Share

23. Ancaman Wulan (POV Abdu)

Aku berhasil membujuk Freya untuk ikut bersamaku. Sejak mobil yang kukendarai melaju meninggalkan mal, kami duduk dalam diam, masih larut dengan pikiran masing-masing.

Sesekali aku melirik ke sebelah. Setidaknya air mata perempuan bertahi lalat di pipi kiri itu sudah berhenti mengalir. Aku menelan ludah. Ingin memulai membuka percakapan, tapi takut salah bicara.

"Apa bagi Kak Abdu, perlakuan Kakak di masa lalu itu mudah dilupakan?" Freya berbicara pada kaca jendela di sebelahnya. Tanganku mencengkeram setir mobil, menanti kelanjutan ucapannya.

"Apa Kakak berusaha mendekatiku lagi tanpa permintaan maaf?" ujarnya, masih pada kaca jendela mobil itu.

"Maafin Kakak, Fre. Kakak berulang kali mengucapkan maaf. Apa itu nggak cukup?"

Freya tersenyum sinis. "Hingga sekarang hatiku masih sakit jika mengingat perlakuan Kak Abdu. Saat Kak Abdu melemparkan puntung rokok dan pergi meninggalkanku begitu saja tanpa penjelasan. Sakit. Sakit sekali. Di sini." Freya m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status