Share

Bab 54

Penulis: Zizizaq
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-23 07:33:33

Dania meletakkan koper sambil matanya menyisir setiap ruangan, kamar itu sangat luas dan mewah, fasilitasnya juga lengkap lebih seperti apartemen hotel. Rain sendiri masuk ke kamar mandi setelah mengeluarkan Erlangga dari stroller dan memberinya mainan.

"Mama!" Suara Erlangga mengalihkan perhatian Dania.

"Iya, Sayang."

"Mau susu," ucap Erlangga dengan suara khas bayi pada umumnya. Jika ia sudah meminta susu artinya ia sudah mengantuk.

"Oh, iya sebentar ya." Dania mengambil Cooler bag yang sudah ia siapkan ASI di dalamnya, ia mengambil satu botol lalu menuangkannya ke dalam botol susu, ia menggendong Erlangga ke atas tempat tidur, bayi itu minum susu sambil terkantuk-kantuk dan akhirnya tidur bersamaan dengan susu yang sudah habis.

"Dia punya tempat sendiri, nggak aman kalau dia tidur di situ, aku sengaja memesan kamar ini karena dilengkapi fasilitas untuk bayi juga," ucap Rain sambil mengelap rambutnya yang basah. dengan handuk, penampilannya yang setengah telanjang memb
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 60

    Ketika sore menjelang, tamu belum juga berhenti datang sehingga persediaan air minum habis, sementara Andre dan Pak Fadli sibuk menyambut tamu. "Nak, kamu bisa membeli air di mini market terdekat?" tanya Bu Tari pada Rain. "Bisa, Bu. Bisa." Rain asal menjawab, ia mana tau jalan-jalan di desa itu. "Bisa panggilkan Dania, Bu?" "Oh iya sebentar ya, ibu lupa kalau kamu tidak tau jalan." Bu Tari masuk ke dapur dengan buru-buru, Dania sedang berada di sana membantu para ibu-ibu yang sedang sibuk. "Ayo, Mas," ajak Dania begitu melihat Rain. Rain menuju mobil yang ia parkir tidak jauh dari rumah. "Mas, pakai motor saja, lebih cepat," seru Dania. "Oh iya." Rain menghampiri Dania dan mengambil kunci yang diserahkan Dania. Dania tiba-tiba terdiam ketika akan naik motor, mereka akan sangat berdekatan sepanjang jalan selama kira-kira sepuluh menit. "Ayo, naik." "Iya, Mas." Dania melingkarkan tangannya ke perut Rain dengan perasaan berdebar-debar, membuat Rain sedikit

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 59

    Dania tiba di kediaman kakaknya, sejak menikah kakaknya langsung memilih hidup sendiri dan berpisah rumah dengan orang tuanya agar lebih mandiri. Rumah itu cukup luas untuk orang desa. "Masyaallah, Barokallahu fiil mauhub. Lucu benget," ucap Dania saat menggendong keponakannya, matanya berkaca-kaca karena mengingat bayi yang pernah lahir dari rahimnya lalu berlanjut mengingat Erlangga, Erlangga juga sebesar itu saat pertama kali bertemu. "Namanya siapa, Kak?" tanya Dania pada Mita, kakak iparnya. "Maryam. Kata Mas Andre, biar nanti bisa kayak bunda Maryam yang senantiasa dijaga Allah," "Aamiin," sahut Dania. "Kamu sendiri, kapan punya anak sendiri? Erlangga pasti kepengen jugalah punya teman main," tanya Mita. "Belum diamanahi, Kak," ucap Dania sambil mengingat nasib pernikahannya, apa ia bisa punya anak dengan Rain? Mereka terus mengobrol seputar anak, pengalaman mengasihi dan sebagainya sampai obrolan yang remeh temeh pun tidak terhindarkan hingga Andre, Pak Fadl

