Share

Kabur

"Aku tak mau menikah dengan kalian?" tolak Azalea beranjak pergi. 

"Tidak bisa? Kita sudah memberimu mahar kepada ibumu!" ucap salah satu dari mereka. 

"Tidak mau?" Azalea pun segera keluar dari rumahnya akan tetapi ditahan sang ibu. 

Dengan terpaksa gadis tesebut pun mendorong sang ibu sampai terjatuh dan berlari ke kencang mungkin. 

Dua kakek yang bernama Merdian dan Mahardika pun menelpon seseorang untuk menangkap Azalea. Keduanya benar-benar tak mau rugi. Sebisa mungkin harus mendapatkan gadis tersebut. 

Azalea benar-benar kabur dari rumah. Ia tak mau pulang. Sampai beberapa orang pun menggadang nya. Untunglah ia masih bisa kabur. Dalam pikirannya sekarang lari dan lari sampai ia pun menabrak seseorang. 

"Maaf-maaf," ucapnya tak melihat wajah dari orang yang Azalea tabrak. 

"Lea," panggil seorang laki-laki. 

Gadis tersebut pun mengangkat kepalanya dan melihat siapa laki-laki tersebut. 

"Farrel,"gumannya. Beranjak bangun dan hendak kabur lagi namun, segera ditahannya. 

"Kamu mau ke mana?" tanyanya mengerutkan keningnya. 

"Aku tak bisa menjelaskannya sekarang aku harus kabur, maaf," ucapnya pamit dan terus saja berlari. 

Laki-laki itu pun bingung dengan apa yang terjadi padanya. Ia pun melihat beberapa orang sedang berlari ke arahnya. Anak laki-laki itu pun ikut kabur setelah melihat mereka. 

Setelah beberapa saat kemudian. Azalea pun berhenti di depan rumah kosong. Ia pun melihat sekitar berharap tak ada yang mengejarnya lagi. Ia pun duduk di pinggir pagar rumah tersebut yang penuh dengan semak belukar. 

Ia bersembunyi di sana berharap tak ada yang menemukannya. Napasnya tersengal-sengal, benar-benar merasa lelah setelah sedari tadi berlari. 

Tanpa disadarinya seekor ular keluar dari semak-semak. Azalea yang tak melihatnya dan kini ia pun menjadi korban Patukan ular tersebut. Seketika gadis itu ambruk. Ia mencoba meminta tolong tapi, tak ada satu pun orang yang lewat sana untuk menolongnya. 

"Ya, Tuhan. Mungkin ini akhir hidupku namun, aku ikhlas dari pada harus menikah dengan dua kakek itu," batinnya berucap merasakan bagaimana ia meregang nyawa dan mulai sekarat karena, racun ular itu pun mulai menjalar ke aliran darahnya. 

Azalea menutup matanya dan tak ingat apa yang terjadi setelahnya.

Seseorang wanita yang sedang bingung pun berjalan-jalan di sekitar rumah kosong. Kini tak ada yang mau diajak bekerja dengannya. Sebagian sudah tau kalau wanita tersebut bukan orang baik. 

Saat sedang melangkah, ia dikejutkan dengan sebuah tangan yang keluar dari semak-semak. Perlahan wanita itu pun mulai melangkah memeriksanya. Wanita tersebut pun mengambil sebatang ranting pohon dan mulai memegang tangan gadis yang ia lihat tadi. 

Wanita tersebut tak mau disalahkan kalau gadis itu benar-benar sudah mati. Ia melihat gadis itu masih bernyawa walau sekujur tubuhnya sudah pucat. Ia pun mendekatinya dan menyobek kan baju kemeja yang ia kenakan untuk mengikat luka akibat patukan ular. 

Wanita itu pun menelpon seseorang dan untuk membawanya ke rumah sakit terdekat. Setelah sampai sana untunglah, gadis tersebut masih bisa selamat. 

Wanita tersebut pun benar-benar merasa lega. Ia memperhatikan gadis yang ia tolong, muda dan cantik cocok sesuai permintaan. Wanita tersebut tersenyum jahat dan keluar untuk menelpon seseorang. 

