Share

Bab 22

Author: Zizizaq
last update Last Updated: 2025-10-07 06:32:48

Semakin lama, Rain semakin banyak mengenal Dania, mulai dari kepribadiannya yang lumayan mengerti agama dan suka berhemat. Masalahnya yang belum usai dan keluarga besarnya yang tidak mata duitan.

Dania kembali ke kursinya dengan membawa sepiring makanan. Ia celingukan mencari Feni.

"Di mana temanku?" tanya Dania sambil mengambil Erlangga agar Rain bisa makan.

"Orang seperti itu kamu anggap teman?" ucap Rain.

"Maksudku teman kuliah saja, Pak. Apa dia sudah pergi?"

"Aku mengusirnya," ucap Rain dengan tampang tidak bersalah.

"Oh ya?" Dania kaget.

"Aku hanya bercanda, dia pulang karena ibunya memanggilnya."

"Oh." Dania lega mendengarnya, ia tidak suka mencari gara-gara dengan Feni yang ratu ember itu.

Rain makan sementara Dania hanya termenung memikirkan kata-kata Feni, sebenarnya apa yang ia lakukan dengan Fahri? Dan malam itu malam yang kapan?

"Kamu tidak makan?" tanya Rain, membuat Dania menoleh sambil menggeleng dan berkata,

"Aku tidak lapar, Pak."

Rain mangg
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 39

    Rain menatap Dania untuk mempercayai jawabannya, tapi ia memang tidak menemukan raut kebohongan di wajah Dania. "Aku mengabaikanmu tadi," ucap Rain. "Aku mengerti kok, Mas, kamu tidak ingin hubungan kita diketahui keluarga Bu Marina bukan?" "Mereka sudah tahu," jawab rain dengan santainya. "Oh ya? Harusnya kamu bilang, Mas." ucapnya sedikit menyesal. "Bagaimana aku bisa bilang kalau kamu menjauh terus." Rain menyalahkan Dania, karena pada kenyataannya ia selalu mencari cela ingin mengajak Dania bergabung saat tidak sibuk, tapi Dania selalu hilang dari pandangannya. "Dunia kita berbeda, Mas. Level kita berada di tingkatkan yang sangat timpang." Dania mulai berani blak-blakan. "Kamu masih saja mengungkit ucapan Monika waktu itu, dia hanya emosi karena aku tidak memberitahunya kalau aku mengajakmu." ucap rain. Ternyata Rain masih membela Monika. Itu yang dipikirkan oleh Dania. "Itu fakta, Mas. Mau Bu Monika mengatakannya atau tidak itu memang benar, aku merasa terje

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 38

    Ketika malam tiba, rumah Rain menjadi sepi. Para tamu sudah pulang, masing-masing tamu meninggalkan kado ulang tahun untuk Erlangga sehingga seperempat dari lantai ruang tengah terisi kado dan semua terlihat tidak murah. Dania tidak jadi menyerahkan kadonya, pasti akan tenggelam dan terlihat tidak penting seperti dirinya. "Saatnya unboxing!" Seru Rena sambil memangku Erlangga. Dania hanya menonton. "Ayo, kamu yang buka, Pak Rain tidak akan punya kesempatan untuk hal beginian," ucap Rena. "Mbak Rena saja," Dania ikut duduk di samping Erlangga yang langsung menyambutnya ingin dipangku. "Kita buka kado dari ayah dulu, mana kado dari ayah?" Rena celingukan mencari, begitu juga Dania, mata mereka berhenti di box yang paling besar bertuliskan 'My Boy'. "Apa ya isinya?" ucap Rena sambil mengambil kotak itu. "Mau lihat hadiah dari ayah?" Tanya Dania mengajak Erlangga mengobrol. Rena mulai menyobek kertas kado kemudian membuka box yang isinya mobil mainan aki Lamborghini aventa

