Share

Bab 6

Keesokan harinya, seperti biasanya Lan Xiang merawat bunga dan merapikan tokonya. Kemudian dia menyiapkan sarapan.

Setelah para karyawannya datang, dia mengajak mereka sarapan dan membicarakan beberapa hal mengenai kondisi toko mereka.

Karena sempat kehilangan beberapa klien besar mereka, Lan Xiang sempat mengurangi pemesanan bunga potong dari para petani bunga. Namun kini dia harus menambah pasokan untuk memenuhi permintaan dari Gao grup.

Dia memerintahkan Lin Che untuk menghubungi petani bunga yang telah menjadi rekanan mereka sejak lama. Sedangkan Duo Duo dimintanya untuk menghubungi beberapa orang di grup Gao yang berhubungan dengan pemesanan bunga untuk penjadwalan pengantaran bunga. Dan dia juga meminta Duo Duo memanggil kembali karyawan serabutan mereka untuk bekerja Lagi.

Lan Xiang sempat hampir menutup tokonya, ketika Gao Jingyan memutuskan kontrak grup Gao dengan tokonya. Dia hampir kehilangan toko yang merupakan warisan dari orangtuanya. Kalau saja dia tidak memberanikan diri untuk menemui Gao Yiyang, dia mungkin tidak akan bisa menyelamatkan toko itu.

Gao Jingyan memutuskan kontrak Violet florist & garden dengan grup Gao tanpa sepengetahuan CEO dan dengan alasan yang tidak jelas. Gadis itu hanya ingin menunjukkan kekuatannya pada Lan Xiang agar wanita itu menyerah dan meminta perceraian. Dengan begitu dia bisa menikahi Qi Feng tanpa merusak reputasinya.

Sayangnya Lan Xiang tidak terpengaruh. Selama hampir satu tahun affair mereka, Lan Xiang tidak pernah lepas kendali. Dia hampir tidak pernah terlibat keributan dengan Gao Jingyan.

Meski Gao Jingyan memprovokasinya berkali-kali Lan Xiang sama sekali tidak merespon. Bahkan ketika Gao Jingyan menyerangnya lewat media sosial, Lan Xiang tidak menanggapinya.

Namun saat Gao Jingyan menyerang tokonya Lan Xiang tidak bisa tinggal diam. Dia bertekad menemui Gao Yiyang, CEO grup Gao yang baru kembali dari luar negeri.

Namun dia dihentikan resepsionis, pada saat itu Lan Xiang hampir putus asa. Dan saat itulah dia melihat Gao Yiyang di pintu lift. Lan Xiang tahu jika dia langsung mendatangi Gao Yiyang akan menimbulkan kesan buruk.

Karena itu dia hanya mengatakan sesuatu yang akan memprovokasi Gao Yiyang dengan keras. Trik kecilnya berhasil menarik perhatian pria itu.

Dan kontrak itu pun kembali padanya. Namun ia tak mengira bahwa pria itu akan menawarinya menjadi wanitanya. Dia tahu betul reputasi Gao Yiyang, cassanova pujaan seribu wanita itu julukannya.

Itu bukan julukan yang sia-sia, Gao Yiyang selalu menjadi berita utama majalah gosip setiap berkencan dengan wanita yang berbeda-beda. Mulai dari artis, executive, nona muda keluarga kaya bahkan politikus.

Melihat deretan wanita yang pernah dikencaninya sepertinya tidak ada yang seperti Lan Xiang. Ibu rumah tangga yang bahkan baru saja ditinggalkan suaminya demi wanita lain.

Bahkan Lan Xiang sempat berpikir ada yang salah dengan otak sang cassanova. Atau mungkin dia ingin mencoba sesuatu yang baru. Apapun alasan dibalik tawaran cassanova itu, Lan Xiang hanya mencoba untuk mendapatkan manfaat darinya.

Kini Lan Xiang harus bekerja keras untuk membangun bisnisnya lagi. Dengan kontrak bersama grup Gao itu akan menjadi modal awalnya untuk kembali mendapatkan kepercayaan dari klien-kliennya.

Setelah pertemuan kecil dengan karyawannya, Lan Xiang mempersiapkan buket bunga untuk Gao Yiyang. Karena harus mengantar bunga setiap pagi Lan Xiang meminta Bibi Li untuk mengantar Rou'er ke kelompok bermain. Namun dia sendiri yang akan menjemputnya saat pulang nanti.

Untuk hari ini Lan Xiang merangkai ikebana anggrek dendrobium dan lily of valley dipadu dengan batang bambu. Selain itu dia juga menyiapkan satu pot anggrek bulan dan bunga anthurium.

Dia sudah memikirkan penawaran Gao Yiyang. Dia memutuskan untuk menerimanya. Setelah merenungkan kembali, dia rasa tidak ada ruginya menjadi wanita pria kaya seperti Gao Yiyang.

