Namun, di bawah kejelian mata Kevin, Shiera menggigil. Ide yang baru saja dia hasilkan ketakutan dan hilang begitu saja."Apa kamu baik-baik saja?"Melihat Shiera yang tidak bergerak, nada suara Kevin menajam dan Shiera kembali pada kesadarannya lalu berkata, "Tidak! Tidak apa-apa!"Shiera melangkah menuju meja kerja Kevin dengan cepat. Kevin menggeser laptop ke arahnya, dengan segera muncul gambar saat dimana Shiera menopang Alex. Melihat waktunya, itu adalah saat di mana dia mengantar Alex pulang.Otaknya membeku, hampir saja Shiera kehilangan kesabaran.Untungnya, lima detik setelah video dimulai muncul distorsi. Sepertinya sudah dirusak.Shiera yang melihatnya menghembuskan napas lega.Shiera mengangguk pada Kevin dan berkata, "Video ini, aku dan Rachel sudah melihatnya dari pagi dan kita tidak melihat ada orang yang masuk lagi."Shiera tahu dengan jelas apa ada orang lain yang masuk atau tidak karena dia ada di dalam ruangan itu semalaman.Namun karena video sudah dirusak, selama
Telepon ditutup.Shiera menangis sebentar sebelum menyeka air matanya. Saat dia keluar dari lorong itu, matanya masih terlihat kemerahan.Rayna yang berasal dari Departemen Sekretariat melihatnya, bertanya dengan nada prihatin, "Shiera, kamu menangis?""Tidak, aku tidak nangis."Shiera menggelengkan kepalanya dan muka mungilnya yang terlihat serius.Rayna mengangguk, menepuk bahu Shiera dan kembali berkata, "Kalau kamu merasa sangat tertekan, kamu bisa ambil cuti untuk beristirahat!"Semua karyawan di Grup Blackthorne tahu, bukanlah hal yang mudah untuk bekerja di bawah pimpinan Alex.Walaupun gaji di sini lebih besar dua kali lipat dari tempat lain, hanya orang yang punya keteguhan hati yang bisa bertahan. Tekanan kerja di sini sangatlah berat.Shiera menatap Rayna dengan penuh rasa terima kasih sambil berkata, "Terima kasih, aku akan pergi untuk meminta cuti sekarang."Kalau Shiera tidak meminta cuti, dia benar-benar akan mati karena ketakutan!Rayna mengangguk dan menghiburnya denga
Dalam waktu singkat, hati Shiera mengalami pasang surut dan otaknya terus berdengung.Dia merasa benar-benar tidak bisa bertahan lagi.Walaupun Kevin sudah mencarikan Alex orang yang paling hebat, kesuraman di keningnya belum memudar.Kevin dan Shiera hanya mendengarnya berkata dengan suara rendah, "Sudah terlambat!"Kalimat 'sudah terlambat' ini tidak dimengerti oleh Shiera, tetapi Kevin mengerti arti kalimat ini.Mereka sudah sebulan lamanya meninggalkan Tangerang!Di dalam perut wanita itu, takutnya sudah membuahkan hasil dan hasil itulah yang diinginkan oleh orang itu.Lantas saat wanita itu muncul, dengan hasil yang sudah ada, itu adalah waktu yang terburuk untuk Alex.Kevin berkata, "Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang?"Alex tidak akan pernah menikah dengan orang yang sudah dipersiapkan oleh ibu tirinya!Apa yang harus dilakukan? Alex mencibir sambil berkata, "Dia telah merencanakan semuanya, bukankah ini yang sedang dia tunggu? Kalau begitu, hancurkan saja rencananya itu!"
