***"Kamu ke mana saja?" tanya Rose."Ke mana saja? Pertanyaan sangat aneh, Rose," balas Arthur."Sudah dua hari ini kamu tidak pulang ke rumah, dan juga kenapa pesanku tidak pernah kamu balas?""Aku sibuk. Kamu juga paham bagaimana sibuknya aku," tukas Arthur."Aku sengaja meluangkan waktuku hanya untuk bertemu, dan bicara padamu! Aku ini istrimu, Arthur. Aku berhak mendapatkan waktumu. Kamu kenapa bisa berubah seperti ini?""Berubah? Aku berubah katamu? Bukankah dari dulu aku tetap seperti ini? Di mana letak perubahanku?""Kamu berbeda saat ini. Kamu tidak menggubris lagi pesan dariku, dan juga wanita itu! Wanita yang saat ini jadi asisten pribadimu selalu saja membuatmu semakin menjauh dariku, dan kamu selalu berpergian dengannya, ke luar negeri pun kamu selalu membawanya? Kenapa?""Wow, ternyata kamu menyelidiku, Rose. Kamu menyuruh orang untuk mengintaiku? Kamu juga memata-matai segala aktifitasku? Kenapa? Kamu takut jika
***"Satu minggu ini aku akan ke Paris bersama Rose, dan kamu tak perlu menghubungiku dengan alasan apapun! Aku tidak mau Rose marah padaku karena dia sedikit curiga denganmu," ucap Arthur. Pria itu langsung merapikan kemejanya.Kasih tidak menjawab, dia sudah tahu kalau keberadaan dirinya hanyalah bayangan semu untuk pria itu. Arthur itu hanya membutuhkan tubuh, dan kehangatan dirinya saja, selebihnya dia tidak dianggap sama sekali oleh pria itu. Kasih tidak peduli karena baginya Arthur hanya alat sebagai balas dendamnya pada mereka yang membuat keluarganya berantakan, apalagi kematian ayahnya menyisakan sesak sampai detik ini."Masalah perusahaan mendiang ayahmu, nanti ada Levia yang akan bicara denganmu, mungkin lusa dia akan menghubungimu," ucap Arthur."Jadi perusahaan ayahku bisa kembali padaku?" tanya Kasih."Hmm... sebenarnya mudah bagiku untuk merebut perusahaan itu, tapi aku tidak mau membuat mereka curiga kalau aku adalah orang yang ada di belakangmu. Aku tidak mau reputas
***Akhirnya Kasih bisa menjalani harinya yang normal. Sudah satu minggu ini ia menjadi dirinya sendiri, dan menikmati hal apapun yang dia sukai. Kepergian Arthur membuat wanita itu cukup senang karena dia bisa bernapas lega, jika ada pria itu selalu membuatnya sesak, apalagi jika di atas ranjang! Arthur seperti mempunyai energi yang tidak akan ada habisnya, wanita itu agak kewalahan mengimbangi pria itu.Kasih memakai dress di bawah lutut dengan motif floral, dan mengepang rambutnya. Ia sengaja mengepang rambutnya karena ayahnya selalu bilang kalau dirinya sangat imut, dan menggemaskan.Kasih menaruh bunga mawar putih di atas makam Vito, dia ingat kalau ayahnya itu suka mawar putih karena ibunya adalah pemilik toko bunga pada saat itu. Dia tersenyum mengingat cerita ayahnya tentang sosok Raline yang sangat ayahnya cintainya. Raline memang sosok wanita luar biasa dan penyesalan terbesarnya saat ini adalah tentang kecelakaan sepuluh tahun yang lalu, dimana Raline menyelamatkannya dan m
***Kasih menikmati Minggu sore dengan berjalan-jalan ke salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Dia ingin memakan mie ramen favorit-nya karena sudah lama dia tidak memakannya."Kasih... "Kasih langsung memutar tubuhnya, dan kedua matanya membulat melihat siapa orang yang memanggil namanya. ia menghela napas pendek, dia tidak mau menggubrisnya, dan langsung duduk sambil menunggu mie ramen pesanannya datang.Kasih terkejut karena pria itu duduk di depannya, benar-benar menyebalkan!"Kamu kenapa duduk di sini? Meja lain masih banyak yang kosong," ucap Kasih terlihat kesal."Aku maunya di sini karena memang mau bicara sama kamu.""Aku tidak mau, tujuanku datang ke sini ya untuk makan bukan untuk ngomong," balas Kasih dengan ketus."Aku tahu kalau aku memang tidak pantas dimaafkan, tapi kita harus membicarakan semuanya agar kesalahpahaman kita di masa lalu selesai. Aku tidak mau mencari musuh, aku ingin hubungan kita baik-baik saja.""Aku sudah melupakan yang lalu, dan kita sudah seles
***"Kamu kenapa sangat sulit aku hubungi? Kamu ada masalah?" tanya Echa."Maaf ya, Cha. Bukannya aku nggak pernah kasih kabar, aku hanya kelelahan karena pekerjaanku banyak menyita waktuku," balas Kasih.Kasih akhirnya bisa bertemu Echa, sahabat baiknya. Dia memang sengaja menghindari Echa karena tidak mau sahabatnya itu tahu kalau dia adalah seorang istru simpanan dari Arthur. Satu-satunya hal yang pasti diketahui Echa adalah jika dirinya sedang berbohong. Kasih memang tidak mau kalau Echa tahu tentang kesepakatannya dengan Arthur yang menginginkan anak darinya."Ada masalah?" tebak Echa.Kasih menggelengkan kepalanya, dan menatap sahabatnya dengan tenang. "Kalau aku ada masalah pasti larinya ke kamu, Cha.""Tapi saat kemarin Zayn masuk penjara, dan kamu dicampakkan oleh Bryan, kenapa kamu tidak bilang padaku?""Itu karena aku tidak mau menambah masalahmu, Cha. Kamu juga ada masalah, dan kamu kehilangan anak dari kandunganmu.
***"Bagaimana bulan madu keduamu? Semua kenangan indah dengannya kembali hadir, bukan?" tanya Kasih."Kenapa mendadak kamu ingin tahu bagaimana bulan madu keduaku? Kamu mulai merasakan hati padaku?" tanya Arthur dengan suara serak. Kedua mata pria itu tetap terpejam karena semalam dia terus bertarung dengan Kasih di atas ranjang."Karena aku bisa sedikit lega, dan tidak merasa berdosa jika cinta kamu dan dia kembali kuat," balas Kasih. "Hatiku sudah mati, dan aku tidak akan jatuh cinta pada iblis sepertimu."Arthur tertawa pelan, dan dia membuka kedua matanya, menoleh ke sisi kanan, Kasih dengan wajah yang polos tanpa polesan make up membuat wanita itu sangat menggemaskan di matanya, apalagi jaraknya dengan wanita itu sangat dekat. "Kamu adalah istriku juga, Kasih. Kita menikah secara resmi.""Kita hanya menikah siri, dan pernikahan kita hanya tercatat dalam agama saja," balas Kasih, “Dan tentunya akan berakhir jika aku melahirkan anak laki-
***Kasih langsung terkejut saat pertama kali membuka matanya melihat sosok Arthur yang masih ada di apartemennya. Wanita itu langsung beranjak dari tempat tidurnya, dan menghampiri sosok pria itu yang sedang menyiapkan sarapan pagi di atas meja makan."Kenapa kamu bengong begitu?" tanya Arthur.Kasih langsung mengucek kedua matanya, dia ingin memastikan apakah saat ini dia sedang tidak bermimpi."Kenapa? Kamu melihat hantu di pagi hari?" tanya Arthur."Ini nyata? Aku sedang tidak bermimpi, kan?" Kasih bertanya balik."Hmm... kenapa kamu menganggap saat ini masih bermimpi? Semalam mimpi buruk?"Kasih langsung mengedipkan matanya tiga detik, dia menghampiri Arthur, dan langsung memegang kedua pipi Arthur. Wajah pria itu terasa hangat, dan dia bisa merasakan hembusan napas dari pria itu. Kedua matanya terdiam menatap Arthur yang juga membalas tatapannya itu. "Ini nyata?"Arthur menghela napas berat, dia langsung menarik pinggang
***"Kenapa kamu beli bahan makanan sebanyak ini?" tanya Kasih memggelengkan kepalanya."Stok untuk kamu di sini," balas Arthur."Kamu pikir aku ini sumo? Ini makanan sebanyak ini nggak akan mampu aku habiskan, Arthur. Kamu itu ya, mentang-mentang banyak uang, lantas menghamburkannya begitu saja! Mubadzir!" kesal Kasih."Kamu itu butuh asupan gizi yang banyak, kasihan tubuhmu hanya dibalut kulit saja. Aku nanti biar enak juga meluk kamu," tukas Arthur.Kasih membisu, dia terkejut dengan sifat Arthur yang berbeda. Pria itu saat ini lebih terbuka, hangat, dan juga selalu ada di sisinya. Arthur yang dingin, kaku, dan tak berperasaan seolah telah mati. Ada apa dengan pria itu? Apakah isi kepala Arthur tidak normal? Dan jauh di dalam hati Kasih, ia seperti menemukan memori yang hilang dari ingatannya, seolah seperti sudah mengenal sosok pria itu."Kenapa kamu bengong begitu?" tanya Arthur.Kasih menghela napas panjang. "Aku hanya penasaran