Share

Kegilaan Cecilia

Langkah lebar Antonio seketika terhenti dengan mata datar yang lurus menatap ke arah ranjang, tangan yang sebelumnya ia gunakan untuk mengeringkan rambut pun saat ini ikut terhenti dan terpaku sejenak.

‘Apa yang sebenarnya gadis gila itu lakukan?’ pikir Antonio dalam hati sambil terus memandang Cecilia yang kini tengah berbaring diatas ranjang dengan posisi tangan menopang kepala dan tubuh yang meliuk-liuk layaknya model seksi di majalah dewasa.

Perlahan tangan kanan Cecilia yang bebas itu terangkat mengarah pada Antonio dan jari lentiknya itu mulai melambai-lambai seolah mengisyaratkan pada Antonio untuk mendekat padanya.

Wajah cantik nan manis itu pun kini berubah menjadi nakal dan menggoda.

Namun pada kenyataanya, jauh di lubuk hati Cecilia yang paling dalam dirinya merasakan malu yang begitu dahsyat.

Jujur ini adalah kali pertamanya ia melakukan hal sekurang ajar ini!

‘Kamu sudah gila, Cecil!’ teriak batin dalam hati.

Ingin rasanya ia pergi jauh dari tempat ini, namun iika ia pergi bagaimana dengan nasib masa depannya nanti?

Ia lebih tidak rela jika harus menjadi barang yang dijual ayahnya, maka biarkanlah malam ini ia malu setengah mati.

Setelah beberapa saat terdiam, Antonio pun kini mulai bergerak kembali. Dengan wajah datar dan dinginnya itu, ia pun melangkahkan kakinya mendekat pada Cecilia.

Melihat kedatangan Antonio yang semakin mendekat, entah mengapa membuat detak jantung Cecilia menjadi tidak beraturan.

Ada orang bilang jika jantung berdetak kencang itu artinya sedang merasakan cinta.

Tapi menurut Cecil itu salah.

Jantung yang berdetak kencang ini bukan menandakan cinta, tapi kecemasan!

‘Apakah ini akhir dari keperawananku?’ ringis batin Cecilia dalam hati.

Ah, ya. Walau bagaimana pun ini adalah akibat dari apa yang telah dirinya lakukan.

Cecil sendiri lah yah yang menciptakan kesempatan bagi pria itu untuk mencicipi tubuhnya.

Bagai kucing yang diberi ikan, kucing mana yang akan menolaknya?

Tapi mau dipikir berapa kali pun, memang ini akan lebih baik dilakukan dengan pria di depannya ini untuk pertama kali dari pada dengan pria tua di dalam mimpi masa depannya itu.

‘Baiklah. Kemari, kakak tampan! Aku akan menerimanya,’ ujar Cecilia dalam hati.

Antonio menghentikan langkahnya tepat di depan Cecilia yang tengah berbaring.

Tatapan mereka bertemu satu sama lain dengan pikiran masing-masing yang jauh berbeda.

“Kakak tam… Akhhh!” belum sempat Cecilia memanggil Antonio, ia dikejutkan dengan perlakuan Antonio yang tiba-tiba mengangkat tubuhnya dari atas ranjang.

“Apa yang kamu lakukan?” pekik Cecilia lagi yang kini sudah berada di pundak Antonio sambil sedikit meronta-ronta.

Setidaknya jika Antonio mengangkat dirinya seperti di film-film romantis, mungkin saja Cecilia tidak akan banyak berontak.

Tapi apa ini?

Cecilia diangkat bagaikan karung yang tidak berarti.

Ini sangat tidak romantis!

“Kakak tampan, apa yang kamu lakukan?” tanya Cecilia lagi dengan sedikit berteriak.

“Menyadarkan orang gila!” jawab Antonio seadanya lalu kemudian berjalan menuju arah kamar mandi lagi.

‘Tunggu, apa artinya ucapan tadi? Orang gila? Siapa orang gila disini?’

Byurr!

“Akhh!”

Belum sempat Cecilia mencerna ucapan Antonio, kini dirinya pun semakin terkejut ketika mendapati tubuhnya yang sudah berada di bathtub penuh dengan air.

“Sadarlah, gadis gila!” ucap Antonio dengan tatapan datarnya dan tajam.

Mendengar ucapan itu seketika Cecilia terdiam mematung dengan kepala yang tertunduk.

‘Oh, orang gila yang dia maksud adalah aku, ya…’

Perlahan sudut bibir Cecilia pun naik dan menyunggingkan senyum getir.

Cecilia akui dirinya saat ini sedang gila.

