Share

Wanita Malam
Wanita Malam
Author: Novia Avianti Sakinah

Desakan Keluarga

Hampir enam bulan lebih Azalea Jenyfeer belum mendapatkan pekerjaan setelah ia lulus SMA. Mencari pekerjaan begitu sulit baginya saat ini. Beberapa temannya sudah banyak yang bekerja di kota namun, nasib Azalea masih menunggu panggilan di perusahaan besar yang ia kirimkan surat lamaran.

Gadis yang baru berusia 18 tahun ini benar-benar gerah karena, ibu tirinya selalu mengomel soal biaya hidup yang ia keluarkan untuk membiayai dirinya dan ayahnya yang bekerja sebagai buruh tani. Dengan terpaksa Santi harus ikut bekerja menjadi pembantu di salah satu rumah orang kaya di desa.

"Sampai kapan sih, mau diam terus di rumah? Cari pekerjaan sana! Kamu harus mengganti uangku yang kau pakai untuk biaya hidupmu dari kecil sampai sekarang," omel Santi kesal pada anak tirinya hasil pernikahan yang kedua dengan Roni yang hanya buruh tani dengan penghasilan tak seberapa.

"Ibu, aku akan mengganti uang yang kau keluarkan untukku dan Bapak itu pasti tak perlu mengingatkan aku terus untuk semua itu," timpal Azalea merasa lelah karena, harus tinggal bersama ibu tiri namun, tak ada tempat tinggal lain selain rumah ini.

Santi terus saja mengomel membuat wanita muda itu meninggalnya dari pada harus mendengarkan ocehannya yang begitu menyebalkan. Ia pun masuk kamar sambil menutup telinganya.

Azalea pun membaringkan tubuhnya di kamar tidurnya. Ia memilih untuk mendengarkan lagu di headset-nya.

Hampir dua tahun yang lalu ayahnya pergi entah ke mana? Karena, tak mempunyai tempat tinggal lain dengan terpaksa Azalea harus tinggal di sini. Sebenarnya ia malas tinggal di sini tapi, mau bagaimana lagi?

Semua yang gadis itu lakukan tak pernah berarti di mata Santi tetap saja Amaya yang selalu di banggakannya. Amaya berbeda dua tahun dengan Azalea. Kakaknya lebih beruntung darinya. Sebelum lulus SMA ia sudah ditarik perusahaan besar sampai sekarang ia sudah bekerja di salah satu perusahaan besar di Ibukota.

Untuk hidup sehari-hari, Santi dibantu Amaya untuk hidupnya sehari-hari. Padahal Amaya begitu baik padanya berbeda dengan ibunya yang tak pernah menganggapnya sebagai putrinya. Perlakukan pun beda benar-benar seperti cerita di dongeng kalau ibu tirinya selalu jahat.

Setiap pagi, Azalea selalu bangun lebih pagi membereskan semua pekerjaan rumahnya dikerjakan olehnya. Bahkan memasak pun dilakukan. Akan tetapi semua tak berharga selalu salah di matanya.

Bila seperti ini ia merindukan orang tuanya. Sebenarnya ke mana mereka? Kenapa mereka meninggalkannya sendiri. Azalea tak pernah melihat wajah ibunya karena, saat ia lahir ibunya sudah memberikannya pada Ayahnya. Rosid pun menikah dengan Santi janda beranak satu.

Santi tak pernah memperlakukannya dengan baik dari ia kecil sampai sekarang usianya 18 tahun. Yang paling miris lagi kini ayahnya malah meninggalkannya sudah dua tahun ini tak ada kabar. Beberapa kali Azalea sudah melaporkan pada polisi tetap saja tak ada kabar sampai sekarang.

Santi tak pernah memberikannya uang namun, secara diam-diam Amaya sudah memberikan rekening khusus untuknya yang berbeda dari rekening Santi. Kakaknya mengatakan kalau ibunya jangan sampai tau karena, Amaya tau kalau Santi selalu bersikap buruk bila tak ada dirinya. Azalea sangat berterima kasih pada Amaya karena,semua yang telah ia lakukan padanya.

****

Beberapa hari setelah itu seseorang datang ke rumahnya. Atas undangan dari Santi.

Pagi-pagi Santi sudah mengedor-gedor pintu kamar Azalea.

