Share

Bab 5

Cantika terus mengikuti David, yang melayang  menuju sebuah rumah yang tua, tidak terurus tak jauh dari kampus. Rumah itu bangunan tua yang lumayan besar. Namun, nampak tidak terawat. Temboknya berlumut dan kayu- kayunya mulai terlihat lapuk. Banyak rumput liar tinggi di halamannya.

Rumah itu nampak angker dan tidak berpenghuni. Cantika terus mengikuti David yang melayang, memutar ke arah belakang rumah itu. Rupanya ada pintu masuk dari arah belakang rumah.

“Kita masuk kesini?” bisik Cantika.

David mengangguk. "Iya, ayo masuk!” 

Cantika pun pelan-pelan masuk. Hawa dingin dari rumah kosong yang lembab, langsung menerpa tubuhnya  Rumah itu sangat kotor. Lantainya sudah kasar dan berdebu. 

“Sttt.. ada orang datang,” bisik David. “Ayo, sembunyi!”

Cantika dan David segera mencari tempat bersembunyi. Di sana terlihat ada tembok yang mulai runtuh. Dan dibawahnya ada celah untuk bersembunyi.

Cantika bersembunyi di sana, sedangkan David dengan mudah menerobos tembok dan keluar dari rumah. Dia sudah menjadi arwah jadi tubuhnya bisa menembus dinding manapun.

Terdengar suara seorang lelaki tua sedang berbicara  dengan seorang wanita sambil berjalan masuk,  di tangannya menyeret sebuah tubuh manusia. 

Mata Cantika terbelalak melihat siapa wanita itu. Dialah Sonya, teman kuliahnya. Dan lelaki itu? Sonya memanggilnya dengan sebutan Mbah Kunto. Seorang dukun sakti.

Tubuh yang diseret tak berdaya  itu seorang pria masih muda, dengan darah mengucur dari kepalanya. Persis seperti gambar  dalam kelebatan bayangan  yang dilihat Cantika kemarin. Cantika menahan napas.

Mbah Kunto menyeret  tubuh pemuda itu, dan memasukkannya ke sebuah kamar.

“Kita simpan dulu di sini, sampai bulan purnama nanti pas tengah malam!” seru Mbah Kunto pada Sonya. “Kamu dan Nyai Onom akan bertambah cantik dan kuat. Kita butuh darah pemuda yang masih perjaka.”

“Baik, Mbah,” jawab Sonya.

“Kita cari mangsa lain sekarang, kamu dekati pemuda lain lagi buat nanti bulan purnama selanjutnya,” titah Mbah Kunto. “Nyai Onom sedang mengumpulkan syarat pemujaan!"

Keduanya berjalan keluar dari rumah tua itu. Meninggalkan Aditia yang terkapar tak berdaya di sebuah kamar.

Cantika segera berdiri, dengan hati-hati dilihatnya keadaan sekitar. Sepi.  Aman. Sepertinya Mbah  Kunto dan Sonya sudah keluar rumah.

Cantika berjalan ke arah kamar yang tadi terlihat tempat menyimpan tubuh Aditia. Dilihatnya Aditia tergolek tak berdaya. Darah dari luka di kepala membasahi bajunya. Cantika bergidik ngeri melihatnya.

Dia segera menghampiri tubuh Aditia dan meraba nadi di tangannya. Masih hidup! Tetapi detakannya lemah. Terlihat Aditia masih bernapas. Cantika bersyukur Aditia masih hidup.

Namun Cantika kebingungan,  bagaimana cara menyelamatkan Aditia. Tidak mungkin dia menggotong tubuh Aditia yang besar itu sendirian.

Cantika menggoyang- goyangkan tubuh Aditia, berharap Aditia bangun.

“Bangun, Adit. Buka matamu!”

Mata Aditia masih terpejam.

“Dia masih belum sadar,” ucap David yang tiba-tiba sudah ada di belakang Cantika, dan berhasil mengagetkan Cantika.

