Home / Romansa / Wanita Yang Kau Pilih / 118. Butuh Logika

Share

118. Butuh Logika

Author: Ajeng padmi
last update Last Updated: 2025-03-17 12:26:54

"Apa kamu masih mengharapkan wanita itu?" tanya sang kakek saat mereka sudah berada di kamar sang kakek.

Mereka sengaja datang kemari, karena hari sudah malam, dan juga kamar sang kakek memang langsung menghadap taman yang memiliki pemadangan sangat indah, apalagi saat bunga bermekaran di sana, meski bukan penggemar bunga tapi kadang Laksa tak melewatkan pemandangan itu.

"Wanita yang mana?"

"Jangan pura-pura tidak mengerti, Nak, kakek memang lumpuh dan hanya berdiam di rumah, tapi bukan berarti buta dengan semua kejadian di rumah ini."

Keras, Laksa menghela napasnya, dia tak langsung menjawab, dipandangnya sinar bulan yang hari ini bersinar terang di atas sana, dan bintang yang berkelit menemani di sekelilingnya.

Malam yang indah. Andai suasana hatinya seindah malam ini.

Setelah puas memandang mereka, Laksa membalikkan tubuhnya menghadap sang kakek dan bersandar pada jendela yang terbuka lebar.

"Jika maksud op
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Wanita Yang Kau Pilih   119. CLBK

    Kepercayaan diri Luna turun drastis saat melihat bentuk tubuhnya di depan cermin yang ada di kamar ini, perutnya sudah mulai membucit dengan beberapa bagian tubuhnya yang mulai membengkak, dengan tinggi badan tidak sampai seratus enam puluh senti tentu dia akan terlihat sangat mungil di samping Laksa yang memiliki tinggi badan hampir seratus delapan puluh senti meter itu. Oh Luna sama sekali tak percaya pada inner beuaty, orang akan cenderung melihat penampilannya terlebih dahulu sebelum melihat hatinya, jadi lupakan itu, lagi pula dia juga bukan orang yang sangat baik hati sehingga membuat orang lain kagum, intinya Luna tidak percaya diri dengan tampilannya saat ini, bukan hal baru memang. Suaminya, Laksa adalah sosok laki-laki sangat tampan yang telah lama menjadi idola, bahkan seingatnya di kampus dulu, dia tak pernah seharipun tidak mendengar pembicaraan tentang Laksa. Laksa beginilah... begitulah... sampai membuat Luna gondok setengah mati, bukan karena dia

    Last Updated : 2025-03-18
  • Wanita Yang Kau Pilih   120. Tamu Tak Diundang

    “Gila, ya aku sudah jungkir balik bantuin kamu mencari laki-laki misterius yang jalan dengan ibumu, kamu di sini enak-enakan senyum-senyum kayak orang nggak waras, kalau sampai aku ketahuan ngehack CCTV ruang publik aku nggak segan-segan nyebut nama kamu sebagai otak kejahatan ini,” kata Dirga berapi-api. Hari ini laki-laki itu kembali menyambangi Laksa di ruangan kantornya, dan betapa gondoknya Dirga saat melihat Laksa yang hanya duduk sambil bertopang dagu dan tersenyum sendiri, syukurlah sebagian kaca ruangan ini sudah agak buram, jadi para karyawan di luar sana tidak harus mengadakan acara tahlilan karena mengira bos mereka kerasukan setan tersenyum. “Ya jangan sampai ketahuanlah.” Kan. Ngeselin memang. Dirga menghempaskan dirinya dengan dramatis di kursi yang ada di depan Laksa. “kamu tidak sedang merencanakan perselingkuhan dengan salah satu karyawanmu di sini bukan?” Laksa langsung melotot menatap sepupunya itu kesal, seha

    Last Updated : 2025-03-18
  • Wanita Yang Kau Pilih   121. Rencana di balik Rencana