🍀🍀🍀🍀

Samar-samar Azalea membuka matanya secara perlahan. Ia tak tau ada di mana sekarang. Mungkin berada di akhirat. Itu yang dipikirkan gadis tersebut. Akan tetapi saat dilihatnya sekali lagi, Azalea pun sadar kalau ia berada di rumah sakit saat seorang dokter menghampirinya. 

"Ternyata aku selamat!" serunya sendiri pelan. 

"Syukurlah, kamu selamat dari patukan ular itu. Telat sedikit saja nyawamu benar-benar tak akan selamat," ucap salah satu dokter yang kebetulan berada di ruangan itu untuk memeriksanya. 

Azalea pun menghembuskan napas panjang. Gadis tersebut tak tau apa yang terjadi kepadanya. Ia hanya ingin berterima kasih padanya. 

Seseorang pun masuk ruangan Azalea. Seorang wanita dengan penampilan elegan, cantik dan juga modis. 

"Rupanya kamu sudah sadar!" seru wanita tersebut. 

"Anda siapa?" tanyanya pelan. 

Wanita itu pun tersenyum. "Aku yang membawamu ke rumah sakit." 

"Terima kasih Nyonya. Karena, anda menolongku." 

"Aku tak membutuhkan ucapan terima kasihmu." 

Azalea mengerutkan keningnya. 

"Tak ada yang gratis! Aku sudah keluar banyak uang untuk menolongmu." 

"Nyonya, aku tak punya apa pun untuk membayar hutangku padamu." 

"Aku tak mau tau? Kamu harus membayarnya kalau tidak aku akan melaporkanmu pada polisi."

"Nyonya laporkan saja aku ke polisi. Aku sudah tak ingin hidup lagi. Lagi pula aku tak memintamu menyelamatkanku." 

Wanita itu pun terdiam. Ia tak menyangka kalau gadis ini mempunyai jawaban seperti ini. Ia pun kembali berpikir keras apa yang ia harapkan tak sama dengan apa yang ia inginkan. Bila, seperti ini bisa-bisa ia yang rugi besar. 

"Baiklah aku tak akan melaporkanmu tapi, kamu harus bekerja padaku?" 

Azalea mengerutkan keningnya. Gadis belia itu memang membutuhkan pekerjaan. Karena, tak mungkin ia kembali pada Ibu tirinya. 

Wanita itu memperhatikan gadis tersebut. Ia yakin cara ini akan membuatnya setuju untuk masuk dalam jebakannya. Ia tak bisa memberikan uang pada gadis ini secara cuma-cuma. Harus ada timbal baliknya. Lagi pula ia cukup cantik. 

Setelah lama berpikir pada akhirnya Azalea pun mau bekerja padanya. "Baiklah aku akan bekerja padamu?" 

"Bagus aku akan memperkenalkan mu pada seseorang ia akan memberikan pekerjaan padamu," jelaskan nya. 

Gadis itu pun menyandarkan kepalanya pada batal. Ia pun mulai terlelap. Rasanya ia benar-benar lelah atas semua yang telah menimpanya. 

Wanita itu pun keluar dan menelpon seseorang. "Momy El, aku sudah menyiapkan barang yang kau minta aku yakin kamu pasti suka," katanya sumringah karena, berhasil membujuk gadis itu. Sekarang ia mempunyai uang lebih untuk bisa makan enak. Selama sebulan ini, ia tak bisa ke mana-mana tak ada yang dan ia menjadi pengemis sementara. 

Wanita dibalik telpon pun tertawa senang mendengar barang baru untuk koleksi tokonya. Ia pun meminta alamat dari gadis yang akan menjadi miliknya itu. Rasanya tak sabar untuk bisa bertemu dengannya. 

Riska pun memberikan alamat rumah lengkap pada wanita yang biasa dipanggil Momy El itu. Setelah itu Riska pun segera keluar mencari ATM terdekat ia ingin mengecek nominal uang yang di berikan wanita gemuk itu, katanya jika barangnya bagus dan ORI ia akan ditambah lagi jumlah nominal yang sudah wanita itu kirimkan padanya. 

"Waw," gumanya saat melihat jumlah uang yang wanita itu berikan padanya sangat fantastis dan cukup untuk makan satu bulan di restoran mewah. Momy El selalu memberikan semua uang yang banyak jika ia membawa barang yang bagus untuknya. Seorang wanita muda yang ia jual itu benar-benar membuatnya cepat kaya. 

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status