tergesa-gesa lalu kemudian melarikan diri.

Melihat kepergian orang itu, pria penolong Cecilia pun menolehkan pandangannya dan seketika melihat gadis itu tengah menatapnya dengan mata berbinar.

“Kakak tampan, siapa namamu?” tanya Cecilia dengan wajah yang tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya.

Mata tegas, alis yang tebal nan rapih, garis rahang yang sempurna, kulit sawo matang yang eksotis dan tubuh tinggi berotot.

Wanita mana yang tidak akan terbius dengan ketampanan pria ini?

Ya, begitu juga Cecilia yang saat ini tersihir dengan ketampanan itu.

Pria itu memundurkan tubuhnya beberapa langkah menjauh dari Cecilia, entah mengapa ia merasa aneh dengan tatapan seperti itu.

“Apa kamu tidak akan berterima kasih padaku?” tanya pria itu balik dengan nada datarnya.

Cecilia menyunggingkan senyum lebarnya sambil berjalan mendekati pria tersebut.

“Cecil sangat berterima kasih pada kakak,” Cecilia menatap pria itu dengan mata berbinarnya. “Jadi siapa nama kakak?” ulangnya yang masih belum mendapat jawaban.

“Itu tidak penting!” jawab pria itu dengan dingin.

Mendapati jawaban seperti itu tidaklah membuat Cecilia berhenti, gadis itu malah semakin mendekatkan diri pada pria tersebut.

“Kakak tampan, maukah kau menjadi kekasihku?” ucap Cecilia dengan lancar dan langsung pada intinya tanpa berpikir dua kali.

Telihat satu alis pria itu terangkat saat mendengar ucapan yang tiba-tiba itu, tidak lama kemudian terdengar helaan nafas kecil dari mulutnya.

‘Rupanya dia gila. Tahu seperti ini aku tidak akan menolongnya,’ cibir pria itu dalam hati.

Tanpa berniat menjawab pertanyaan Cecilia, pria itu pun membalikkan badannya dan hendak melangkah pergi.

Namun belum kakinya diangkat, tanpa diduga Cecilia langsung memegang tangannya membuat dia Kembali menoleh dan mengurungkan niatnya.

“Kakak tam…” ucapan Cecilia terputus begitu saja saat ia merasakan ada sesuatu yang akan keluar dari mulutnya.

‘Ah, gawat. Aku akan muntah!’ jerit gadis itu dalam hati.

Pria tampan di depannya ini masih saja terdiam dengan wajah datarnya, namun wajah itu seketika berubah ketika mulut kecil Cecilia terbuka.

“Hoekk!”

Cecilia bersumpah ia sudah menahan untuk tidak muntah sebisa mungkin, namun dorongan dari dalam tubuhnya itu sangat kuat hingga ia tidak bisa menahannya lagi.

Dan kini isi dalam perutnya itu sudah berpindah ke jas hitam milik pria itu.

‘Bagaimana ini? Agh, Cecil kau sudah gila!’ umpat dirinya pada diri sendiri.

Beberapa saat Cecil dan pria itu pun mematung satu sama lain.

‘Agh, terserah. Mending aku pingsan sekarang!’ lanjut Cecil dalam hati dan langsung memejamkan mata serta menjatuhkan tubuhnya ke depan pria itu layaknya orang pingsan sungguhan.

Koridor bar yang tadi diisi dengan ocehan pun seketika menjadi sunyi senyap dan hanya menyisakan aroma asam dari tubuhnya. Perlahan tangan kekarnya itu pun mengepal dengan kening yang berkedut.

Dia, Antonio Guzman, seorang CEO perusahaan besar yang bergerak di berbagai bidang bisnis, tekenal sebagai orang yang dingin pada setiap wanita dan kejam pada lawan bisnisnya, malam ini mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari seorang gadis yang ia tolong.

Sungguh ironis sekali!

Jika tahu begini, Antonio seharusnya membiarkan gadis yang menyebut dirinya Cecil ini diganggu oleh pria menjijikan itu.

Tapi entah kemasukan jin apa, tubuh Antonio seolah bergerak dengan sendirinya untuk membantu.

Setelah beberapa saat terdiam, Antonio pun memejamkan matanya sejenak sambil menghela nafas panjang.

Setelah mengembalikan kesadaran dirinya, Antonio pun merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah ponsel hitam lalu memencet salah satu nomor kontak yang berada disana.

“Pesankan aku satu kamar di bar ini dan bawakan satu setel baju ganti!” ucap Antonio tanpa basa basi ketika sambungan telepon mereka tersambung.

Antonio terdiam sejenak sambil mengarahkan pandangannya menuju Cecilia yang tengah pingsan di depannya.

“Bawakan juga baju wanita ukuran M,” lanjutnya kemudian sambil langsung menutup sambungan telepon mereka.

***

Riak air yang berasal dari kamar mandi pun terdengar dengan jelas di telinga Cecilia, perlahan ia pun membuka matanya dengan takut-takut.

Sesaat setelah matanya terbuka dan memastikan keadaan aman, Cecilia pun menghela nafas yang sedikit lega.

Namun perasaan cemasnya pun kembali muncul ketika riak air di kamar mandi itu terhenti.

“Gawat, gawat! Apa yang harus aku lakukan?!” pekik Cecilia kecil saat menyadari jika pria itu akan segera keluar dari kamar mandi.

Cecilia akui sedari tadi dia hanya berpura-pura pingsan saja, awalnya ia kira dengan pingsan maka pria itu akan meninggalkannya begitu saja dan dia bisa kabur setelahnya.

Tapi siapa yang sangka jika pada akhirnya dia malah membawa Cecilia ke dalam kamar!

Argh, malam ini benar-benar kacau!

Setelah pria itu keluar nanti, apa yang akan dia lakukan padanya?

Apakah pria itu akan melakukan hal yang sama dengan beruang hitam tadi?

Hem, tetapi kalau dipikir-pikir jika pria setampan itu yang tidur dengan Cecilia sepertinya tidak akan rugi juga.

Plak!

Cecilia menampar dirinya sendiri lalu kemudian menggelengkan kepala dengan cepat.

“Hentikan pikiran kotormu itu, Cecil. Ini bukan saat yang tepat!” seru dirinya sendiri.

“Ayo pikirkan apa yang harus aku lakukan saat ini,” lanjutnya sambil berusaha memikirkan jalan keluar.

Suara decit pintu terbuka pun terdengar oleh telinga Cecilia, membuat jantung dirinya berdegup kencang karena cemas.

Perlahan suara langkah kaki pun mulai mendekat diiringi oleh keringat dingin yang mulai keluar dari pelipisnya.

‘Karena aku telah melakukan perbuatan yang kurang ajar sejak awal, maka lakukanlah sampai akhir!’

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status