Dalam ruang perawatan yang hening dan penuh nuansa ambigu, tatapan pasien bagaikan sepasang tangan yang mengelus tubuhku. Pada detik berikutnya, aku melepaskan kancing seragamku dan membiarkan diriku terjerumus dalam permainan kotor. Akhirnya, dia merobek stokingku dan jemarinya meraih bagian terdalamku.
Lihat lebih banyakPak Dion memercayai pesan yang kukirim padanya, sehingga dia segera membeli sejumlah besar obat impor dengan harga yang sangat tinggi.Semua tindakannya ini dilakukan tanpa sepengetahuan jajaran pimpinan rumah sakit.Awalnya, dia berencana untuk menjual obat-obatan impor ini dengan harga lebih tinggi ke berbagai rumah sakit swasta.Tapi dia tidak menyangka, bahwa berita yang sebenarnya adalah kebijakan pengendalian obat impor akan terus berlanjut.Dengan kata lain, Pak Dion akan mengalami kerugian hingga bangkrut dan terjerat hutang besar. Pak Dion yang mengalami kerugian besar tidak menyerah. Ada dua hal yang terus dia pikirkan di rumah sakit, yaitu cara memperkaya diri dan kecantikanku.Kini uangnya sudah habis, jadi dia mengalihkan perhatiannya padaku. Dia berusaha menipuku ke sini untuk melakukan perbuatan nggak senonoh padaku.Ketidaktegaan yang terlihat di mata Marto hanyalah rasa kasihan padaku.Setelah memahami semua ini, aku merasa sedikit putus asa.“Kau hebat ya! Dasar wani
Setelah turun dari mobil, aku berusaha menekan rasa gelisahku dan pelan-pelan berjalan ke tempat yang disepakati.Tidak lama kemudian, aku tiba di depan pintu gudang yang Pak Dion sebutkan.Melihat pintu yang lapuk, firasatku berkata ada yang tidak biasa. Namun, aku sama sekali tidak bisa tenang menghadapi bonus 200 juta itu.Dalam keraguan, aku teringat sama pesan Marto.Aku membuka pesan percakapan bersama Marto, lalu mengaktifkan fitur berbagi lokasi secara langsung.Setelah memberanikan diri, aku membuka pintu dan berjalan masuk ke dalam gudang diiringi bunyi ‘kreek’, lalu menutupnya kembali sambil membelakangi.Gudang agak gelap, aku membelalakkan mata dan melihat Pak Dion duduk di atas ranjang yang sudah lapuk.Saat ini Pak Dion berhadapan denganku, wajahnya tampak pucat, suram dan tidak jelas.“Akhirnya kau datang, Susan sayangku.”Suaranya terdengar samar dan tidak jelas, bahkan bikin merinding.Aku berjalan ke arahnya dan berkata dengan menggoda, “Pak Dion, ada apa dengan eksp
Setelah berulang kali memastikan informasi yang kudapatkan adalah informasi primer, Pak Dion segera mengatakan bahwa dia akan memberi tahu atasannya secara langsung.Aku merasa aku telah menyelesaikan tugasku dan mendapatkan bonus sebesar 200 juta. Aku pun merasa lega, lalu membuka pintu dan masuk ke ruang perawatan lagi.Kemudian, aku pun malas berhubungan dengan Marto lagi. Semua kesan menggoda menghilang dan responku terhadap pertanyaan tentang kondisinya justru jadi sangat profesional.Marto terkejut dengan perubahanku, tetapi dia tidak tahu gimana menghadapi situasi ini. Jadi, dia hanya bisa bermain dengan ponselnya. Hanya saja, aku bisa merasakan Marto sering menunjukkan rasa tidak tega.Sebenarnya apa yang terjadi?Setelah berpikir lama tanpa menemukan jawabannya, aku keluar dari ruangannya dan berencana beristirahat di pos perawat.Pokoknya aku sudah mendapatkan bonus 200 juta, jadi aku nggak peduli lagi.Aku pun tidur sejenak di pos perawat.Tidak lama kemudian, aku terbangun
“Kenapa ada orang yang ganggu kita lagi …”Kutelan ujung kalimatku, tapi dia pasti mengerti maksud tersembunyinya.Benar saja, Marto langsung mengerti maksudku.Orang yang membuka pintu adalah pria asing. Tampaknya dia adalah bawahan dari departemen Marto.Pria itu menatap kami dengan curiga dan merasa ada yang aneh. Namun, Marto memberinya isyarat mata dan dia langsung keluar tanpa bersuara.Aku berbalik memeluk Marto, lalu menempelkan wajahku di dadanya dan berbisik, “Abang hebat sekali!”Marto menunduk dan menatapku dengan tatapan kasihan dan tidak tega, lalu memelukku lagi.Aku tidak paham, tapi aku yakin tatapan yang kulihat tadi bukanlah ilusi.Hanya saja, kenapa Marto tidak tega?Setelah berpikir sejenak, aku akhirnya paham. Marto pasti punya perasaan padaku juga. Dia tidak tega aku dipermainkan di ruangan ini.Hanya saja, Marto tidak tahu bahwa bukan hanya dia yang mempermainkanku, tetapi aku juga sedang menikmati sensasi godaan yang menggairahkan ini.Aku tahu saat ini intensi
Aku menatap Marto yang sedang menelepon di pintu, lalu tiba-tiba aku merasa pria ini lumayan ganteng dan tertarik padanya.Dia adalah tipe pria yang kusukai. Tubuhnya lebih kekar dari yang kubayangkan, otot-ototnya terlihat jelas dan memancarkan aura maskulin yang kuat dan memesona.Walaupun aku sering bermain di batas godaan dengan berbagai pria, tapi aku cuma mencari sensasi berbeda saja. Setidaknya sampai saat ini, aku masih perawan.Aku berpikir dalam hati bahwa tanpa kejadian ini, mungkin aku bisa mengembangkan hubungan romantis dengan Marto secara bertahap.Marto memang muda dan tampan, ditambah posisinya sebagai manajer menengah di instansi terkait serta memiliki aset yang lumayan menggiurkan.Terutama ototnya, pasti bakal “bahagia”.Sayang sekali.Melihat Marto yang terkadang mengerutkan keningnya dan terkadang senyum, aku mulai mempertimbangkan untuk memberikan keperawananku dalam permainan ini.Lagian, bisa bertemu dengan pria yang kusukai juga bukan hal yang mudah.Saat aku
Tepat pada saat ini, rekan kerja yang datang mengantar obat mengetuk pintu. Marto terkejut hingga melompat dariku.Sebenarnya ini sudah kurencanakan dengan waktu yang tepat.Aku ingin memanaskan suasana tepat sebelum rekan kerjaku datang dan membuat Marto bergelora tapi terpaksa berhenti di puncak hasrat.Karena aku tahu bahwa pria lebih terobsesi pada hal yang susah didapatkan.Tapi kini, gairahku sendiri yang terhenti.Aku bahkan menyesali rencanaku.Aku berpura-pura tenang dan melirik Marto. Dia tampaknya sudah tenang dan duduk dengan canggung.Tapi aku tahu, sebenarnya sebagian dari rencana pengembangan obatnya sudah berada di bawah kendaliku.Aku berdiri dan merapikan seragam perawatku yang berantakan, lalu membuka pintunya dan langsung duduk di kursi depan ranjangnya dengan santai, pura-pura biasa saja.Marto melihat semua gerakanku dari belakangku.Di balik tatapan mengintip yang tak kuduga, kini Marto seperti kesurupan yang terus menghirup udara yang mungkin masih menyimpan aro
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen