Share

Bab 7

Beberapa hari kemudian berlalu dengan tenang. Setiap hari Lan Xiang mengantarkan bunga dan menghabiskan waktu satu atau dua jam bersama Gao Yiyang.

Kadang dia hanya menemani Gao Yiyang bercakap-cakap sambil merangkai dan merawat bunga-bunga di ruangan itu. Dia telah menambahkan  beberapa tanaman lagi untuk menghijaukan ruangan tersebut.

Namun tak jarang percakapan mereka berakhir dengan sesi cumbu rayu yang menghanyutkan. Meski begitu baik Lan Xiang maupun Gao Yiyang selalu bisa berhenti di waktu yang tepat.

Pada dasarnya mereka berdua adalah dua makhluk dewasa yang masuk akal. Mereka bukan dua anak muda yang sedang dimabuk asmara. Mereka Lebih tepat disebut partner yang saling memahami.

Lan Xiang selalu bisa membuat Gao Yiyang merasa nyaman. Dia teman yang menyenangkan untuk berbincang-bincang dan berdiskusi.

Dia memiliki wawasan yang luas.

Terkadang Gao Yiyang akan menemukan ide dan inspirasi setelah berdiskusi dengannya.

Dia juga pendengar yang baik. Mesti semakin dekat, Lan Xiang hampir tidak pernah usil dengan privasi Gao Yiyang. Dia tak pernah menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi.

Dia juga tidak bersikap seperti kekasih di depan orang-orang grup Gao. Dia lebih menempatkan diri sebagai mitra kerja. Sehingga hampir tidak ada yang mendeteksi kedekatannya dengan CEO mereka, kecuali Chen dan Nona Lin.

Dua wanita itu adalah staf yang paling dekat dengan CEO. Bahkan mereka berdualah yang mengatur jadwal Gao Yiyang. Tentu saja mereka juga tahu wanita mana yang tengah dekat dengan CEO mereka. Namun kedua wanita itu tak pernah membocorkan apapun pada orang lain. Keduanya fokus dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Nona Lin sangat menghargai sikap Lan xiang. Sebagai sekretaris Gao Yiyang, dia tahu banyak wanita-wanita di sekelilingnya. Sebagian wanita itu akan bersikap arogan setiap datang ke gedung grup Gao. Seakan-akan mereka telah menjadi Nyonya Gao.

Namun Lan Xiang tidak pernah bersikap seperti itu. Dia bersikap seperti biasanya. Meski saat ini, Lan Xiang satu-satunya orang luar yang bisa keluar masuk ruangan Gao Yiyang tanpa hambatan. Bahkan pria itu sudah memberi perintah jajaran sekretarisnya untuk melayani dengan baik Nyonya Lan Xiang.

Sedangkan Chen tak pernah ambil pusing dengan wanita-wanita di sekeliling Gao Yiyang. Tanpa perintahnya, Chen tidak akan mengambil tindakan apa pun.

Namun khusus untuk Lan Xiang, Gao Yiyang telah memerintahkannya untuk menjaga dan mengawasinya. Juga memeriksa latar belakangnya termasuk pernikahannya dengan Qi Feng.

Bagi Gao Yiyang sendiri, hubungannya dengan Lan Xiang tidak seperti hubungannya dengan wanita-wanita sebelumnya. Jika bukan hubungan asmara berorientasi seks dan tidak mengikat, maka itu hubungan kerja yang murni berorientasi keuntungan. Gao Yiyang tidak pernah mencampur aduk antara pekerjaan dengan hubungan pribadi. Dia sangat profesional.

Namun dengan Lan Xiang dia mengembangkan hubungan yang berbeda. Dalam diri Lan Xiang dia menemukan sosok kekasih, sahabat sekaligus rekan kerja.

Sementara itu Lan Xiang memiliki pemikiran sendiri mengenai hubungannya dengan cassanova tampan itu. Dia tidak berharap banyak dengan hubungan ini. Dia hanya mengikuti alur dan menikmatinya.

Selama periode ini Lan Xiang dan Gao Yiyang belum menghabiskan banyak waktu bersama. Selain setiap pagi, mereka beberapa kali makan malam bersama atau sekedar menikmati masa libur dengan santai.

Namun kebersamaan yang tak terlalu sering itu betul-betul mendekatkan mereka berdua. Mereka selalu menikmati kebersamaan dan mulai saling memahami satu sama lain.

Seperti sore hari ini, Gao Yiyang mengunjungi toko bunga milik Lan Xiang. Dia datang saat toko hampir tutup. Lin Che maupun Duo Duo tidak heran dengan kehadiran pria itu. Mereka mengira itu berkaitan dengan kerjasama toko ini dengan Grup Gao.

Lan Xiang menyambut kedatangannya seperti dia menyambut para pelanggan toko bunganya. Dia mempersilakan Gao Yiyang, yang kali ini tidak ditemani Chen, untuk berkeliling toko dan kebun bunganya.

Pria itu nampak sangat tertarik dengan bunga-bunga koleksi Lan Xiang. Terutama beberapa bunga yang tergolong langka dan cukup sulit perawatannya, seperti anggrek, azalea, anthurium dan aneka bonsai. Selain itu ada beberapa buket bunga bergaya ikebana yang juga menarik perhatiannya.

Hingga menjelang toko tutup, Gao Yiyang tidak berniat untuk segera beranjak. Dia justru duduk  dengan santai di kursi yang ada di kebun bunga itu.

Lan Xiang meminta Lin che dan Duo Duo untuk menutup toko seperti biasanya dan menyilakan mereka untuk segera pulang. Keduanya mengangguk setuju dan segera melaksanakan perintahnya.