    “Kamu ada janji dengan ibumu?” tanya Dirga terlihat sangat tidak suka tapi sekaligus penasaran. Dia bahkan duduk kembali di sofa ruangan Laksa mendengar pemberitahuan dari sekretaris Laksa. “Kenapa kamu malah kembali duduk di sana, katanya mau makan siang?” tanya Laksa yang tidak mengerti dengan sikap sepupunya iitu. “Bukankah sudah jelas kamu masih ada urusan, lebih baik kamu bereskan dulu semuanya, aku tunggu di sini saja, atau aku pulang saja, mungkin lain kali kita bisa makan siang bersama.” Laksa menatap Dirga dengan tak sabar laki-laki itu lalu mendekati Dirga dan duduk di depannya, dan menatapnya tajam. “Kenapa kamu malah suka ngambek seperti cewek sekarang?” tanya Laksa. Dirga menghela napas dalam, rasanya dia ingin sekali menoyor kepala Laksa. “Aku bukan ngambek dodol, tapi malas mengganggu acaramu dengan ibu kandungmu itu,” jelas Dirga yang tak terima dibilang ngambek. “Aku tidak punya acara dengannya, aku juga

    Last Updated : 2025-03-19
  • Wanita Yang Kau Pilih   122. Satu Langkah Maju

    Luna duduk di teras belakang rumah keluarga Sanjaya dengan sepiring besar buah-buahan yang telah dipotong dalam pangkuannya, juga berbagai macam keripik di meja. Mama mertuanya memang luar biasa memanjakannya sejak Laksa memutuskan kembali tinggal di sini. Dia bahkan bisa dikatakan hanya makan dan tidur saja, mungkin sebentar lagi aku akan segede sapi. Saat dia akan membantu pekerjaan di rumah sang mama mertua langsung berteriak dan melarangnya. Begitu juga Laksa, suaminya itu menjadi lebih perhatian padanya sejak dia ‘tembak’ tempo hari, meski setelahnya Luna harus membentur-benturkan kepalanya ke tembok kamar mandi. Itu bukan dia banget dan Luna yakin seyakin-yakinnya kalau waktu itu dia sedang kerasukan entah mahluk jenis apa. Tapi ada sisi positifnya juga, paling tidak hatinya menjadi lebih lega, tak ada ganjalan di hatinya, meskipun saat berdua saja dia masih malu untuk bertingkah agresif pada Laksa. Iyalah kalau ditolak seperti waktu

    Last Updated : 2025-03-19
  • Wanita Yang Kau Pilih   123. Undangan Tak Terduga

    Luna baru saja mengeringkan rambutnya yang basah dengan hairdryer di tangannya, saat ponselnya menjerit-jerit minta perhatian, dengan heran dia mematikn hair dryer di tangannya. “Apa mungkin Kak Laksa melupakan sesuatu?” gumamnya pelan, Laksa memang baru saja berangkat bekerja, sedangkan Luna yang memang setelah jalan-jalan yang mereka lakukan merasa tubuhnya sangat capek dan kepalanya pusing memilih untuk tidur terlebih dahulu, tapi sialnya Luna yang tidak biasanya tidur ngebo itu, malah matanya seperti dilem, bahkan saat alarm di kepalanya meneriakannya untuk bangun dia masih enggan. Alhasil dia baru bangun saat Laksa sudah selesai mandi dan mencari bajunya sendiri di dalam almari besar di kamar mereka. Seketika Luna buru-buru bangun dan mencuci muka, saat dia protes pada sang suami kenapa dia tak dibangunkan, Laksa hanya menjawab “Memangnya kamu mau ngapain, kamu harus banyak istirahat supaya lekas sehat.” Jawaban penuh perhat

    Last Updated : 2025-03-20
  • Wanita Yang Kau Pilih   124. Ibu Mertua

    Entah dengan pertimbangan apa, Luna lalu memutar langkahnya menghindari tempat itu lebih tepatnya wanita itu, setidaknya sampai jam sebelas nanti, atau mungkin lebih, bukankah dia harus maklum kalau Luna akan terlambat dari waktu yang dia tentukan. Bukan dia bermaksud kurang ajar, yah setidaknya dia ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana sebenarnya karakter wanita itu, bukan hanya dari cerita suaminya. Luna sengaja menghampiri penjual cilok dan memesan makanan berbahan tepung itu, dengan tenang dia menikmati ciloknya sambil matanya tak lepas dari sosok wanita yang akan dia temui, dia hanya berharap semoga saja wanita itu memang benar-benar tak melihat dirinya. “Sampai malam, Pak kalau jualan di sini?” tanya Luna yang pura-pura sibuk bercakap-cakap dengan penjual cilok di depannya. Sang penjual itu pun menjawab pertanyaan Luna dengan ramah, tanpa di tanya dia menceritakan suka dukanya waktu berjualan cilok sampai tempat anak-

