Home / Rumah Tangga / Wanita Lain di Ranjang Suamiku / Bangkai yang Disembunyikan

Share

Bangkai yang Disembunyikan

Author: Nania Orchid
last update Huling Na-update: 2025-04-28 14:41:48

Aku semakin mendekatkan diri ke tembok kamar. Berharap, pendengaran ini salah. Namun, nyatanya telinga ini masih berfungsi dengan baik. Aku tak salah mengenali pemilik suara itu.

"Ternyata kamu jago, ya, Mas."

"Iya, dong."

Menjijikkan! Aku cukup paham maksud pembicaraan Mas Rendy dan Mbak Mira. Sungguh, aku tak terima dikhianati. Apalagi dengan orang yang dekat dan akrab denganku.

Aku mencoba tenang dan mengatur napas. Surprise ini harus dilanjutkan. Mas Rendy harus diberi pelajaran berharga karena berani mendua.

Aku mengeluarkan ponsel dari dalam tas dan mulai mencari riwayat panggilan dengan Mas Rendy. Setelah menemukan, aku pun langsung menghubunginya.

Sekuat tenaga aku menahan tangis dan amarah agar tak pecah. Aku harus bisa berpura-pura tak mengetahui semuanya.

"Halo, Mas. Kamu di mana?" tanyaku pada Mas Rendy dengan nada lembut mendayu. Padahal ingin sekali kumaki pria itu.

"Kan, kamu tau mas lagi bersihin rumah? Ada apa, sih?" Nada bicara Mas Rendy terdengar kesal. Ya, kesal karena aku sudah mengganggu kesenangannya bersama Mbak Mira.

"Buka pintu, dong. Aku udah di depan."

"Apa?! Kamu udah di depan? Bukannya kamu baru pulang besok?" Mas Rendy terdengar panik. Hmm ... dasar pria kurap, gatel. Kelabakan, kan kamu sekarang.

"Iya, kan mau kasi surprise. Buruan bukain pintu. Aku udah gak sabar ketemu kamu dan Chika."

"I-iya." Sambungan telepon terputus. Aku yakin saat ini Mas Rendy dan Mbak Mira panik bukan main. Mereka pasti bingung bagaimana cara menutupi aibnya yang menjijikkan agar jangan ketahuan.

"Hai, Sayang," sapa Mas Rendy setelah pintu rumah terbuka lebar. Wajahnya terlihat sekali sedang dilanda panik dan ketegangan. "Kamu, ya pinter banget bikin mas kaget," sambungnya. Kali ini dia berusaha untuk memelukku. Namun, dengan cepat aku menghindar.

"Jangan main peluk aja, dong, Mas," ucapku sambil menjauhkan tangannya. "Kamu bilang, kan lagi bersih-bersih. Aku nggak mau kena debu yang nempel di badan kamu." Sebenarnya itu hanya alasan. Mana mungkin aku mau disentuh oleh tangan yang baru saja menyentuh wanita lain. Jejak Mbak Mira pasti masih melekat di tubuh Mas Rendy. Hih ... najis!

Mas Rendy tampak kaget dengan sikapku. Namun, dia tak mau mempermasalahkannya. Dia memilih menarik koper dan masuk mengikuti langkahku.

"Chika, Bunda pulang! Chika!" panggilku pada Chika. Jujur aku penasaran di mana bocah berusia delapan tahun itu karena sejak tadi belum terlihat.

"Sayang, Chika lagi gak ada. Dia lagi nginep di rumah ibu."

"Nginep? Kok, kamu biarin? Kan, aku mau pulang."

"Katanya lagi kangen sama ibu. Makanya mas izinin dia nginep. Lagian, kan mas taunya kamu pulang besok."

Modus. Aku yakin, Mas Rendy sengaja mengantar Chika ke rumah Ibu agar bebas berduaan dengan Mbak Mira. Aku kenal anakku, dia tak dekat dengan ibunya Mas Rendy.