“Kamu ngagetin saja, David!” gerutu Cantika setelah kagetnya hilang.

"Bagaimana membawa Aditia untuk diselamatkan?" tanya Cantika bingung.

David juga ikut bingung untuk menyelamatkan Aditia.

“Aku minta tolong Kak Bayu saja, semoga dia mau nolong!” putus Cantika. Lalu segera mengambil ponselnya di tas dan menekan nomor ponsel Bayu.

***

Bayu mau membantu Cantika. Dia juga kuatir keselamatan gadis itu yang nekat mau menolong teman kampusnya. 

Tanpa buang waktu Bayu segera  berangkat untuk menolong  setelah mendapat telefon dari Cantika. Dia diberitahu Cantika letak rumah tempat menyekap pemuda yang hilang. Ada shareloc yang dikirim Cantika.

Sementara itu Cantika yang tidak berhasil membuat Aditia sadar, berinisiatif mengeluarkan Aditia dari dalam ruangan  kamar dulu, biar nanti kalau ada Bayu tak sulit menemukannya.

Diseretnya tubuh Aditia dengan susah payah. Cantika yang bertubuh mungil,ml menarik tubuh Aditia yang tinggi besar. David tidak dapat membantu karena sebagai arwah, tangannya tembus pada benda yang dipegangnya. Benda itu tak bisa diraih.

Baru saja Cantika berhasil menarik keluar tubuh Aditia dari dalam kamar, saat itu pula Mbah Kunto masuk. Matanya langsung nyalang, melotot ke arah Cantika. 

Cantika tak kalah kaget  kepergok si dukun Mbah Kunto. Sedang David seperti biasa langsung melayang kabur menembus dinding rumah. Rupanya hantu itu memang penakut sekali!

“Siapa kamu, beraninya masuk kesini!” hardik Mbah Kunto dengan suara serak. Matanya yang tajam menatap penuh selidik pada Cantika 

Cantika segera menatap balik. Dia sudah kadung ketahuan. Jadi sudah tidak bisa lagi menghindar, kecuali harus mau  menghadapi lelaki tua menyeramkan ini.

“Aku mau selamatkan temanku. Mau kau apakan dia?” seru Cantika mencoba berani.

“Haha...gadis cantik. Aku suka caramu, kamu gadis yang berani!Mbah"Mbah Kunto terkekeh. “Aku butuh gadis sepertimu untuk tumbal ilmuku, selain darah perjaka.”

Mbah Kunto berjalan  mendekati Cantika, Cantika melangkah mundur. Firasatnya mengatakan orang tua ini memiliki ilmu yang tinggi. Terlihat dari matanya yang beringas dan bengis,akar ada akar kayu di pergelangan tangannya mengandung kekuatan magic.

Cantika mulai mengepalkan tangannya, menghimpun kekuatan supernya. Namun aneh, mata orang tua itu seperti mengandung daya hipnotis. Kekuatan Cantika serasa lumpuh. Tubuhnya perlahan terasa lemah.

Mbah Kunto semakin mendekati Cantika. Seringai jahatnya membuat jantung Cantika berdegup semakin kencang.  Cantika mulai tidak berdaya. Daya hipnotis dari lelaki tua itu semakin menguasai dirinya.

Ketika  Cantika semakin terdesak.

 Tiba- tiba, wuuuss...ada  kekuatan angin kencang berhembus. Secepat kilat sosok itu meraih tubuh Cantika dan membawanya pergi bersama deru angin yang kencang, menghantam Mbah Kunto hingga terjengkang.

Kekuatan angin hebat yang mampu menerbangkan benda di dalam rumah. Sekejap kemudian, kembali angin itu hilang bersamaan dengan hilangnya tubuh Cantika.

Mbah Kunto ternganga kaget, ada kekuatan yang sangat dahsyat menghantam tubuhnya dan menyelamatkan gadis itu. Entah darimana. Baru kali ini Mbah Kunto melihat dan merasakan kekuatan angin yang berhembus dahsyat 

****

“Ka-Kak-Bayu?” lirih suara Cantika ketika dilihat  Bayu yang berjongkok di dekatnya.

