Share

Bab 2

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Lan Xiang terbangun. Dia langsung mengurusi bunga-bunga di tokonya. Selain bunga potong, yang setiap tiga hari sekali didatangkan dari perkebunan bunga langganannya, ada juga bunga hidup di tokonya.

Karena itu tokonya memiliki lahan yang cukup luas. Di belakang toko ada kebun dan juga rumah kaca. Ada banyak bunga koleksinya. Dari bunga yang umum tumbuh di daerah itu sampai bunga langka dan bunga dari luar negeri ada di toko bunganya.

Semua terawat dan terlihat indah. Itu sebabnya banyak pelanggan yang setia pada toko ini. Meski relatif lebih mahal, tapi bunga di toko ini memang berkualitas bagus. Selain itu Lan Xiang tak pernah pelit berbagi tip dalam merawat bunga.

Pagi ini Lan Xiang merapikan toko dan menyiapkan beberapa rangkaian bunga pesanan pelanggan terlebih dahulu. Dia memiliki bakat alami dalam merangkai bunga, selain itu dia juga kursus untuk mendalami seni ikebana dan merangkai bunga klasik cina.

Setelah itu dia melanjutkan dengan merawat bunga di rumah kaca. Lan Xiang selalu memiliki keasyikan sendiri setiap dia merawat bunga, dia seperti tenggelam dalam dunianya sendiri. Sekarang pun dia tenggelam dalam merawat bunga-bunganya. Dia tidak menyadari kedatangan para karyawannya.

Paman He selalu datang lebih pagi. Dia bertanggungjawab atas perawatan bunga di kebun dan rumah kaca. Selain itu ada Duo Duo, yang merupakan resepsionis sekaligus penjaga toko, ada juga Lin Che yang membantunya menangani pemasaran dan pemesanan. Dan ada dua karyawan serabutan yang hanya bekerja saat ada pemesanan besar.

Paman He yang pertama datang, terkejut melihat toko sudah dibuka dan terlihat rapi dan bersih. Bahkan terlihat ada aktivitas di kebun. Paman He masuk dengan terburu-buru dan menemukan bosnya tengah sibuk menyiram dan merawat bunga di rumah kaca.

"Selamat pagi Nyonya Lan." Paman He menyapanya dengan ramah. Lan Xiang terkejut melihatnya. Namun dia segera tersadar sekarang memang waktunya paman He merawat bunga-bunga mereka.

"Pagi Paman, sekarang aku dan Rou'er tinggal di toko untuk sementara. Jadi pagi ini aku bisa merawat bunga-bunga ini." Lan Xiang tersenyum sambil memotong beberapa tangkai bunga yang terlihat jelek dan kering.

"Nyonya apa yang terjadi? Mungkinkah Tuan Qi benar-benar meninggalkan anda?" Paman He tak mampu menyembunyikan perasaan kesalnya. Menurutnya Qi Feng adalah pria brengsek yang meninggalkan istri dan anaknya untuk perempuan lain.

"Begitulah Paman, tapi bukan masalah. Mulai hari ini kita tak perlu membicarakannya lagi. Paman bisakah aku meminta dukunganmu agar aku bisa bangkit lagi." Lan Xiang menatap paman He dengan tatapan memohon.

Paman He tak mampu menahan haru. Dia telah bekerja untuk Lan Xiang semenjak toko ini masih ditangani orangtuanya.

"Tentu Nyonya, aku pasti mendukungmu. Nyonya jangan khawatir, anda pasti bisa melewati ini semua." Paman He menepuk bahunya seakan meyakinkan Lan Xiang akan dukungannya.

"Terima kasih Paman, aku mau melihat apakah Rou 'er sudah bangun. Paman lanjutkan merawat bunga ya." Lan Xiang pun meninggalkan rumah kaca.

Dia melihat Rou'er masih tertidur nyenyak. Dia memutuskan untuk menyiapkan sarapan kemudian mandi dan berdandan.

Saat mendengar Lan Xiang sekarang tinggal di toko, Lin Che segera naik ke lantai atas. Didapatinya Lan xiang yang tengah menyiapkan sarapan. Bosnya itu sudah mandi dan berdandan cantik. Dia mengenakan gaun sederhana berbahan katun. Terlihat cantik dan segar meski tanpa make up tebal juga pakaian tak bermerk.

Lin Che selalu mengagumi penampilan bosnya itu. Meski tak seglamour wanita kalangan atas namun dia selalu terlihat rapi, bersih dan wangi. Sejujurnya tidak ada yang kurang dari penampilan Lan Xian.

"Lin Che, bantu aku membawakan sarapan untuk kalian," melihat Lin Che berdiri di tangga, Lan Xiang menyuruhnya untuk membantunya.

Lin Che mendekatinya dan mengambil nampan berisi mangkuk bubur jagung, acar lobak, baozi dan tumis bokcoi.

"Nyonya Lan apakah semua baik-baik saja?" Lin Che mengambil nampan itu sambil mengamati raut wajah Lan Xian.

"Sejujurnya tidak begitu baik, tapi anggaplah semua baik-baik saja. Ayo bawa itu ke bawah." Lan Xiang menepuk bahu Lin Che.

"Baiklah, semua akan baik-baik saja. Anda pasti bisa menemukan pengganti pria brengsek itu."