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 37

    Waktu terus berjalan hingga tidak terasa dua bulan telah berlalu dan usia Erlangga genap satu tahun. Tentu keluarga Milano tidak akan melewatkan hari ulang tahun yang mewah untuk Erlangga. Rain menyelenggarakan hari ulang tahun Erlangga di kantor, sekalian memperkenalkan putranya kepada semua orang. Semua orang hadir, baik dari keluarga Milano maupun dari keluarga Marina. Hanya keluarga Dania yang tidak diundang, namun Dania tidak keberatan karena keluarganya tidak merayakan ulang tahun. Hanya saja kalau diundang mereka pasti datang untuk menghormati. Para undangan sudah berkumpul di area taman rumah Rain, di mana acara ulang tahun Erlangga di selenggarakan. Erlangga sedang sibuk dengan kedua pihak keluarganya. Dania senang melihat Erlangga bisa akrab dengan keluarga ibunya tapi ia jadi merasa asing, ia sudah berpuluh menit di tempat itu tanpa melakukan apa-apa, hanya Rena yang sibuk mendampingi Erlangga. Rain juga tampak tidak peduli padanya. Ia sibuk dengan para tamu tanpa

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 36

    Monika tiba-tiba berdiri menghampiri Dania dan Jeri, ia lalu berkata, "Ternyata dia mau diajak siapa saja, ya?" ucapnya sambil menunduk untuk menyapa Erlangga. Rain hanya melihat dari kursinya. "Iya, Bu." ucap Dania mencoba ramah, tapi Monika tidak menganggap keberadaannya. "Jer, coba aku yang gendong." Monika mengambil Erlangga lalu membawanya ke Rain. Hati Dania ciut, melihat keserasian mereka. "Rain, kamu kayak nggak ada uang aja, kenapa anak kamu memakai baju tidak berkelas begini?" seloroh Monika, ia sengaja mengeraskan suaranya agar Dania bisa dengar. "Nggak masalah yang penting dia nyaman." Sepertinya Rain menjaga perasaan Dania. "Kalau Marina masih hidup, dia tidak mungkin membiarkan anaknya memakai barang sampah begini," "Sudahlah, Mon. Kita nikmati acaranya" tegur Rain, di telinga Dania suaminya seperti sedang menenangkan kekasih yang sedang tidak puas. "Siapa suruh mengajak orang yang tidak selevel dengan kita?" ucapnya sinis, ia melihat ke arah Dania.

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 35

    Rain bangun saat adzan subuh berkumandang, ia bangun tanpa mendengar alarm hidupnya Dania, malah Dania yang tidak bangun, tapi Rain sudah mengerti, sudah menjadi kebiasaan Dania, saat datang bulan, ia akan memperpanjang tidur paginya. Setelah Rain selesai menunaikan sholat subuh, ponselnya berdering, nama Monika berkedap-kedip di layar. Ia menoleh ke arah Dania sebelum menjawabnya. "Ada apa, Mon?" tanya Rain tidak ingin berbasa-basi. "Rain, hari ini kru dan teman-teman mau mengadakan pesta atas keberhasilan kita, mereka juga akan mengajak pasangan mereka dan mereka memintaku mengundangmu, maaf aku mengganggu pagi-pagi karena tidak sabar lagi untuk menyampaikannya." "Aku tidak berjanji, Mon. Aku ada acara juga hari ini." Rain melihat ke arah putranya. "Oh, kenapa jadi serenggang ini hubungan kita, Rain?" Monika terdengar sedih. "Maaf, Mon. Aku masih ada urusan." Rain masih tidak suka mendengar Monika sedih. "Oke, Rain." Monika tidak menunggu, ia langsung memutuskan t

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 34

    Rain tiba di rumah saat larut malam, ia memasuki kamarnya yang sepi dan temaram, di atas kasur ada Dania dan Erlangga yang sudah terlelap. Erlangga tidur telentang sementara Dania menghadap Erlangga dengan tangannya berada di atas perut Erlangga, Rain tau Dania wanita yang baik dan tulus, meski putranya bukan anak kandungnya, ia memperlakukannya seperti anaknya sendiri, tidak kebayang kalau Dania melahirkan anak dari rahimnya sendiri. Rain tersenyum memikirkan semuanya. Rain tidak ingin mengganggu mereka dan langsung masuk ke kamar mandi. Setelah itu ia berbaring di belakang Dania. Seminggu lebih tidak bertemu membuatnya ingin mengganggu Dania, tapi ia masih bisa menahan diri, ia merapikan rambut panjang Dania yang menjuntai ke arahnya, ternyata hal itu membuat Dania terjaga, "Mas sudah pulang? kok nggak kasih kabar?" ucap Dania sambil menopang tubuhnya agar terbangun. Ia kemudian menyalami tangan suaminya itu. "Aku nggak sempat," balas Rain. "Kamu butuh sesuatu, Mas?"

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status