“Sstt..diam! Kamu sudah aman sekarang!

***

Cantika terus mengikuti David, yang melayang  menuju sebuah rumah yang kumuh tidak terurus, tak jauh dari kampus.

 Rumah itu bangunan tua yang lumayan besar. Namun nampak tidak terawat. Temboknya berlumut dan kayu- kayunya mulai terlihat lapuk. Rumah itu nampak angker dan tidak berpenghuni. 

Cantika terus mengikuti David yang melayang l, memutar ke arah belakang rumah. Rupanya ada pintu masuk dari arah belakang rumah.

“Kita masuk kesini?” bisik Cantika. David mengangguk.

“Iya, ayo masuk!” seru David.

Cantika pun pelan- pelan masuk. Hawa dingin dari rumah kosong yang lembab langsung menerpa tubuhnya.  Rumah itu sangat kotor. Lantainya sudah kasar dan berdebu.

“Sttt.. ada orang datang,” bisik David. “Ayo sembunyi!”

Cantika dan David segera mencari tempat bersembunyi. Disana terlihat ada tembok yang mulai runtuh. Dan dibawahnya ada celah untuk bersembunyi.

Cantika bersembunyi di sana, sedangkan David dengan mudah menerobos dinding  tembok dan keluar dari rumah. Dia sudah menjadi arwah jadi tubuhnya bisa menembus dinding manapun.

Disana terdengar suara seorang lelaki tua sedang berbicara  dengan seorang wanita sambil berjalan, dan tangannya menyeret sesuatu,  sebuah tubuh manusia!

 

Mata Cantika terbelalak melihat siapa wanita itu. Dialah Sonya, teman kuliahnya. Dan lelaki tua  itu? Sonya memanggilnya dengan sebutan Mbah Kunto.

Tubuh yang di seret tak berdaya  itu seorang pria masih muda, dengan darah mengucur dari kepalanya. Persis seperti dalam kelebatan  kejadian yang dilihat Cantika kemarin.

Mbah Kunto menyeret  tubuh pemuda itu, dan memasukkannya ke sebuah kamar.

“Kita simpan dulu di sini. Sampai bulan purnama nanti pas tengah malam!” seru Mbah Kunto pada Sonya. “Syarat kamu dan Nyai Onom akan bertambah cantik dan kuat, kita butuh darah pemuda yang masih perjaka.”

“Baik, Mbah,” jawab Sonya.

“Kita cari mangsa lain sekarang, kamu dekati pemuda yang mana lagi buat nanti bulan purnama selanjutnya,” ujar Mbah Kunto. “Nyai Onom sekarang  sedang mengumpulkan syarat lainnya “

Keduanya berjalan keluar dari rumah tua itu. Meninggalkan tubuh  yang terkapar tak berdaya di sebuah kamar.

Cantika segera berdiri, dengan hati- hati dilihatnya keadaan sekitar. Sepi. Sepertinya Mbah Kunto dan Sonya memang sudah keluar.

Cantika berjalan ke arah kamar yang tadi terlihat tempat menyimpan tubuh pemuda itu. Dilihatnya tubuh  tergolek tak berdaya. Dia memang Aditia!

 Darah dari luka di kepala membasahi bajunya. Cantika bergidik ngeri melihatnya.

Dia segera menghampiri tubuh Aditia dan meraba nadi di tangannya. Masih hidup! Tapi detakannya lemah. Terlihat juga Aditia masih bernapas. Cantika bersyukur Aditia masih hidup.

Namun dia kebingungan bagaimana cara menyelamatkan Aditia. Tidak mungkin dia menggotongnya sendiri. Tubuh Aditia lebih besar darinya  dan  pasti berat!

Cantika menggoyang- goyangkan tubuh Aditia, berharap Aditia bangun.

