로그인"Kabar bahagia sekaligus mengejutkan datang dari artis papan atas, Gita Yosani!" suara ceria host acara gosip selebriti terdengar dari layar televisi.
Savita duduk memandangi layar dengan tatapan kosong. Ditampilkan potongan video Gita beserta unggahan pernyataan resmi di laman pribadinya.
"Ya, ini benar-benar mengejutkan. Gita Yosani, artis cantik yang dikenal sangat tertutup soal kehidupan asmaranya, tiba-tiba mengumumkan pernikahan!"
Host wanita berpenampilan kasual itu tersenyum lebar, suaranya riang dan ringan.
"Dalam unggahan tersebut, Gita hanya menulis caption singkat sambil mengenakan gaun pengantin putih. Namun, dia tidak menandai siapa pun. Hal ini tentu saja membuat para penggemar penasaran dengan sosok pria yang berhasil mempersuntingnya."
Dua hari lalu, setelah Savita mengizinkan Mahendra menikahi Gita, pria itu langsung mempersiapkan segalanya tanpa menunda. Dan kemarin, Gita resmi mengumumkan pernikahannya di media sosial.
Suara host kembali terdengar, "Mari kita lihat bagaimana tanggapan para penggemar setelah kabar mengejutkan ini tersebar."
Layar menampilkan unggahan Gita yang dipenuhi ribuan komentar.
"Wah, ternyata ramai sekali! Banyak yang memperdebatkan siapa sosok suami dari sang artis. Ada yang menduga Gita menikah diam-diam dengan seseorang dari kalangan bisnis atau dari dunia hiburan," ucap sang host.
"Namun hingga saat ini, Gita belum memberikan tanggapan apa pun."
Savita mematikan televisi. Suara riuh berganti keheningan yang menyesakkan. Dia beranjak dari sofa, langkahnya pelan, matanya kosong. Hampir semua media membicarakan hal yang sama, pernikahan Gita.
Dalam hati, Savita bertanya-tanya, bagaimana reaksi orang-orang jika tahu bahwa idola mereka sebenarnya adalah orang kedua dalam pernikahan seseorang?
Saat hendak naik ke lantai dua. Namun, suara Mahendra terdengar dari belakang.
"Savita," panggilnya.
Savita menoleh. Di belakangnya, Mahendra berdiri bersama Gita. Mereka baru kembali dari rumah sakit. Sebelumnya, Mahendra bilang akan mengantar Gita untuk pemeriksaan kandungan.
"Kabar pernikahan Gita sudah tersebar," kata Mahendra, memandangi Savita. Wajahnya sama sekali tak menunjukkan rasa bersalah. "Tapi kamu tenang saja. Enggak akan ada yang tahu kalau aku suami Gita."
Savita tidak peduli jika dunia tahu, karena bukan dia yang dirugikan. Hanya saja saat ini dia terlalu lelah untuk membahas apa pun.
"Hmm, iya. Aku mau istirahat sekarang," balas Savita pelan.
Sejak pulang dari rumah sakit, tubuhnya terasa mudah lelah. Savita berbalik menuju tangga, meninggalkan Mahendra dan Gita. Sejak kejadian itu, dia belum pernah benar-benar berbicara nyaman dengan Mahendra. Bahkan tentang penyakitnya pun belum dia ceritakan.
Begitu tiba di kamar, Savita langsung merebahkan diri dan tertidur. Saat terbangun, langit sudah gelap.
Turun ke bawah, pandangannya tertuju ke ruang tengah. Di sana, Mahendra, Gita, dan Kaivan duduk bersama.
"Mama," panggil Kaivan begitu melihatnya, berlari kecil mendekat.
Gita yang tadinya tertawa, langsung diam. Tatapannya kepada Savita seolah baru saja melihat singa keluar kandang.
"Mama, kami sedang lihat foto adik perempuan yang masih di perut," ucap Kaivan sambil menunjukkan selembar foto USG berwarna abu kehitaman pada Savita.
Savita memandangi gambar itu. Ada rasa sesak yang menekan dadanya, tapi melihat wajah ceria putranya, dia memaksa tersenyum.
"Kamu senang?" tanyanya lembut.
Kaivan mengangguk semangat. "Iya! Aku nggak sabar nunggu adik perempuanku lahir."
Dada Savita terasa diremas kuat. Dia sadar, pilihan menyakitkan ini mungkin memang yang terbaik demi kebahagiaan putranya.
"Mama mau ke dapur, mau ambil minum," kata Savita pelan, mencoba menghindar.
