Share

Kehilangan

Azalea tak bisa berlari lagi saat pria tua itu mulai merobek secara paksa sampai benar-benar polos. Gadis tersebut benar-benar terpojok tak bisa lari lagi karena pria itu memegang erat tubuhnya tak hanya itu saja mulut gadis tersebut pun disumpal kain sampai tak bisa berteriak sama sekali. 

Gadis tersebut hanya bisa menangis tak tau harus minta tolong pada siapa lagi. Sungguh Azalea sangat ketakutan sekali tak tau harus bagaimana? Yang bisa gadis itu lakukan hanya pasrah saja. 

Pria tersebut benar-benar tak tahan lagi dengan tubuh mungilnya yang tergeletak tak berdaya. Pria itu pun mulai membuka resleting celananya dan memasukan senjatanya pada benteng pertahanan gadis itu secara kasar. 

Dengan sekali masuk ia berhasil masuk sampai membuat Azalea merasakan sakit yang tak tertahankan  di bagian area sensitifnya ia benar-benar tak bisa memberontak ketika pria itu terus menghantamnya beberapa kali. Darah segar sudah keluar dari area sensitifnya namun, pria itu tak prduli sama sekali. Ia menikmati semuanya dengan sangat bahagia dan sangat puas. Merasakan kembali gairah bercinta di usia senjanya. 

Pria tua itu pun melepaskan senjatanya karena malam ini ia benar-benar puas. Ia pun merapihkan celananya kembali dan mengambil kain dari mulut gadis yang sudah ia ambil hartanya. 

Azalea tak berhenti menangis ia tak menyangka kalau pekerjaan yang mereka tawarkan seperti ini. Pria itu pun menaburkan puluhan uang kertas pada tubuh Azalea dan melangkah pergi meninggalkannya dalam keadaan masih polos dan juga berlumuran darah. 

Ia terus saja menjerit-jerit sampai terdengar ke luar kamarnya. Ia melempar semua uang itu. Rasanya ia sudah kehilangan segalanya. Dunianya benar-benar hancur dalam sekejap ia kehilangan semuanya. 

Tak ada yang datang lagi ke kamarnya setelah pria tua itu. Ia menunduk sambil menangis tak ada harapan lagi benar-benar merasa terhina sama sekali. Wanita itu sudah menipunya. Sekarang dalam pikirannya bagaimana cara ia kabur dari tempat laknat ini ia tak mau di sini. 

Azalea pun beranjak bangun dan membereskan uang yang berserah di lantai ia akan pergi dengan uang itu yang ia anggap sebagai kebebasannya ia tak mau terhina dengan seperti ini. 

Ia pun beranjak bangun dan melangkah menuju kamar mandi. Dengan kasar ia mengosok seluruh tubuhnya yang membuatnya jijik dan terhina. Ia benci saat pria tua itu menciumi seluruh tubuhnya dengan mulut kotornya. 

Lagi-lagi air matanya tak berhenti keluar ia terus saja memukul seluruh tubuhnya sendiri. Ia pun berjongkok membiarkan air dari shower terjatuh ke pada tubuhnya rasanya ia ingin mati saja. 

Wanita yang baru beranjak dewasa ini benar-benar tak kuat menghadapi semua cobaan ini rasanya ia tak sanggup menatap dunia lagi. Dunianya begitu hancur seketika. Ia ingin mati saja tak mau berada di sini benar-benar tak mau berada di neraka ini. 

Seluruh tubuhnya sudah menggigil darah terus saja keluar dari area sensitifnya tak hentinya tak hanya dari sana namun, dari kepala juga karena ia menjeduk-jedukan kepalanya ke tembok tak hanya itu saja seluruh tubuhnya ia lukai dengan menggaruk-garuknya dengan kuku-kukunya sampai membekas cakaran-cakaran di seluruh tubuhnya.  Sampai ia tak sadarkan diri.

***** 

Entah bagaimana caranya Azalesudah berada di rumah sakit lagi di kota tempatnya berada. Samar-samar ia membuka matanya ia berharap sudah mati namun, saat melihat wanita gendut itu ia masih berada di dunia ini. 