“Bangun, Adit. Buka matamu!”

Tidak ada reaksi. Mata Aditia masih terpejam.

“Dia belum sadar,” ucap David yang tiba-tiba sudah ada di belakang Cantika, dan berhasil mengagetkannya.

“Kamu ngagetin saja, David!” gerutu Cantika setelah rasa kagetnya hilang. “Bagaimana membawa Aditia untuk diselamatkan?"

David mengangkat bahunya, dia juga ikut bingung cara untuk menyelamatkan Aditia.

“Aku minta tolong Kak Bayu saja, semoga dia mau nolong!” putus Cantika. Lalu segera mengambil ponselnya di tas dan menekan nomor Bayu.

****

 Bayu bersiap berangkat untuk menolong,  setelah mendapat telefon dari Cantika.

Sementara itu Cantika yang tidak berhasil membuat Aditia sadar, berinisiatif mengeluarkan Aditia dari dalam ruangan  kamar. 

Di seretnya tubuh Aditia dengan susah payah. Cantika yang bertubuh mungil menarik tubuh Aditia yang tinggi besar. Sekuat tenaga dikerahkan. David tidak dapat membantu karena sebagai hantu tangannya tembus pada benda yang dipegangnya, tanpa bisa teraih.

Baru saja Cantika berhasil menarik keluar tubuh Aditia dari dalam kamar, saat itu pula Mbah Kunto masuk. Matanya langsung nyalang melotot ke arah Cantika.

 Cantika tak kalah kaget  terpergok Mbah Kunto. Sedang David seperti biasa langsung melayang kabur menembus dinding rumah. Rupanya hantu itu memang penakut sekali!

“Siapa kamu, beraninya masuk kesini?” tanya Mbah Kunto dengan suara serak. Matanya yang tajam menatap penuh selidik pada Cantika 

Cantika segera menatap balik. Dia sudah kadung ketahuan.Jadi sudah tidak bisa lagi menghindar kecuali menghadapi lelaki tua dengan wajah menyeramkan ini.

“Aku mau selamatkan temanku. Mau kau apakan dia?” seru Cantika mencoba berani.

“Haha..gadis cantik. Aku suka caramu, kamu gadis yang berani,” kekeh Mbah Kunto . “Aku butuh gadis sepertimu untuk tumbal ilmuku selain darah dari  perjaka.”

Mbah Kunto berjalan  mendekati Cantika, Cantika melangkah mundur. Firasatnya mengatakan orang tua ini memiliki ilmu yang tinggi. Terlihat dari matanya yang beringas bengis dan akar kayu di pergelangan tangannya mengandung kekuatan magic.

Cantika mulai mengepalkan tangannya, menghimpun kekuatan supernya. Namun aneh, mata orang tua itu seperti mengandung daya hipnotis. Kekuatan Cantika serasa lumpuh. Tubuhnya perlahan terasa lemah.

Mbah Kunto semakin mendekati Cantika. Seringai jahatnya membuat jantung Cantika berdegup semakin kencang. Dia mulai tidak berdaya. Daya hipnotis dari lelaki tua itu semakin menguasai dirinya.

Ketika  Cantika semakin terdesak.

 Tiba- tiba, wuuuss...! 

ada  kekuatan angin kencang berhembus.

 Secepat kilat sosok itu meraih tubuh Cantika dan membawanya pergi bersama deru angin yang kencang, menghantam Mbah Kunto hingga terjengkang.

Kekuatan angin yang mampu menerbangkan benda di dalam rumah.  Sekejap kemudian, kembali angin itu hilang bersamaan dengan hilangnya tubuh Cantika!

Mbah Kunto ternganga  kaget, ada kekuatan yang sangat dahsyat menghantam tubuhnya dan menyelamatkan gadis itu. Entah darimana.

 Baru kali ini Mbah Kunto melihat dan merasakan kekuatan angin yang berhembus sangat  dahsyat.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status