Brak Brak Brak

Suara ketukan pintu kamar Azalea terdengar begitu keras di telinganya membuatnya bangun seketika karena, terkejut. "Ya, ampun mau apa lagi nenek sihir itu? Menganggu saja," gerutunya kesal sembari beranjak bangun dan membuka pintu kamarnya.

"Cepat kamu mandi sana!" suruh wanita itu memaksa sembari menarik tangan gadis tersebut.

"Ada apa sih Bu?" tanyanya malas sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Sudah sana mandi!" serunya memaksanya masuk kamar mandi.

Dengan malas setengah sadar ia pun masuk kamar mandi. Di dalam hatinya ia bertanya-tanya ada apa ibunya menyuruhnya untuk mandi sepagi ini. Gadis itu lelah sekali karena, dua hari ini ia harus memasak banyak untuk acara arisan di rumahnya. Azalea benar-benar menjadi pembantu di rumahnya sendiri.

Semenjak Amaya kerja di kota nasib Santi sedikit meningkat dan membuatnya sombong. Ia mulai merasakan menjadi orang kaya dan sering kali menghamburkan uang pemberian putrinya. Santi yang tak tau diri membiarkan Amaya kerja rodi untuk memenuhi keinginannya.

Azalea hanya diberikan makanan yang ia masak untuk Santi namun, tak pernah memberikan uang. Azalea selalu menerima pemberian baju bekas pakai Santi untuk ia pakai sehari-hari. Sama sekali tak memiliki baju yang layak pakai. Untunglah Azalea selalu memiliki akal untuk memodifikasi baju bekas ibunya menjadi baju yang bagus dan layak pakai.

Tubuh Santi semakin melebar semenjak Amaya kerja di kota besar dan hampir seluruh bajunya diberikan kepada Azalea.

Santi kembali mengedor-gedor pintu kamar mandi. Karena, gadis itu tak kunjung keluar dari kamar mandi.

"Lea, cepatlah!" gerutunya kesal karena, gadis itu tak kunjung keluar membuat kesabarannya benar-benar diuji di sini.

Santi cemberut saat melihat Azalea baru keluar dari kamar mandi setelah satu jam wanita bertubuh gempal dan lebar itu menunggunya.

"Kamu benar-benar membuang waktuku," bentaknya kesal dan hampir saja menamparnya akan tetapi suara ketukan pintu rumahnya menyelamatkan Azalea dari itu.

Melihat ibu tirinya pergi gadis tersebut pun segera masuk kamar untuk memakai baju ia tak mau keluar kamar lagi sebelum wanita gendut itu pergi.

Selesai memakai baju ganti lagi-lagi Santi membuka pintu kamarnya. Dengan paksa ia menarik tangannya untuk keluar kamarnya.

"Ada apa?" tanyanya berusaha melepaskan diri dari tangan Santi akan tetapi genggaman tangan Santi begitu erat sampai membuat gadis tersebut sulit untuk melepaskan diri.

Di ruang tamu terlihat dua orang tua bisa dibilang kakek-kakek sudah duduk menunggu kedatangan Azalea dan Santi.

"Ini Azalea," ucap Santi tiba-tiba.

"Cantik dan masih muda," guman salah seorang dari mereka berdua.

Gadis tersebut mengerutkan keningnya. Tak mengerti apa yang dimaksud Santi. Ibu tirinya menyuruhnya untuk duduk berhadapan dengan dua Kakek-kakek itu.

"Aku sudah bilang anak bungsu ini sangat cantik ia baru keluar sekolah dan ia masih ting-Ting," ujarnya sambil tersenyum.

Dua kakek-kakek itu tersenyum mengembang benar-benar menyukai Azalea yang menurutnya pas.

"Sebentar, apa maksudnya ini?" tanya Azalea tiba-tiba karena, dua kakek-kakek ini begitu memujinya.

"Kita melamar mu, Nak," sanggah salah satu darinya.

"Apa? Aku tak mau menikah dengan kalian?" Azalea terkejut dan segera beranjak berdiri namun, Santi menahannya. 

Gadis tersebut berusaha melepaskan diri karena ia benar-benar tak ingin bersama dua kakek-kakek tua itu. Azalea benar-benar sangat takut pada mereka dan masih berusaha melepas diri dari genggaman Santi. 

Bersambung...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status