    Last Updated : 2025-03-20
  • Wanita Yang Kau Pilih   125. Keseimbangan Rasa

    Dering ponsel di tangannya membuat Luna terkejut, dia pikir Laksalah yang menghubunginya setelah dari tadi dia tidak bisa menghubungi laki-laki itu tapi ternyata Viralah yang menghubunginya. Sahabatnya itu memang sering meneleponnya saat senggang, sama seperti waktu Vira masih tinggal di yogya dulu, kesibukan membuat Vira tak bisa sering bertemu dengan Luna lagi, apalagi Laksa yang melarangnya untuk bekerja, karena kondisinya yang sedang hamil. Luna menoleh sekilas pada arah di mana ibu kandung Laksa tadi pergi, wanita itu memang langsung pergi setelah meminta Luna memikirkan semua yang dia katakan tadi. Tapi tentu saja Luna tidak akan melakukan itu, bukan hanya karena dia tidak suka berbelanja berlebihan tapi dia juga menyadari kalau ibu kandung Laksa begitu licik, ingin memanfaatkannya untuk membuat Laksa jauh dari wanita yang sudah membesarkannya. “Iya, Vir,” sapa Luna. “Kamu kemana saja, lama sekali menjawab teleponku, ini masih siang

    Last Updated : 2025-03-21
  • Wanita Yang Kau Pilih   126. Bukan Lelaki Sederhana

    Laksa memesan sebuah ruangan privat untuk mereka berdua. Terlalu berlebihan kalau kata Luna. Tapi semau Laksa saja, ini duit-duit dia juga, lagi pula uangnya yang tak berseri itu untuk apa kalau bukan untuk dihambur-hamburkan, pikirnya sebal. Luna meremas ujung bajunya sambil menatap dua orang di depannya dengan sebal. Laksa terlihat bercanda dengan pelayan yang mengantar buku menu untuk mereka. Sesekali di lihatnya pelayan wanita itu memandang Laksa dengan tersipu malu sedangkan suaminya itu masih saja bertanya ini itu tentang menu yang akan mereka pesan. Ingin sekali Luna mengambil buku menu terkutuk itu dari tangan mereka berdua dan melemparkannya ke wajah sang pelayan, rasanya dada Luna seperti terbakar. Jika memang ingin tebar pesona pada semua gadis kenapa juga mengajak dirinya? Apa supaya dia tahu kalau masih banyak yang menginginkannya? Kalau itu tujuannya, Laksa tidak perlu melakukan itu, Luna sudah tahu, sangat tahu malahan.

    Last Updated : 2025-03-21

Latest chapter

  • Wanita Yang Kau Pilih   208. Pengganggu 2

    “Apa mama dan opa baik-baik saja? Kenapa mereka  tidak dibawa ke rumah sakit?” tanya Luna yang baru ngeh tentang keadaan mertuanya itu, sungguh bukannya Luna melupakan dua  keluarga suaminya itu, tapi masalah yang menderanya akhir-akhir ini membuat otaknya penuh sesak. “Mereka baik-baik saja, kemarin papa juga sudah menghubungi dokter  keluarga, dan dokter hanya menyarankan mereka untuk tenang dan beristirahat.” Luna mendongak tak menatap mata sang suami, mencari kebenaran di sana, dan saat kebenaran itu dia dapatkan,Luna bisa menarik napas lega, berarti tak ada yang perlu dikhawatirkan bukan. Malam  ini kedua insan itu tidur dengan saling berpelukan erat seolah mereka sudah tak bertemu bertahun-tahun lamanya, tidur  lelap yang sangat mereka butuhkan untuk menghadapi hari esok yang penuh dengan aral rintangan yang menghadang. Pukul enam pagi baik Luna maupun Laksa sudah berpakaian rapi, tentu saja Laksa akan berangkat kerja, akan tetapi sebelu

  • Wanita Yang Kau Pilih   207. Pengganggu

    Luna merasakan usapan tangan di pipinya, dia memandang pemilik tangan itu.“Jangan menangis, aku  tidak ingin melihat air matamu,” kata Laksa dengan lembut. Ternyata dia menangis, Luna bahkan tak menyadari itu semua, pikirannya  terlalu kalut sampai dia tak bisa merasakan apapun. Luna berusaha tersenyum, meski siapapun tahu kalau senyum itu terpaksa bertengger di wajahnya sekedar supaya tidak menjadi tambahan beban untuk suaminya “Semuanya akan baik-baik saja, aku tidak tahu apa yang sudah  kamu dengar, tapi percayalah semuanya akan teratasi dengan baik, Kemarin aku bekerja keras bersama opa dan papa juga Dirga untuk membongkar semuanya,” kata Laksa lebih kepada untuk meyakinkan dirinya sendiri dari pada sang istri. Pandangan laki-laki itu sedikit menerawang, masalah kali ini memang cukup rumit untuknya, hotel yang dipimpinnya bisa saja dianggap melakukan kelalaian pajak yang harusnya dibayar  oleh semua warga negara yang baik, meski

