Share

Bab 16

"Maaf, mengganggu." Spontan Rahman melepaskan genggamannya, bersamaan dengan masuknya pria bersneli putih ke ruangan ini.

"Oh, nggak pa-pa. Silahkan masuk, Dokter?" Sapa Rahman ramah, meski sedikit tergagap.

Dokter itu mengangguk sopan, lalu melangkah mendekat ke ranjang di mana Adinda terbaring.

"Permisi, Pak, Bu." Aku dan Rahman kompak menepi, memberi ruangan untuk dokter muda itu memeriksa anakku.

Ada yang aneh menurutku, biasanya dokter kalau visit selalu ditemani perawat, tapi Dokter Rey, kok, sendiri? Ada yang nggak beres ini.

"Kondisi pasien sudah stabil ini, tinggal masa pemulihan. Tadi pasien ada mengeluh apa gitu?" Tanya Rey, matanya menatap ke arahku.

Karena aku baru datang, jelas aku tidak tahu kondisi Dinda saat bangun tadi.

"Tidak ada Dokter, tadi anak saya hanya mengeluh haus dan lapar, tapi baru tiga sendok dia bilang sudah kenyang."

Anakku? Sejak kapan Dinda jadi anaknya Rahman. Ngaco banget.

"Obatnya sudah diminumkan?" Tanya Rey lagi.

"Sudah Dokter, sudah
Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status