Melihat ekspresi Tino yang menjijikan, aku merasa mual."Kalian? Siapa lagi selain kamu?"Tanyaku terkejut dengan ucapannya.Tino hanya tersenyum misterius dan menoleh ke samping, menjawab, "Kamu juga akan tahu sendiri nanti ... ""Apa yang sebenarnya kamu mau?"Aku mulai kehilangan kesabaran dan bertanya padanya, tetapi dia tetap mengulangi kalimatnya, "Kamu juga akan tahu sendiri nanti ... "Setelah itu, dia berbalik dan mulai berjalan pergi, sambil memberi isyarat agar aku mengikutinya.Dengan penuh kewaspadaan, aku berjalan di belakangnya. Sambil berjalan, aku diam-diam mengeluarkan ponsel dan menelepon Federic. Aku tidak berani berbicara, hanya membiarkan panggilannya tersambung, berharap dia bisa menangkap maksudku.Tak lama kemudian, Tino membawaku ke gudang kampus."Apa yang mau kamu lakukan?" tanyaku dengan waspada. Namun, dia tiba-tiba mendorongku masuk ke dalam gudang dengan kasar.Begitu masuk, Tino segera mengunci pintu.Lalu, dia mendorongku ke atas meja dan mulai menyent
Saat ini, tidak ada petugas yang berjaga di depan gudang. Aku dan Federic berjalan berdampingan masuk ke dalam.Begitu masuk, aku langsung melihat ada dua lubang kecil di sudut tempat barang-barang disimpan.Jika tidak salah, ini pasti lokasi yang disebut petugas keamanan, tempat mereka menemukan kamera tersembunyi.Dan jika kamera itu dipasang di sini, maka sudut pandangnya langsung mengarah ke tempat aku dan Federic yang sedang melakukan hal itu.Setelah mengamati keadaan, kami berdua terdiam."Menurutmu, bisa jadi ini ulah Tino?"Tanyaku sambil menatap Federic yang tampak sedikit kebingungan.Mendengar itu, Federic mengangguk dengan penuh keyakinan."Dari semua ini, kemungkinan besar memang dia! Pasti bajingan itu pelakunya!"Suaraku sedikit gemetar, "Federic, kalau video itu sampai tersebar, aku benar-benar nggak tahu harus bagaimana ... "Federic jauh lebih tenang dibandingkan aku. Dia memelukku erat dan mencoba menenangkanku."Tenang saja, aku akan menemui Tino dan menanyakan apa
Aku baru sadar kalau gudang itu sudah diberi segel. Beberapa petugas keamanan juga berjaga di sana, terlihat sibuk mengawasi keadaan sekitar.Karena penasaran, aku mendekat dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi.Salah satu petugas melihatku, lalu menundukkan kepala sedikit, berbicara dengan suara pelan, seolah sedang membagikan gosip rahasia, "Kamu nggak tahu? Gudang ini ketahuan dipasang kamera tersembunyi. Sekarang pihak kampus sedang menyelidiki siapa pelakunya!"Aku langsung terkejut, mataku juga membelalak.Petugas itu melanjutkan, "Kami menemukan beberapa kamera di dalam. Setelah diperiksa, ternyata ada kartu memori di dalamnya. Kamu tahu apa yang kami lihat di rekaman itu?"Jantungku berdegup kencang dan buru-buru bertanya, "Apa yang kamu lihat?"Petugas itu melirik sekeliling dengan waspada, memastikan tidak ada orang lain yang mendengar, lalu berbisik, "Ada pasangan yang lagi asik di dalam! Ya meskipun lampunya menyala, sayangnya nggak kelihatan wajahnya. Tapi jujur saja,
Jika melaporkan ini ke pihak kampus, mereka pasti akan menyelidiki sampai tuntas. Kalau begitu, cepat atau lambat, hubunganku dengan Federic juga akan terbongkar. Kalau itu sampai terjadi, aku tidak akan ada muka lagi untuk tetap di kampus ini ...Aku mengatakan kekhawatiranku pada Federic. Dia berpikir sejenak, lalu mengangguk, menyadari bahwa yang kukatakan benar juga ...Federic mengepalkan tangan, wajahnya penuh amarah."Tenang saja, aku akan membuatnya menyesal!"Aku bersandar di dadanya, merasakan kehangatan tubuhnya. Sudah lama aku tidak merasakan peasaan aman seperti ini.Kami berdua terdiam. Perlahan, atmosfer menjadi semakin intim.Setelah beberapa saat, Federic menoleh ke arahku, lalu menempelkan bibirnya ke bibirku.Aku juga membalasnya dengan pelukan erat, tak lama kemudian, kamu pun larut dalam ciuman penuh gairah.Kali ini, tidak ada yang datang mengganggu kami. Akhirnya, untuk pertama kali, kami benar-benar menikmati momen itu....Setelah semuanya selesai, aku tetap me
Tanpa sadar, aku merasa senang. Sepertinya Federic sudah menungguku di sini.Saat berjalan ke depan pintu gudang, tiba-tiba aku teringat pesan yang dikirimkan Tino. Rasa waspada muncul dalam diriku dan sebelum masuk, aku melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada yang mengikutiku.Namun, begitu melangkah masuk, aku hanya melihat lampu redup menyala di sudut ruangan, tanpa ada seorang pun di dalamnya.Saat aku masih kebingungan, tiba-tiba sepasang tangan kuat memelukku dari belakang dan mendorongku ke dalam gudang.Orang itu memelukku dan menekan tubuhnya erat-erat ke arahku, bergerak maju perlahan dengan gerakan yang sangat jelas.Meskipun belum melihat wajahnya, naluriku mengatakan bahwa itu pasti Federic.Aku tidak menolak, membiarkan pria di belakangku melakukan apapun yang dia mau.Dia menggendongku dan meletakkanku di atas sebuah meja di sudut ruangan.Namun, ketika aku berbalik untuk menatapnya, barulah menyadari orang ini bukan Federic. Melainkan orang yang asing sekaligus fa
Dalam foto itu, terlihat diriku sendiri yang berada di dalam gedung asrama. "Dari mana kamu mendapatkan foto-foto ini?"Aku terkejut dan langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres."Kak Wendy, kamu cantik sekali dan tubuhmu juga begitu indah. Aku memotretnya diam-diam saat kamu nggak menyadarinya. Kamu pasti suka, 'kan?"Apa? Tino memotretku diam-diam?Begitu mendengar pengakuannya, emosiku langsung memuncak. Aku marah dan langsung menegurnya, menuntut penjelasan mengapa dia berani mengambil fotoku tanpa izin.Namun, bukannya merasa bersalah, Tino justru semakin menjadi-jadi."Aku memotretmu supaya bisa diam-diam melihatnya di tempat tidur malam-malam ... "Membaca pesan itu, seketika aku merasa jijik.Apa yang bocah ini lakukan dengan fotoku!Akhirnya, aku tidak bisa menahan diri lagi dan langsung memakinya habis-habisan. Tapi, bukannya mundur, dia justru semakin kurang ajar, "Kak Wendy, kamu pasti sangat menginginkan seorang pria, 'kan? Bagaimana kalau aku yang temani saja?"Seket