Selama dia bisa mengendalikan perasaannya, dan tidak bermain hati semua akan baik-baik saja.

Pria cassanova seperti Gao Yiyang tidak akan peduli dengan cinta, namun dia akan sangat melindungi wanitanya selama wanita itu masuk akal dan membuatnya nyaman.

Karena membawa buket dan pot bunga, Lan Xiang meminta bantuan Lin Che untuk mengantarnya ke gedung grup Gao. Mereka berboncengan dengan skuter milik Lin Che.

Lin Che membantunya sampai di lobi. Kali ini resepsionis tidak menghentikannya. Dia bahkan memanggil office boy untuk membantu Lan Xiang membawa pot bunganya. Saat itu Ah Li, salah satu karyawan grup Gao dari departemen PR melihat mereka berdua.

"Lin Che, Nyonya Lan kebetulan bertemu di sini," gadis itu menyapa mereka dengan riang.

"Ah Li apa kabar, apakah ada sesuatu." Lin Che tersenyum dengan ramah. Kedua gadis itu cukup akrab, dulu mereka sering bekerja sama dalam pendekorasian setiap event yang diselenggarakan grup Gao.

"Lin Che, minggu depan perusahaan kami mengadakan gala dinner untuk peluncuran koleksi terbaru perhiasan kami. Tolong persiapkan bunga untuk acara itu." Ah Li tersenyum ramah.

"Lin Che ikutlah Nona Li untuk memastikan apa saja yang harus dipersiapkan. Aku akan membawa bunga ini ke ruangan Tuan Muda Gao. Kau tidak perlu menungguku."

Lan Xiang memberi sinyal pada Lin Che untuk meninggalkannya. Lin Che setuju dan pergi bersama Ah Li. Sementara itu Lan Xiang melanjutkan perjalanannya menuju ruangan Gao Yiyang.

Tiba di lantai 45, dia disambut sekretaris Lin yang langsung mengantarnya ke ruangan CEO. Nona Lin mengambil bunga dari office boy itu dan membantu Lan Xiang membawanya masuk.

Nona Lin kembali ke mejanya setelah meletakkan bunga-bunga itu di meja. Kini hanya ada Lan Xiang dan Gao Yiyang di ruangan itu.

Gao Yiyang memberi isyarat untuk mendekat. Lan Xiang memutari meja dan berdiri di dekat pria itu. Lan Xiang meletakkan buket bunganya dan akan mengambil buket bunga kemarin untuk diganti. Namun Gao Yiyang memutar kursinya, hingga mereka saling berhadap-hadapan.

Tiba-tiba Gao Yiyang memeluknya. Lan Xiang terkejut dan hampir jatuh, untungnya Gao Yiyang memeluknya dengan erat jadi dia hanya terhuyung saja. Lan Xiang meletakkan kembali buket bunganya di meja.

"Tuan Muda Gao apa ada yang salah?" Tangan Lan Xiang berhenti di udara. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Ada keinginan untuk membelai pria itu karena dia merasakan kegelisahan pria itu.

"Xiang'er biarkan aku memelukmu." Gao Yiyang membenamkan kepalanya di dada wanita itu. Dia bisa menghirup aroma wanginya. Lembut dan memabukkan. Itu bukan wangi parfum.

"Oke jika itu bisa membantumu," Lan Xiang berbisik dengan lembut dan tanpa sadar tangannya membelai rambut pria itu.

Gao yiyang mendongakkan kepalanya menatap wanita yang dipeluknya. Mereka sejenak bertatapan.

"Nyonya Lan beri aku jawaban sekarang!" nada bicaranya lebih pada memerintah daripada memohon.

Lan Xiang terdiam sejenak. Semalam dia sudah memutuskan untuk mengiyakan tawaran Gao yiyang, namun entah mengapa sekarang dia ragu.

"Tuan Gao kenapa anda berpikir menjadikanku sebagai wanitamu?" Lan Xiang berhenti membelai kepalanya.

"Karena aku menginginkannya," pria itu hanya menjawab singkat. Kemudian pria itu melepaskan pelukannya dan berdiri.

Digandengnya Lan Xiang menuju sofa di sudut ruangan. Mereka duduk bersebelahan. Gao Yiyang duduk dengan santai, salah satu lengannya bersandar disandaran sofa tempat Lan Xiang duduk. Sementara Lan Xiang duduk di sebelahnya dengan tenang. Tak ada jejak gugup, gelisah mau pun canggung di setiap tindakan wanita itu.

Sikapnya yang tenang dan tanpa emosi, namun alami inilah yang membuat Gao Yiyang tertarik padanya. Ada banyak wanita yang mengejarnya, dan mereka akan melemparkan diri kepelukannya begitu dia meresponnya.

Dan setiap wanita yang diinginkannya akan dengan sukacita menerimanya. Belum ada wanita yang setenang wanita ini. Gao Yiyang tidak bisa menebak apakah dia mau atau tidak menjadi wanitanya.