Kini toko telah sepi. Hanya ada Lan Xiang yang tengah merapikan beberapa berkas. Biasanya setelah toko tutup, Lan xiang akan menghabiskan waktunya untuk menemani Rou'er.

Sementara itu Qi Feng beberapa kali mendatangi toko Lan Xiang untuk menyerahkan sebagian uang dari penjualan rumah mereka. Selain itu ada juga keputusan pengadilan mengenai hak berkunjung Qi Feng atas putri mereka.

Lan Xiang dan Qi Feng sepakat untuk berbagi pengasuhan Rou'er, setelah orangtua Qi Feng menegur sikapnya yang mengabaikan bocah cilik itu. Setiap akhir pekan Qi Feng akan membawa Rou'er tinggal bersamanya.

Begitulah hari-hari berlalu. Semua sepertinya telah berjalan sesuai jalurnya. Seharusnya periode penuh gejolak dalam hidup Lan Xiang telah berakhir.

Namun ada orang-orang tertentu yang justru tidak merasa nyaman dengan hari-hari yang tenang. Ketenangan pun mulai terganggu dengan berbagai insiden.

Sudah dua bulan berlalu dari perceraiannya dengan Qi feng. Setiap akhir pekan Qi feng akan menjemput Rou'er dan membawanya menginap di kediaman keluarga Qi. 

Meski sudah berpisah, hubungan Lan xiang dengan keluarga Qi masih sangat baik. Mantan ibu mertuanya adalah seorang wanita yang tidak pernah ikut campur masalah anak-anaknya. Namun dia tidak segan untuk membantu jika mereka dalam kesulitan. 

Ketika Lan xiang dan Qi feng memutuskan untuk bercerai, wanita itu mengingatkan mereka untuk tidak mengabaikan perasaan dan masa depan Rou'er. Selama masa kacau dalam rumah tangganya, ibu mertuanya menjadi teman diskusi Lan xiang. Ibu mertuanya selalu mendukung ketenangan Lan xiang, namun disatu sisi dia juga tidak bisa memusuhi putranya.

Meski begitu dia selalu mencoba bersikap adil. Ketika akhirnya mereka berpisah, dia lebih memilih untuk mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya pada Rou'er cucunya. 

Dan hari ini Lan xiang dikejutkan dengan kunjungan mantan ibu mertuanya. Wanita itu sedang minum teh dan mengobrol dengan bibi Li, ketika Lan xiang kembali dari gedung grup Gao. 

"Bibi Qi kapan kamu datang?  Kenapa tidak mengabariku terlebih dahulu? " Lan xiang duduk di depan wanita yang masih terlihat cantik itu. 

"Xiang'er aku tidak berani mengganggumu. Kau sudah cukup sibuk mengurus toko juga Rou'er," wanita itu tampak canggung. 

"Bibi Qi aku tidak sesibuk itu, aku masih punya banyak waktu bi. Bagaimana kabar paman dan Qi Xuan?" Lan xiang menanyakan kabar mantan ayah mertua dan juga adik iparnya.

"Mereka baik. Xiang'er,  bulan depan Qi feng akan menikahi Gao Jingyan," Bibi Qi berbicara dengan hati-hati. Dia takut menyinggung perasaan mantan menantunya itu.

"Itu berita bagus bi. Aku senang mendengarnya meski itu tidak bagus untuk Rou'er," Lan xiang mendesah, entah dia merasa lega atau justru cemas.

Sepertinya pernikahan mantan suaminya dengan Gao Jingyan memiliki dua sisi yang sama tajamnya. Pernikahan itu mungkin akan menjadi awal yang bagus untuk mereka bertiga atau justru akan semakin memperburuk situasi.

"Kau benar, Rou'er masih terlalu kecil untuk mengerti masalah ini. Apalagi Jingyan bersikeras untuk mengundangmu dan Rou'er di pesta pernikahannya," raut wajah bibi Qi terlihat muram. 

"Haiya sungguh kekanak-kanakan. Untuk apa dia mengundangku bi." Lan xiang memijit pelipisnya pelan.

"Aku juga merasa seperti itu. Tapi dia memaksa Qi feng untuk mengundangmu untuk membuktikan kalian benar-benar sudah selesai." Bibi Qi terlihat sangat kesal.

"Bukankah aku dan Qi feng memang sudah selesai? Jika mengenai Rou'er tentu berbeda bi. Aku memang mantan istri Qi feng namun Rou'er bukan mantan anak Qi feng tentunya." Lan xiang menggelengkan kepalanya, dia tidak mengerti jalan pemikiran Gao Jingyan.

"Aku juga tidak mengerti. Qi feng sepertinya akan menyetujui setiap permintaan perempuan itu," Bibi Qi menghela nafas, tampak ada banyak keluhan dimatanya. 

"Bibi tidak perlu khawatir aku punya cara untuk menghadapinya. Bibi tidak perlu melakukan apapun, anggap saja bibi tidak tahu apa-apa," Lan xiang menenangkan mantan mertuanya.

Bibi Qi mengangguk setuju. Dia tahu kepribadian mantan menantunya ini. Tenang dan terkendali. Terkadang dia menyesali keputusan putranya untuk menceraikan Lan xiang. 

Mereka berbincang-bincang sampai sore. Bibi Qi pulang tanpa diantar Lan xiang. Wanita itu tidak mau merepotkannya. Lan xiang pun tidak memaksanya. 

Setelah kepulangan bibi Qi, Lan xiang kembali meneruskan kesibukannya mengurus toko bunganya. Akhir-akhir ini tokonya mulai ramai seperti dulu lagi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status