Memikirkan tentang rekaman kamera CCTV yang telah dihapus, Kevin memandangi Alex dengan ekspresi serius, "Mungkinkah Shiera adalah orang yang diutus Nyonya Widya?"Bagaimana mungkin bisa begitu kebetulan bagian rekaman CCTV yang dihapus itu bertepatan pada malam kejadian itu dan hanya Shiera seorang yang sudah melihat keseluruhan isi rekaman dari CCTV itu.Hal ini yang membuat semua orang menjadi patut dicurigai.Setelah Kevin menyuarakan kecurigaannya tentang Shiera, Alex dengan dingin mendengkus, "Dia tidak punya nyali sebesar itu."Kevin juga mengangguk setuju.Biasanya Shiera ketakutan setengah mati ketika melihat Tuan Alex. Sedangkan, Nyonya Widya, Ibu tiri Alex adalah orang yang sangat lihai dan tanggap, dia tidak mungkin memilih orang yang kurang bisa diandalkan."Kalau begitu, aku akan berbicara dengan Shiera," ucap Kevin."Untuk sementara, masalah ini harus dirahasiakan! Jangan sampai tersebar!" tegas Alex.Kevin segera mengangguk, "Mengerti!"Lagipula, ini hanya salah satu ti
Shiera mengangkat wajahnya yang kecil dan bertanya, "Jadi bagaimana kalau aku tidak mau?"Soal pernikahan, Nenek telah berulang kali mengingatkan Shiera untuk tidak mengalah begitu saja, apalagi terpaksa melakukannya.Semua keputusan itu harus mengutamakan kebahagiannya sendiri.Meskipun sekarang ini hanya sebuah drama rekaan, Shiera masih belum rela.Ketika kata-kata itu terlontar, tatapan kevin berubah menjadi suram dan berkata dengan dingin, "Apakah kamu mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Tuan Alex?"Kalau dia menolak lagi, hanya ada satu jalan yang bisa dipilihnya yaitu keluar dari Kota Cilegon ini.Shiera masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi saat bertemu dengan tatapan Kevin yang tajam, Shiera mengerti, situasi ini tidak mungkin dielak lagi. Dia harus menerima semuanya.Kevin melihat Shiera tidak mengatakan apa-apa dan langsung bertanya, "Di mana kartu keluargamu?""Di tempat kakakku," kata Shiera dengan wajah menunduk.Kevin melirik waktu di jam tangannya dan melanjutk
Akan tetapi, ada alasan lain kenapa Shiera selalu membeli barang kalau sedang berkunjung ke sana, karena Shiera terlalu mengenal ibu mertua Sovia dengan baik.Kalau Shiera pergi dengan tangan kosong, entah apa yang akan terjadi dengan Sovia nanti.Shiera yang melihat mereka hampir sampai ke Mal, segera berujar dengan nada bersikukuh, "Tidak akan membeli banyak! Cepat katakan padaku atau akan sangat sayang kalau uang kubeli nanti ukurannya kekecilan.""Shiera!" tukas Sovia."Cepatlah!" kata Shiera dengan tegas.Sovia tidak bisa berbuat apa-apa dengan keras kepala Shiera, jadi dia memberikan nomor model pakaian anaknya.Telepon ditutup.Rachel melirik Shiera, "Kakakmu ada di Kota Cilegon, kalian hanya bertemu sebulan sekali."Shiera menjawab dengan ringan, "Dia sudah menikah, aku tidak ingin terlalu mengganggunya."Dalam kasus Sovia, Shiera sangat menghargai ketika seorang wanita menikah, itu bukan tentang seorang wanita dan seorang pria.Ada terlalu banyak orang dan hal-hal yang terliba
Dengan melihat ponselnya, dia menyadari waktu sudah menunjukkan malam.Kemudian Shiera mencari Sovia untuk mengambil kartu keluarga, sambil berpamitan dengannya. Sementara itu, Sovia sedang menyiapkan tempat tidur untuk Shiera.Begitu mendengar Shiera pamit hendak pergi, dengan kecewa Sovia berkata, “Kenapa kamu pergi lagi? Malam ini, menginaplah di sini.”Shiera menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak bisa, besok aku harus bekerja.”“Kalau begitu, untuk apa kamu mengambil kartu keluarga ini?” Tadinya, Sovia tidak menyadari kalau Shiera datang kemari hanya untuk mengambil kartu keluarga.Apalagi, kartu keluarga biasanya memang jarang dipergunakan.Shiera berkata, “Ini karena perusahaan kami mengadakan reuni akhir tahun di luar negeri, aku memerlukannya untuk mengurus paspor.”Dia berbohong karena tidak ingin kakaknya khawatir.Bagaimanapun juga, ini adalah kawin kontrak yang tidak memiliki masa depan dan pada akhirnya akan berakhir dengan perceraian.Sovia mengangguk dan memberikan
Akhirnya, Shiera dengan hati-hati mengikuti langkah Alex keluar dari mobil.Di tengah perjalanan, Shiera mengirim pesan singkat kepada Rachel untuk meminta bantuan. Ketika Rachel menerima pesan singkat tersebut, dia merasa sangat terkejut.Sungguh tak terduga, raja neraka yang selama ini mereka takuti justru membawa seorang wanita pergi ke perumahan Taman Eden, tempat yang sering dikunjungi oleh Alex.Yang lebih mengagetkan lagi, ternyata wanita yang dibawanya adalah Shiera.Apabila para wanita di Kota Cilegon yang tertarik pada Alex mengetahui hal ini, mereka mungkin akan mengancam nyawa Shiera.Rachel membalas pesan Shiera dengan sebuah emoji “Selamat berjuang.”Lagi pula, hari ini Alex sudah melamarnya, jadi masuk akal juga kalau sekarang mereka tinggal serumah dan hidup bersama.Yang tidak wajar adalah permintaan ini diajukan oleh Alex.Biasanya, wanita yang mengejar Alex, tetapi kali ini justru Alex yang membawa Shiera pulang ke rumahnya.Ketika Shiera melihat balasan pesan dari R