Share

Bab 16

Hari sudah menjelang petang begitu Siska keluar dari kantor polisi. Helaan nafas panjang terdengar, wajahnya terlihat begitu lelah dengan manik mata yang sedikit kemerahan karena debu yang beterbangan. Suara bising dan asap kendaraan bermotor yang berdenging di telinga, kini sudah tidak begitu di hiraukannya lagi.

Perutnya terasa perih, wajar saja, karena sejak pagi hanya roti gandum saja yang masuk ke dalam lambungnya. Begitu melelahkannya hari ini, hingga membuatnya tidak sempat memikirkan perutnya yang sedari tadi kelaparan.

Ekor mata Siska kini tampak memutar, mencari warteg atau penjual makanan gerobak yang ada di sekitarnya. Sayang, keberuntungan kali ini belum berpihak padanya, ia tak menemukan penjual makanan. Hanya kendaraan bermotor saja yang masih memadati jalan.

"Apa yang harus kulakukan?" Ucapnya getir di tengah rasa lapar yang mendera. Karena tidak mungkin baginya melangkahkan kaki ke cafe atau tempat makan yang nyaman karena isi dompetnya yang mulai menjerit.

Pekerjaann
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status