Share

Dia Datang

Mbak Hasna memutar roda kursinya dan mendekati ami memeluknya bersamaku.

“Ngapunten nggih Mi, Hasna selalu ngrepotin Ami, Hasna selalu minta tolong sama Ami.”

“Mbak Hasna ndak boleh ngomong seperti itu, kalian anak-anak Ami ndak ngerepotin Ami, Nak.” Ami mencium pucuk kepalaku dan Mbak Hasna bergantian. “Nduk, kalian saudara, kalian lahir dari rahim dan titisan yang sama. Hanya berbeda beberapa menit. Ingat pesan Ami, apapun yang terjadi jangan pernah bertengkar, kalian harus saling melindungi, yo Nduk.”

Aku dan Mbak Hasna sama-sama mengangguk dalam dekapan ami.

“Udah, Ami ndak boleh seperti itu, kasihan anak-anak kalau nanti sampai kepikiran," kata abi menghentikan acara haru kami.

“Besok, keluarga Umik sama Abah akan datang. Halwa, ingat Nduk, ingat yang Ami katakan, kalian saudara, jangan egois dan apapun yang terjadi jangan saling menjatuhkan. Dik Halwa di jaga sikapnya, meski Umik dan Abah sudah seperti orang tuamu, tetapi mereka tetap mertua Nduk, kalian harus lebih menjaga sika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status