Mendengar kata 'minum', mata Kaivan membulat. "Mama buatkan susu coklat juga, ya!"
Savita mengangguk, lalu berjalan ke dapur. Sebelum pergi, sempat-sempatnya dia menatap sekilas ke arah Mahendra dan Gita. Tatapan yang dingin tapi penuh makna.
Tak lama kemudian, Savita kembali membawa nampan berisi segelas susu hangat dan sepiring kue kering. Di ruang tengah kini hanya ada Kaivan yang sibuk bermain mobil-mobilan.
"Kaivan, ini susu dan cemilannya. Mama mau naik ke atas," ucapnya sambil meletakkan nampan di meja.
Kaivan menoleh, tersenyum cerah, lalu mengucapkan terima kasih.
Begitu masuk ke kamar, Savita sempat tertegun. Mahendra duduk di sofa tunggal di sudut ruangan, seperti sudah menunggunya sejak tadi.
Mahendra beranjak, lalu melangkah mendekat. Suaranya serius. "Savita, ada yang mau kusampaikan sama kamu."
Udara di kamar seketika berubah. Dingin, menekan, dan menyesakkan. Bahkan penghangat ruangan pun terasa menusuk, bukannya menenangkan.
"Ada apa?" tanya Savita dengan alis berkerut. Dalam hati, dia merasa pria di hadapannya kini bukan lagi Mahendra yang dulu dia kenal.
Mahendra berdeham. Tatapannya berubah dari serius menjadi tegas. “Kuminta padamu bersikap baiklah pada Gita.”
Ucapan itu membuat Savita tidak lantas menjawab. Sebaliknya, dialihkan tatapannya ke arah lain. Permintaan itu sulit baginya untuk dipenuhi.
“Kami akan menikah dan tinggal di rumah ini.”
Savita mengalihkan tatapannya pada Mahendra kini. Dia tidak memikirkan hal itu. Tinggal bersama Gita. Satu atap.
“Bi,” panggil Savita. “Buat saya saja smoothiesnya.”Bi Uti meletakkan smoothies di depan Savita. “Silakan, Nyonya.” Bi Uti berkata dengan gugup.Savita mengangguk seraya memasang senyumnya. Setidaknya dia mencoba untuk tersenyum pada Bi Uti.“Oiya!” Gita berseru kemudian. “Mbak maaf ya. Aku nggak buatin kamu sarapan. Aku nggak tau apa yang kamu suka.”Savita melihat Gita dengan mata sedikit menyipit.“Nggak apa-apa.” Savita menjawab kaku. “Saya nggak biasa sarapan berat kalau pagi. Biasanya makan roti saja.”“Oh,” balas Gita. “Rotinya habis, Mbak. Maaf ya.”Savita menahan mulutnya untuk berkata pedas pada Gita. Dia hanya memasang senyum kakunya lagi. Menurutnya, Gita memang sedang menguji emosinya.“Semal
“Sayang, sudah bangun?”Suara berat itu terdengar saat Savita sedang merapikan rambutnya. Savita tidak menjawab. Dia kembali memulas bedak di wajahnya secara tipis-tipis.“Aku tunggu di ruang makan ya. Kaivan sudah bangun juga.”Savita melihat dari balik pintu yang tertutup itu, Mahendra bergerak menjauh. Savita meletakkan bedaknya di atas meja rias lalu menghela napas. Dia teringat kejadian kemarin. Keputusan Mahendra untuk segera menikahi Gita. Pernikahan itu terjadi kemarin di kantor KUA.Savita melihat betapa orang tua Gita begitu senang ketika tahu putrinya akan menikahi Mahendra. Katanya mereka menerima segala keputusan anaknya.Savita menelan ludah. Ditutup wajahnya dengan kedua tangannya lalu menghela napas. Setelah menikah kemarin, Mahendra berkata padanya bahwa dia akan tidur di rumah Gita untuk semalam. Savita tidak bisa berbuat apa-apa.“Beruntung kemarin Kaivan nggak ikut.” Gumam Savita.Kaivan kemarin merengek ingin ke rumah nenek Citra. Savita tersenyum senang menanggap