"Tuan Gao bagaimana kalau aku tidak menginginkannya?" Wanita itu menatapnya lagi dengan polos.

"Kalau kau tidak menginginkannya kenapa anda di sini sekarang?" Gao Yiyang menarik lembut sejumput rambut wanita itu.

"Saya di sini untuk mengantar bunga pesanan anda Tuan Gao." Lan xiang berusaha menghalau tangan Gao Yiyang dari rambutnya. Namun Gao Yiyang memilin rambutnya dengan lembut.

"Owh begitukah? Kalau begitu aku akan membuat anda Juga menginginkanku." Tiba tiba Gao yiyang memeluknya dan menciumnya.

Ciuman pria itu membuat Lan Xiang untuk sesaat kehilangan akal. Namun Lan Xiang berusaha untuk tetap rasional. Yang dihadapinya sekarang cassanova bukan playboy kampus. Dia harus bisa mengendalikan pria itu tanpa disadarinya. Kalau tidak dia akan hanya menjadi mainan sesaat pria ini.

Pria itu menciumnya dengan lembut, jelas dia sangat ahli. Lidah dan bibirnya menggodanya untuk membalas ciuman lembut namun penuh nafsu itu.

French kiss salah satu kelemahan Lan Xiang. Dia selalu mudah tergoda dengan french kiss yang menurutnya ciuman yang paling panas dan intim.

Karena itu perlahan dia pun merespon pria itu. Entah berapa lama mereka berciuman. Semakin lama semakin membuat mereka terhanyut.

Lan Xiang hanya bisa mengikuti nalurinya. Perlahan dia mengalungkan lengannya di leher Gao Yiyang. Sementara pria itu memegang belakang kepalanya untuk memperdalam ciumannya. 

Mereka baru berhenti saat mulai kehabisan nafas. Lan xiang melepaskan diri dari pria itu. Gao Yiyang hanya tersenyum melihatnya.

"Nyonya Lan apakah sekarang kau juga menginginkanku?" Gao Yiyang menatapnya dengan tatapan menggoda.

"Tuan Gao aku akui hanya wanita bodoh yang tidak menginginkanmu. Namun aku tidak tertarik untuk bermain-main denganmu. Aku takut tersesat dan tidak bisa kembali Tuan Gao."

Lan Xiang kembali mendapatkan ketenangannya, setelah sesaat tadi hampir kehilangan kendali. Ciuman pria itu hampir membuatnya terhanyut jauh.

"Anda orang yang masuk akal nyonya Lan, namun anda juga liar," Gao Yiyang berbisik di telinganya saat mengucapkan bagian terakhir kalimatnya.

Lan Xiang tertawa lembut mendengarnya. Liar? Baru kali ini ada pria yang menyebutnya liar. Bahkan Qi feng, pria yang telah bersamanya selama enam tahun tak pernah menemukan sisi liarnya ini.

"Baiklah Tuan Gao, sepertinya saya harus kembali sekarang. Lebih lama saya di sini sepertinya akan membuat kita menjadi lebih liar."

Lan xiang berdiri hendak pergi. Namun Gao Yiyang menahannya. Dia menggenggam tangannya dengan erat.

"Nyonya Lan, anda belum memberi jawaban atas penawaranku dan aku tidak keberatan untuk menjadi liar bersamamu." Pria itu menggodanya lagi.

"Tapi aku keberatan Tuan Gao, anggap ciuman tadi sebagai jawabanku. Sekarang sudah terlambat. Saya harus menjemput Rou'er." Lan Xiang tetap tenang tidak terpancing dengan godaan Gao Yiyang.

"Kurasa kita bisa menjadi lebih liar, namun tidak sekarang Tuan Gao. Sekarang biarkan aku menyelesaikan pekerjaanku dulu." Lan Xiang tersenyum dan merapikan bunga-bunga yang dibawanya.

"Baiklah nyonya Lan, aku akan menunggu saat itu." Pria itu kembali duduk di kursi kerjanya. Sementara Lan Xiang merangkai buket bunga, dan meletakkan bunga anggrek bulan di salah satu meja di sudut ruangan. Untuk tanaman anthurium di letakkannya di atas meja sofa.

Gao Yiyang kembali bekerja dan membiarkan Lan Xiang mengatur bunga-bunga itu sesuai dengan keinginannya. Gao Yiyang tahu bakat alami wanita itu.

Setelah selesai dengan pekerjaannya Lan Xiang mendekati Gao Yiyang. Dengan tenang wanita itu membungkuk dan mencium pipi pria itu.

"Sampai jumpa besok Tuan Gao," wanita itu sudah pergi sebelum Gao yiyang bereaksi. Gao Yiyang hanya menggelengkan kepala menyaksikan Wanita itu menghilang di balik pintu ruangannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status