"Berani sekali kamu melakukan ini. Bila seperti ini hutang akan bertambah banyak? Aku sudah mengeluarkan banyak uang untukmu sekarang uang yang kau hasilkan malah dipakai untuk biaya rumah sakit," bentaknya murka. 

Azalea terdiam tak mau mendengarkan sama sekali ucapan manis wanita tua ini. Ia benar-benar muak dalam pikirannya sekarang ia harus kabur dari sini. 

Wanita gendut itu terus saja mengomel tanpa henti sampai membuat telinganya panas. Untuk sekarang ia akan di sini lagi. Sekali lagi ia lolos dari Kematian. Azalea menangis lagi ia tak suka dengan rencana Tuhan selalu memberikan kesempatan untuk ia hidup lagi karena ajalnya masih tak mau menjemputnya. 

Harusnya ia mati saja terpatuk ular saat itu dari pada harus menahan penghinaan ini lagi. Ia sudah kehilangan segalanya tak tersisa sama sekali benar-benar tak ada harganya lagi. 

Azalea tak mau mendengarkan ucapannya lagi tak mau ia harus melarikan diri. Dalam keadaan masih lemah ia pun beranjak bangun. Ia melepaskan semua selang yang menempel di tangannya. Ia harus kuat untuk pergi dari sini. 

Azalea hanya memikirkan untuk kabur dan kabur tak ada yang lain. Ia harus keluar tak peduli mau jadi apa di luar sana yang penting ia harus keluar dari neraka yang sudah merenggut segalanya dari hidupnya. 

Saat ia akan melangkah seseorang membuka pintu ruangannya. 

"Mau ke mana kamu?" 

"Aku tak mau di sini?" 

Wanita itu membawa surat perjanjian antara ia dan wanita itu yang sudah ia tanda tangani lengkap dengan materai dan menunjukannya pada Azalea. 

"Lihat ini semua sudah tertulis di sini! Jika kamu melanggar kamu akan masuk penjara?" 

"Lebih baik aku masuk penjara!" 

"Pilihan yang bodoh! Kamu tak hanya akan masuk penjara tapi, kamu pun harus membayar denda yang cukup banyak. Aku yakin orang sepertimu tak akan sanggup untuk membayarnya bahkan nyawamu saja tak akan cukup." 

"Sekarang apa mau mu?" tanyanya dengan derai air mata yang terus saja mengalir di pelupuk matanya. 

Azalea benar-benar tak menyangka ia terjebak dengan semua ini. Bila seperti ini ia tak akan bisa kabur sama sekali. 

Wanita gendut itu menyeringai. "Kamu hanya tinggal duduk manis dan melayani semua pelanggan yang datang. Hasilkan uang sebanyak-banyaknya sampai kamu bisa membayar hutangmu padaku jika semua hutangmu sudah terbayar maka aku akan melepaskanmu." 

"Kamu tak bohong! Berapa lama aku harus bekerja denganmu!" 

"Semakin cepat semakin baik." 

"Baiklah jika itu mau mu aku ikuti semua yang ada di surat perjanjian itu," ucapnya sembari meneteskan air matanya. 

"Akhirnya kamu menurut juga setelah ini kamu harus ke dokter kulit. Tubuhmu harus indah dan cantik. Aku tak suka dengan bekas cakaran itu. Selama kamu masa penyembuhan kamu tak akab melayani laki-laki manapun!" 

Azalea mengangguk dan menghapus air matanya. Sebenarnya ini hanya siasat saja ia masih berniat untuk melarikan diri dari tempat laknat dan terkutuk ini. Wanita itu masih memikirkan cara untuk kabur dan benar-benar keluar dari sini. Ia tak mau berada di sana sekalipun ia akan menghasilkan banyak uang tapi, ia akan terus merasa bersalah pada dirinya sendiri. Ia tak mau terhina seperti ini tak mau hidup berpura-pura ia baik-baik saja seperti ini hati nuraninya menolak pekerjaan seperti ini. 

Bersambung....


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status