Dan pria mana yang mau bersama dengan orang gila sepertinya?

Tapi sebenarnya apa salahnya? Cecilia hanya ingin mengubah masa depannya. Apakah itu suatu pelanggaran?

Kelebihan dapat mengetahui masa depan lewat mimpi ini benar-benar menyiksa dirinya.

Mungkin akan lebih baik jika dirinya adalah manusia normal biasa yang tidak mengetahui apapun tentang masa depan.

Mungkin jika Cecilia tidak memiliki kelebihan ini dia tidak akan stress setiap hari.

Dan mungkin akan lebih baik jika mimpi yang diberikan padanya adalah masa depan yang indah, bukan masa depan buruk seperti yang selalu ia mimpikan selama ini.

“Maaf,” Cecilia menarik pandangannya ke atas tepat dimana mata Antonio berada. “Aku minta maaf,” ucapnya lagi dengan air mata yang kini mengalir dari manik hijau Cecilia.

“Aku tahu apa yang aku lakukan ini salah, tapi aku tidak tahu lagi harus bagaimana!” Cecilia menutup matanya yang terus mengeluarkan air mata itu.

Kesedihan yang Cecilia pendam selama ini tergambar jelas diwajahnya sekarang.

Antonio akui dirinya cukup terkejut saat melihat perubahan emosi drastis ini. Terlebih dirinya tidak menyangka jika wajah yang sejak tadi menampilkan kekonyolan kini berubah menjadi kesedihan.

Awalnya Antonio kira jika Cecil adalah orang yang dikirimkan oleh Rosa, ibu tirinya yang selama ini selalu mendorong dirinya untuk memiliki kekasih.

Namun ketika melihat sifat labil yang Cecil perlihatkan sejak awal, Antonio pikir jika Cecil bukanlah salah satu dari mereka.

Sebenarnya apa yang telah dilalui gadis ini di usia muda hingga menyimpan kesedihan yang amat sangat ini?

Antonio yang sejak tadi berdiri, kini memutuskan untuk mensejajarkan dirinya dengan Cecil yang terduduk di bathtub.

“Apa kesalahanmu?” tanya Antonio dengan masih menggunakan nada datarnya.

Dengan tangisan yang terus berlanjut, Cecilia pun menjawab pertanyaan Antonio.

“A-aku telah mengotori bajumu, berbuat kurang ajar dan tidak senonoh!”

“Kenapa kamu melakukan itu?”

Mendengar pertanyaan itu, Cecilia pun terdiam sejenak sambil menatap Antonio yang kini berada tepat di hadapannya.

“Karena aku tidak ingin dijual oleh ayahku,” Cecilia meremas pakaian miliknya yang sudah basah terendam oleh air.

“Aku tidak masalah jika harus diperlakukan hina oleh mereka, aku tidak peduli seberapa beratnya pekerjaan yang mereka kasih untukku. Tapi aku tidak terima jika dia menjualku hanya untuk melunasi hutangnya,” Cecillia semakin mengeratkan genggamannya pada gaun hitam yang ia pakai.

“Aku hanya ingin mencari pria yang bisa menolongku untuk mencegah masa depan itu terjadi,” Cecilia menyeka wajahnya yang penuh dengan air matanya.

“Aku tahu yang aku lakukan padamu itu salah, tapi aku benar-benar tidak tahu apa yang harus kulakukan!” ungkap Cecilia dengan sambil menatap Antonio di depannya.

Mendengar cerita singkat hidup Cecilia tersebut, Antonio pun terdiam cukup lama sambil terus menatap mata Cecilia yang sembab tersebut.

“Kapan ayahmu akan menjualmu?” tanya Antonio setelah beberapa saat terdiam.

Kali ini Cecilia terdiam beberapa saat.

Untuk pertanyaan Antonio tersebut ia cukup bingung menjawabnya, karena tidak ada waktu pasti kapan masa depan itu akan terjadi. Namun yang pasti itu akan terjadi 2 atau 3 bulan kedepan.

“A-aku tidak tahu,” jawab Cecilia jujur sambil mengedipkan beberapa kali matanya.

Alis tebal Antonio itu pun menukik tajam saat mendengar jawaban tersebut.

“Kau tidak tahu?”

Cecilia mengangguk pelan.

“Lalu bagaimana kau tahu itu akan terjadi?”

“Lewat mimpi,” balas Cecilia dengan polos.

Seketika rasa iba yang tadi hinggap di hati Antonio pun terhempas begitu saja.

“Apa kau mau ku masukkan ke Rumah Sakit Jiwa?” geram Antonio dengan wajah yang suram dan menakutkan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status