“Ma, aku pulang, ya.” Savita menyandang tasnya lalu berdiri dari duduknya di ruang makan.“Kenapa buru-buru, Vita? Papamu paling sebentar lagi pulang.” Citra ikut berdiri lalu mengikuti Savita yang berjalan menuju ruang depan.Hari masih pagi. Savita memutuskan untuk menginap di rumah itu. Sepanjang malam, Savita tidak bisa tidur. Mahendra tidak meneleponnya sama sekali dan itu pertanda bahwa Kaivan tidak mencarinya. Savita mengirim pesan singkat semalam. menanyakan kabar Kaivan akan tetapi tidak ada balasan dari Mahendra sampai pagi tiba. Savita menatap sekilas jam tangannya. Pukul 05.30 pagi. “Kaivan kan besok sekolah, Ma.” Savita menjawab ringan. “Aku harus pastikan semua keperluannya lengkap. Kalau nggak begitu, nanti ada yang ketinggalan.” Imbuhnya lagi.“Oh yasudah.” Citra mengangguk paham. “Hati-hati di jalan.”Savita mengendarai mobilnya perlahan. Diperhatikannya Citra melambaikan tangan seraya tersenyum. Tangan Savita terulur menyalakan radio. Suara penyiar radio yang ceri
“Apa kabar, Sayang?” Citra memeluk singkat Savita. Kemudian diperhatikan putri semata wayangnya itu saksama. “Kamu kurusan.”Savita tersenyum tipis.“Dan agak pucat.” Citra kembali berbicara. “Mungkin aku kelelahan, Ma.” Savita berkata pelan tanpa melihat mata Citra. Dia khawatir saat melihat mata Mamanya, maka pertahanannya runtuh seketika. “Yuk masuk.” Citra mengajak putrinya masuk ke dalam rumah itu. Rumah yang ukurannya tidak terlalu besar. Hanya diisi oleh kedua orang tua Savita dan seorang asisten rumah tangga yang mengurusi segalanya. “Mahendra sibuk kerja ya?” tanya Citra saat membawa Savita ke ruang tengah. Savita mengangguk pelan. “Begitulah, Ma. Sibuk.”“Kalau nggak sibuk, ajak kemari. Sudah lama Mama nggak ketemu Mahendra.” Citra tersenyum. “Oiya,” ucapnya kemudian.“Ada apa, Ma?” tanya Savita saat melihat Mamanya seolah teringat sesuatu.“Kamu tau, kan, artis Gita Yohani?” Alis Savita naik. “Kenapa, Ma?” mendadak jantungnya berdebar. Dia takut Mamanya sudah tahu dar
“Bagaimana kabarmu, Nak? Baik-baik saja, kan?” Suara Citra, Ibunya, membuat Savita menutup mata. Dihela napasnya pelan lalu tersenyum.“Baik, Ma,” balas Savita. “Aku lagi di sekolahan Kaivan.”“Loh, Kaivan bukannya ada mobil antar jemputnya dari sekolah kan, Vita?” terdengar suara heran dari Citra. Savita mengangguk masih tersenyum. Dia senang mendengar suara Ibunya walau dari sambungan telepon. Saat ini dia sedang menunggu di dalam mobil, di depan sekolah Kaivan. “Iya, Ma. Ada. Cuma aku lagi pengen aja jemput,” balasnya. Diperhatikan jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktunya masih jauh dari jam jemput. Masih ada dua jam lagi. Savita butuh keluar dari rumah itu sebab di rumah tersebut ada Gita. Dia sedang tidak ingin bersama dengan Gita satu atap untuk sekarang.“Kamu belum jawab pertanyaan Mama. Kamu baik-baik aja?”Senyum Savita memudar. Ditahannya air mata agar tidak jatuh. Mendadak dadanya terasa sakit hingga dia bahkan hampir sulit bernapas. Perlahan, dia membuka
"Kabar bahagia sekaligus mengejutkan datang dari artis papan atas, Gita Yosani!" suara ceria host acara gosip selebriti terdengar dari layar televisi.Savita duduk memandangi layar dengan tatapan kosong. Ditampilkan potongan video Gita beserta unggahan pernyataan resmi di laman pribadinya."Ya, ini benar-benar mengejutkan. Gita Yosani, artis cantik yang dikenal sangat tertutup soal kehidupan asmaranya, tiba-tiba mengumumkan pernikahan!"Host wanita berpenampilan kasual itu tersenyum lebar, suaranya riang dan ringan."Dalam unggahan tersebut, Gita hanya menulis caption singkat sambil mengenakan gaun pengantin putih. Namun, dia tidak menandai siapa pun. Hal ini tentu saja membuat para penggemar penasaran dengan sosok pria yang berhasil mempersuntingnya."Dua hari lalu, setelah Savita mengizinkan Mahendra menikahi Gita, pria itu langsung mempersiapkan segalanya tanpa menunda. Dan kemarin, Gita resmi mengumumkan pernikahannya di media sosial.Suara host kembali terdengar, "Mari kita lihat