Ya, ibu mertuaku itu agak cerewet dan judes pada Chika. Itulah sebabnya Chika kurang betah bila berada di rumah neneknya.

Berbeda saat di rumah ibuku, Chika sangat betah dan susah diajak pulang. Namun, hanya sebentar Chika merasakan kasih sayang beliau. Sebab ibuku sudah berpulang sejak Chika berusia empat tahun.

"Sayang, kamu duduk aja dulu, ya," kata Mas Rendy ketika aku baru saja menyentuh gagang pintu kamar. Ya, kamarku dan Mas Rendy yang seharusnya menjadi privasi kami berdua, tapi Mas Rendy justru membawa orang asing masuk.

"Lho, kenapa, Mas? Aku, kan capek mau istirahat." Aku terus memainkan sandiwara meski rasanya ingin sekali mencakar wajah Mas Rendy sekarang juga.

"Itu ... anu ... kamarnya masih kotor. Banyak debu. Nanti kamu bersin-bersin." Mas Rendy gelagapan. Ternyata dia tak cukup pintar bermain peran.

"Oh, gitu. Ya, udah, aku mau taruh barang-barang aja."

"Biar mas aja." Mas Rendy sigap menahan tangan ini. "Kamu duduk aja. Biar mas yang bawa barang-barang kamu masuk," sambungnya seraya meraih tas tangan milikku.

Mas Rendy masuk ke kamar dan langsung buru-buru menutupnya. Kelihatan sekali dia menyembunyikan bangkai di dalam sana. Dia pikir aku tak tahu. Awas kamu Mas, akan aku beri pelajaran.

Mas Rendy pikir, aku adalah istri yang b0d0h. Yang bisa diboh0ngi sesuka hati. Sekarang, akan aku tunjukkan siapa aku.

"Mas, ada tamu," ujarku sedikit keras. Saat ini aku masih berdiri di depan kamar

"Siapa?" Mas Rendy menyahut dari dalam kamar. Aku yakin sekali saat ini dia sedang meminta Mbak Mira agar tetap sabar bersembunyi.

"Mbak Mira, nih nyariin. Katanya ada perlu!" jawabku dengan sangat lantang.

Mas Rendy pasti kebingungan sekarang. Dalam hitungan ketiga dia pasti akan keluar dari kamar dan bertanya padaku dengan wajah keheranan.

Satu, dua, tiga. Dan ....

"Mbak Mira nyariin aku?"

Benar, kan? Si kurap itu langsung keluar dari kamar. Dari gelagatnya tampak sekali dia bingung.

Aku mengangguk pelan sambil tersenyum penuh kepalsuan. Rasanya muak sekali melihat wajah Mas Rendy. Aku pikir, setelah tiga tahun tak bersua, kami akan memadu cinta. Namun nyatanya, ranj4ng kami sudah ternoda. Dan aku jijik tidur di sana.

Ah, terlalu puitis untuk menuliskan kekesalan ini. Intinya aku sudah tak tahan lagi untuk meredam 4m4rah yang sudah membuncah. Mas Rendy pikir aku robot pencari u4ng yang bisa dia peralat? Sementara dia dan wanita simpanannya bebas menikmati. Bullshit.

"Mana? Kok, nggak ada?" Mas Rendy celingukan. Aku jadi penasaran, apa, ya yang ada dalam ot4k pria itu sekarang?

"Masa segede itu kamu nggak lihat, Mas?" Aku masih ingin bermain-main dengan pria kurap itu.

"Maksudnya?"

"Nggak perlu tanya maksudku! Justru aku yang harusnya bertanya, apa maksudmu menyembunyikan Mbak Mira di kamar kita?!"

Bersambung ....