  • Wanita Yang Kau Pilih   206. Tak Lagi Sama 2

    "Kemana semua orang?" "Mereka ada, mungkin sedang beristirahat di kamar."Luna menatap jam dinding yang masih menunjukkan pukul delapan malam, waktu makan malam memang baru saja terlewat, biasanya keluarga ini masih sibuk mondar-mandir melakukan beberapa hal, tapi sekarang tak ada satu pun yang muncul bahkan para asisten rumah tangga juga tak kelihatan batang hidungnya. "Sudah nyaman?" tanya Laksa saat membantu Luna bersandar pada beberapa bantal yang telah disusun oleh suaminya itu."Iya, terima kasih, Kak."Laksa tersenyum dan berniat akan meninggalkan kamar tapi cepat-cepat Luna mencegahnya."Kakak mau kemana? Kenapa dari tadi menghindar terus, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Raya sampai mengamuk seperti orang gila begitu, kakak tidak berjanji aneh-anehkan padanya?""Istriku sayang, lancar banget ngomelnya kayak kenek metromini," kata Laksa yang terdengar geli dengan omelan sang istri. "Kenapa tidak di

  • Wanita Yang Kau Pilih   205. Tak Lagi Sama

    Beberapa kali Luna melirik pada suaminya yang sedang serius untuk mengemudikan mobil yang mereka tumpangi untuk keluar dari halaman parkir rumah sakit ini. "Jangan lirik-lirik terus nanti kamu tambah cinta sama aku." Luna langsung cemberut, Suaminya ini memang sangat suka membuatnya penasaran, apa susah coba langsung bicara di rumah sakit tadi, bukannya tidak ada orang lain selain mereka di sana, kenapa harus nanti sampai di rumah coba. "Jangan cemberut juga, nanti kalau ada yang lihat dikira aku nggak kasih kamu makanan, padahal tadi aku sudah bawakan makanan kesukaanmu." Luna hanya bisa mencebik dengan kesal, lihatlah Laksa terlihat begitu santai menanggapi kemarahan. Hah! Jangan bilang suaminya ini sedang mengumpulkan alasan untuk membohonginya. "Kakak sedang menyusun kata untuk mencari alasan ya." Laksa langsung menyemburkan tawanya begitu mendengar kalimat sang istri.

  • Wanita Yang Kau Pilih   204. Salah Paham 2

    "Luna sudah diperbolehkan pulang, tepatnya karena dia tidak tenang ada di rumah sakit ini." jarang-jarang bukan Vira mau berbaik hati memberi penjelasan untuk orang lain, meski hatinya geram bukan main.Laksa memandang sahabat istrinya yang menampakkan wajah tidak bersahabat padanya, bukan hal yang aneh memang sejak awal memang sahabat istrinya ini terlalu protektif pada istrinya, satu hal yang tidak tahu harus dia syukuri atau tidak. "Terima kasih sudah menjaga Luna." "Tidak perlu, aku memang harus menjaganya apalagi di sini dia sendirian menghadapi nenek lampir," Vira segera menghadap Luna, memandang sahabatnya itu yang terdiam tak tahu harus berbuat apa."Kamu mau aku antar pulang atau bersama suamimu?" "Lebih baik dia pulang bersamaku saja," bukan Luna yang menjawab tapi Laksa.Vira mendelik pada Laksa seolah ingin berkata kalau dia tidak bertanya pada Laksa, dan tentu saja itu membuat Laksa mati gaya. Dasar  sahabat istri