Lin Che turun dengan membawa nampan sarapan untuk mereka. Sedangkan Lan Xiang hanya tersenyum melihatnya. Ya semua baik-baik saja.

Toko bunga buka pada jam delapan pagi. Biasanya belum banyak pelanggan datang di pagi hari. Kecuali pelanggan yang sudah memesan untuk diambil pagi hari.

Namun pagi ini ada seorang wanita yang telah datang. Dan saat ini tengah berbicara dengan Duo Duo. Wanita yang cantik dan berpenampilan formal. Dia datang dengan mengendarai mobil mewah.

Saat ini dia bersikeras ingin bertemu langsung dengan Lan Xiang. Duo Duo terpaksa memanggil Lan Xiang untuk menanganinya.

Lan Xiang tertegun melihat wanita cantik itu. Dia mempersilakannya untuk duduk dan menanyakan apa masalahnya. Lan Xiang mengajaknya untuk berbicara di kebun bunga di bagian belakang toko. Mereka duduk di kursi yang tersedia di sana.

"Nyonya silakan duduk. Ada yang bisa saya bantu?" Lan Xiang mempersilakannya duduk dengan ramah. Dia juga meminta Duo Duo untuk menyiapkan teh dan camilan bagi mereka berdua.

"Nyonya Lan, saya Chen, asisten pribadi Tuan Muda Gao. Saya akan memesan bunga untuk beliau. Tolong anda siapkan buket bunga dan diantarkan ke kantor Tuan Muda Gao setiap pagi." Chen tanpa basa-basi merinci pesanannya.

Lan Xiang terkejut mendengarnya. Seingatnya Gao grup sudah memutuskan kontrak kemitraan mereka saat dia bermasalah dengan Gao Jingyan.

"Nyonya Chen, saya tidak mengerti. Bukankah kontrak kerja kita telah terputus?" Lan Xiang ragu sejenak.

"Nyonya Lan, ini tidak ada hubungannya dengan Gao grup. Ini pesanan pribadi. Masalah kontrak kerja dengan kami akan direvisi ulang oleh beliau," Chen menjelaskannya saat melihat keraguan Lan Xiang.

"Baiklah kalau begitu Nyonya Chen. Bunga apa yang dikehendaki oleh Tuan Muda Gao?" Lan Xiang bertanya dengan ramah.

"Itu terserah anda. Dan saya rasa anda lebih memahami bunga apa yang cocok untuk di ruangan beliau." Chen nampak ragu karena Tuannya tidak menjelaskan jenis bunga yang dipesannya.

"Oke, Nyonya Chen. Saya akan mengatur karyawan saya untuk mengantarkan bunga ke kantor anda setiap pagi." Lan Xiang mengerti kebingungan Che

"Maaf Nyonya Lan, Tuan Muda meminta anda sendiri yang harus mengantarkan bunganya. Tolong antar setiap jam sembilan pagi." Chen menatapnya dengan tegas.

Saat itu Duo Duo datang dengan teh dan camilan untuk mereka. Lan Xiang menyajikan teh untuk Chen.

"Nyonya Chen silakan teh dan kuenya. Apakah harus saya yang mengantarkan bunga itu? Apakah tidak akan menimbulkan masalah?" Lan xiang menuangkan teh untuk mereka berdua dan mempersilakan Chen untuk menikmatinya.

Chen menyeruput tehnya dengan elegan. Dia tertegun, teh yang sangat enak. Namun itu bukan jenis teh yang populer. Ada wangi bunga yang samar dari teh itu.

"Benar Nyonya Lan, anda tidak perlu khawatir. Ini kartu nama saya, hubungi saya saat anda mengalami masalah dalam pengantaran bunga." Chen mengulurkan sebuah kartu nama padanya. Ini inisiatif Chen sendiri. Dia ingat keributan yang terjadi saat Nyonya Lan ingin menemui Tuan Muda Gao.

"Baiklah saya akan segera mempersiapkan bunga pesanan anda." Lan Xiang menerima kartu nama itu.

"Oke, Nyonya Lan. Untuk pembayarannya akan diurus langsung oleh CEO. Saya permisi dan terima kasih untuk tehnya."

Chen pun pergi meninggalkan toko bunga. Lan xiang mengantarkannya sampai di depan toko bunga. Dia berdiri di sana sampai mobil yang ditumpangi Chen menghilang.

Lan xiang tidak tahu, ada seseorang dalam mobil yang ditumpangi Chen, memperhatikan semua gerak-geriknya. Gao Yiyang-lah orang itu. Dia tersenyum senang saat melihat Lan xiang berdiri di depan toko bung

Dia terlihat cantik, sederhana namun menarik. Dia sangat lembut dengan pakaian sederhana dan make-up seadanya. Namun itu membuat Gao Yiyang memiliki hasrat yang tidak biasanya. Dia berbeda dengan wanita-wanita yang pernah dikenalnya.

Lan Xiang bukanlah tipe wanita yang cantik jelita bak bidadari. Juga tidak seglamour wanita-wanita kalangan atas. Pun juga tak semenggoda para sugar baby. Dia biasa-biasa saja.

Namun setiap Gao Yiyang melihatnya, dia memberi rasa nyaman. Ada kelembutan yang terpancar dari setiap tindak-tanduknya. Semua yang dikerjakannya terkesan alami dan tidak dibuat-buat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status