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Wanita Lain di Ranjang Suamiku    Tamu Tak Dikenal

    Berharap pada manusia akhirnya memang selalu kecewa. Aku tahu itu. Akan tetapi, sulit sekali menyadarkan diri ini agar tidak berharap lagi pada Mas Harris.Hah ... sudahlah. Kenyataannya memang menyakitkan. Aku harus ikhlas semua berakhir seperti ini. Lucunya, aku dan Mas Harris bahkan belum memulai sebuah hubungan, tapi semua sudah berantakan."Ojek, Mbak?" Tiba-tiba ada tukang ojek menawarkan dirinya. Sejak tadi aku memang berdiri di pinggir jalan."Ke jalan Tunas Harapan, ya, Pak," kataku sambil menghampiri tukang ojek tadi. Namun, baru saja aku hendak naik ke motor, seseorang menarik tangan ini."Anjani ...."Ternyata orang itu adalah Mas Harris. Pria yang kini berkemeja hitam itu menatapku lekat penuh arti. Kedua matanya terlihat merah dan berair. Sepertinya dia sedang berusaha keras menahan air matanya."Mas Harris ...." Aku terkejut melihat Mas Harris ada di hadapan. Rasanya tak percaya jika pria itu menyusulku. Apa mungkin diri ini sedang bermimpi? Atau halusinasi?Mas Harris

  • Wanita Lain di Ranjang Suamiku    Apakah Ini Akhirnya?

    Aku merasa takjub sekali ketika kaki ini menginjak pelataran rumah papanya Mas Harris. Bangunan megah yang terpampang di hadapan sudah cukup membuktikan bahwa keluarga Mas Harris bukan orang sembarangan.Lagi, aku merasa insecure. Apakah pantas diri ini bersanding dengan pria yang berasal dari keluarga berada? Anjani hanya wanita biasa. Tak ada kelebihan apa-apa."Anjani? Kok, bengong? Ayo." Mas Harris menepuk bahuku. Pria berkemeja hitam itu kemudian memberikan lengannya untuk aku gandeng."Selamat datang, Pak Harris. Tuan sudah menunggu di dalam. Mari silahkan masuk." Seorang pria berseragam satpam menyambut kami. Dari ucapannya, sepertinya Mas Harris sudah berjanji akan bertamu pada sang papa."Mas ... aku ...." Aku tak bisa untuk mengutarakan isi hati. Mas Harris sudah lebih dulu menggelengkan kepalanya."Mas ada di sini. Jangan takut," ucap Mas Harris menenangkan.Meski Mas Harris berkata seperti itu, tapi, jantung ini tetap saja berdebar-debar tak menentu. Ini kali pertama aku a

  • Wanita Lain di Ranjang Suamiku    Takut Melangkah

    "Iya, ya? Keknya itu mbak pelakor yang viral itu, deh." Lagi, kalimat yang sama kembali terdengar. Beberapa orang di taman ini ternyata tahu bahwa diri ini yang sedang viral di media sosial.Perasaan yang tadi bahagia, kini seketika berubah mendung kembali. Mas Harris yang saat ini masih menunggu jawaban dariku, bangkit dan berteriak, "Kalian semua yang ada di sini dengarkan saya! Wanita di samping saya ini namanya Anjani bukan mbak pelakor! Dia tidak merebut saya dari siapa pun! Silahkan kalian cari tau siapa itu Harris Atmaja Hadiwinata. Lihat biodatanya, apakah dia seseorang yang sudah memiliki pasangan. Berita yang viral itu hoax. Saya tegaskan sekali lagi, Anjani bukan pelakor! Jika saya mendengar lagi ada yang menyebutnya demikian, saya tidak segan-segan untuk membawanya ke ranah hukum!"Aku terperangah mendengar ucapan Mas Harris. Selama ini aku mengenalnya sangat lemah lembut dalam bertutur kata. Namun, ternyata dia bisa sangat tegas ketika membelaku."Kita pergi dari sini." M