  • Wanita Yang Kau Pilih   203. Salah Paham

    “Aku sudah diperbolehkan dokter pulang.” Begitu pesan yang dikirim Luna untuk suaminya, dan pesan itu sudah dia kirim lebih dari satu jam yang lalu, tapi nasibnya sama dengan pesan-pesan Luna yang lain pada suaminya, tetap saja centang dua abu-abu itu tak berubah menjadi biru. Luna menggigit bibirnya dengan resah, bunyi gemericik air dari kamar mandi masih terdengar, tentu saja Vira yang ada di sana, dia sampai tak enak hati pada Luna yang harus menemaninya dari tadi siang. Meski Vira bilang bahwa dia tidak masalah menemani Luna sampai malam. Tapi tetap saja, dia tidak enak hati, Vira pasti juga punya keperluan lain yang harus dia lakukan. Sanggar memang berada di bawah kendali Vira sepenuhnya, sedangkan kakaknya hanya memantau saja. Ayahnya juga sedang banyak  pekerjaan dan Luna tidak tega untuk menghubunginya, jadi dia hanya mengatakan supaya sang ayah istirahat di rumah saja. Orang yang seharusnya bertanggung jawab menjaganya malah tidak ad

  • Wanita Yang Kau Pilih   202. Perlu Membalas 2

    “Bisa dibilang begitu, kalau saja bukan dia sendiri yang menjebak kami.” “Eh? Dia pelakunya.” “Memang aku nggak pernah bilang ya?” tanya Luna polos, memang seingatnya dia belum memberi tahu Vira, dia bercerita sekarang karena kesal dengan Raya yang terus saja membuat ulah, lagipula dia tak sudi kalau  orang mengira dialah yang menjadi orang ketiga rusaknya hubungan Raya dan Laksa, dia nggak ngerebut kok, bahkan Luna sudah berusaha menjauh waktu itu.Vira hanya menggeleng, dan memajukan tubuhnya dengan wajah sangat kepo. Dasar Vira. Luna lalu menceritakan semua yang dia ketahui tentang Raya dan juga hubungannya dengan sang suami yang kandas  karena Laksa yang berkeinginan untuk tetap bersama Luna, tapi tidak disangka, Laksa malah melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Raya berselingkuh dengan banyak laki-laki.“Wow...” komentar Vira sambil memandang Luna dengan tatapan mata membulat, wajah cantik dan dari keluarga terpandang memang

  • Wanita Yang Kau Pilih   201. Perlu Membalas

    “Kenapa tidak ada adegan saling menjambak?” Luna menoleh pada Vira yang masih saja melipat tangannya dengan tenang menatap kepergian Raya. “Kamu kecewa?” Vira mengangkat bahu dengan acuh, gadis itu lalu melangkah menghampiri kursi roda Luna dan meminta sahabatnya itu untuk duduk kembali di atas kursi roda. “Mau jalan saja atau duduk di kursi roda.” Luna mengerucutkan bibirnya dengan kesal, lalu duduk di atas kursi roda, dia tidak ingin terlalu memaksakan diri  dan berakibat fatal, meski emosi masih menguasai dirinya. Laksa sedang dalam masalah.Luna sedikit kecewa dengan suaminya  yang  tidak mengatakan padanya, tapi Raya yang notabene mantan kekasih suaminya malah tahu terlebih dahulu, juga  kalimat Raya tadi yang menurutnya sangat ambigu. “Apa wanita itu dirawat di sini karena sakit jiwa?” Luna menoleh pada Vira dengan  kening berkerut. “Kenapa  kamu berpikir begitu?” tanya Luna heran.

  • Wanita Yang Kau Pilih   200. Konspirasi 2

    "Aku di sini saja," kata Vira sambil tersenyum semanis racun. "Tidak tahu diri," desis Raya gusar. "Kamu yakin, tidak akan muntah atau ikut marah-marah," goda Luna pada sahabatnya itu."Tenang saja aku akan duduk manis di sini sebagai penonton." Raya bertambah geram mendengar perkataan Vira yang terdengar sangat meremehkannya. "Kampungan." Vira hanya mengangkat alis, dan memandang Luna."Jadi apa yang kamu inginkan, aku tidak tahu kalau kamu sangat sibuk mengurusi urusan kami." "Jaga bicaramu, kamulah yang harusnya tahu diri, kamu hany benalu di hidup Laksa.""Kalau maksudmu itu karena aku tidak bekerja dan hanya mengandalkan hidup pada suami itu benar, tapi kenapa kamu yang marah, suamiku sendiri baik-baik saja, bahkan dia memaksaku untuk membeli apapun yang aku pinta." Luna bukan orang yang sombong memang, tapi menghadapi orang seperti Raya, yang sombong luar biasa, rasanya sah-sah saja menyombo

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status