  • Wanita Lain di Ranjang Suamiku    Perlakuan Romantis

    Mataku membulat sempurna mendengar penuturan Mas Harris. Tangan ini pun seketika reflek mendorongnya menjauh dariku. Pria itu benar-benar egois, dia bicara tanpa memikirkan bagaimana ke depannya."Anjani, kamu kenapa?" tanya Mas Harris tanpa rasa bersalah."Kamu yang kenapa, Mas? Kenapa kamu bilang besok kita akan menikah? Kita bahkan tidak memiliki hubungan apa-apa. Bagaimana mungkin besok kita menikah? Kamu pikir aku ini perempuan apa?"Mas Harris meraih tanganku. Namun, buru-buru aku mengibaskan tangannya. Aku benar-benar marah pada pria itu.Mas Harris menunduk. "Aku mencintaimu, Anjani. Sungguh," katanya setelah beberapa saat. Kini semua orang terdiam. Termasuk Dara. Mungkin mereka syok mendengar ungkapan hati Mas Harris barusan. "Kamu yang dari dulu mas inginkan. Kamu juga mencintai mas, kan?""Cukup, Harris! Tante benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran kamu! Dari segi apa pun, Dara lebih baik daripada Anjani. Tapi kenapa kamu memilih Anjani?""Karena cinta tidak butuh ka

  • Wanita Lain di Ranjang Suamiku    Larut dalam Masalah

    "Saudari Mira masih dirawat di rumah sakit Graha Yasmine, Bu Anjani. Kandungannya mengalami masalah."Aku harus menelan pil pahit ketika mendatangi lapas tempat di mana Mira ditahan. Ternyata wanita perebut mantan suamiku itu belum pulih keadaannya."Kalo begitu saya permisi, ya, Pak. Terima kasih informasinya." Aku pun bergegas pergi meninggalkan lapas tahanan dan berniat langsung menuju rumah sakit.Aku sudah izin terlambat datang bekerja pada Mas Harris dan sudah berkoordinasi dengan anggotaku. Semoga sebelum siang, aku sudah sampai di resort.***"Saudari Mira butuh istirahat yang cukup. Mohon tidak mengganggunya sekarang," kata dua orang polisi yang berjaga di pintu masuk ruang perawatan Mira.Aku seperti hampir putus asa. Namun, bukan Anjani namanya jika pantang menyerah. Setelah memohon dengan sungguh dan meyakinkan hanya bicara sepuluh menit, akhirnya aku diperbolehkan masuk ke ruang perawatan Mira."Aku tidak bisa lama di sini. Aku hanya ingin tau, di mana Mas Rendy? Bu Ida d

  • Wanita Lain di Ranjang Suamiku    Menghilangnya Mas Rendy

    "Lepaskan Dara, Ma! Dara nggak mau di sini!""Tapi kamu belum pulih, Dara! Mama nggak mau kamu kenapa-napa."Aku dan Mas Harris yang baru saja tiba di depan pintu ruang perawatan Dara, seketika langsung saling pandang setelah mendengar suara kegaduhan itu.Mas Harris tak langsung mengetuk pintu, dia malah menarik tanganku menjauh dari ruangan itu."Anjani, sebaiknya kamu jangan ikut masuk. Lebih baik kamu tunggu mas di kafetaria aja. Mas nggak mau bikin suasana di dalam tambah ribut."Aku berpikir, ada benarnya juga saran Mas Harris. "Ya, udah aku tunggu mas di kafetaria aja."Mas Harris langsung memintaku pergi secepatnya. Setelah itu dia pun mengetuk pintu ruang perawatan Dara.Aku masih tak habis pikir kenapa Dara sampai nekat mau bu nuh diri. Seharusnya, kan dia berpikir panjang sebelum bertindak. Benar kata orang, usia tidak menjamin kedewasaan.Mungkinkah apa yang dilakukan Dara ada hubungannya dengan Mas Harris? Wanita itu hilang akal sehat gara-gara Mas Harris mengakui aku seb

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status