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 58

    Semua orang langsung pulang setelah acara launching selesai, Keluarga Rain juga sudah kembali ke ibu kota, Dania juga sempat minta tolong pada Bu Nena untuk menjaga Erlangga dulu karena masih ada urusan, tersisa Rain dan Dania yang berada di tempat itu. Sejak tadi keduanya diam-diaman, Rain tidak tau harus memulai dari mana sedang Dania tampak tidak peduli. "Mas, aku ada urusan keluarga, karena itu aku berniat pulang ke desa dulu," ucap Dania sembari membereskan barang-barangnya ke dalam koper. "Ada urusan apa?" Rain bertanya dengan hati-hati. "Kakak ipar aku sudah lahiran, ibu memintaku untuk membantunya sampai acara aqiqah," "Lalu Erlangga?" "Aman, sudah ditangani mamah dan Rena juga akan membantunya," "Aku tidak diundang?" Tentu Dania sudah mempersiapkan jawabannya, "Acaranya tidak begitu besar, jadi tidak perlu datang, aku juga ke sana hanya untuk membantu kakak ipar." "Oke kalau begitu," Sekali lagi Rain merasa kagum, istrinya masih sangat menghormatinya

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 57

    Di gedung perusahaan itu, Rain membuat satu lantai sebagai tempat pribadi untuk dirinya jika sewaktu-waktu datang berkunjung. Di tempat itulah ia menyimpan semua keperluan Erlangga, tadi ia menyuruh Jeri memindahkannya dari mobil dan Rain sudah memberi tahu untuk menghubungi Jeri saat butuh sesuatu, tapi Jeri kembali ke ibu kota lebih dulu karena ada urusan perusahaan. Dania mengambil apa yang dibutuhkan sedang Rain keluar sebentar untuk menerima telepon, saat Dania sudah selesai, ia pergi mencari Rain untuk mengunci pintunya kembali. "Ngapain kamu ke sini?" Ucap Rain saat melihat Monika di lorong, sepertinya wanita itu sengaja menunggunya. "Rain," ucap Monika dengan lirih, ia sudah berurai air mata. "Ada apa denganmu?" "Aku tidak tahan lagi, Rain. Aku pikir bisa mengikhlaskan segalanya, tapi setelah melihatmu hari ini, aku ternyata tidak bisa, rasanya sakit sekali." "Tolong pahami situasiku, Mon. Kita tidak bisa lagi kembali seperti dulu." Rain menjelaskan dengan penuh

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 56

    "Dania!" Seru Rain membuat Dania kaget. "Kenapa kamu keluar, Mas? Kamu tidak boleh meninggalkan tempat," "Kata siapa, aku bebas melakukan apapun karena aku_" "Kamu adalah bosnya." Dania melanjutkannya. "Kamu salah, kali ini aku adalah pemiliknya. Walaupun masih menginduk dengan perusahaan utama, semuanya dibangun oleh hasil keringatku," "Ya, terserah kamu saja, Mas." "Ayo masuk, sebentar lagi aku tampil aku ingin kalian melihatku, kamu dan Erlangga," Seluruh tubuh Dania menghangat dan bergetar mendengarnya, ia ingin sekali menegur Rain yang selalu membuat hatinya bingung. "Kenapa seolah aku begitu penting padahal aku tidak punya andil?" "Kalau bukan karena kamu bersedia merawat Erlangga dengan baik, apa aku bisa fokus menyelesaikan semua pekerjaan ini hingga tuntas?" 'Oh, karena Erlangga ternyata, aku terlalu percaya diri' ucap Dania dalam hati. "Oke, Mas. Aku akan membawa Erlangga menyaksikan ayahnya yang begitu hebat," ucap Dania. "Biar aku yang gendong."

  • Wanita ketiga Duda Kaya   Bab 55

    Rain keluar dari lift dengan begitu gagahnya, penampilannya sangat memukau dan bersinar, sangat tampan sampai Dania merasa apa yang ia lihat tidaklah nyata. Hanya dirinya yang tampak begitu heran yang lain terlihat biasa saja. "Ayo jalan! Aku sudah siap," ucapnya tanpa berhenti, ia tetap melangkah dengan yakin mendahului semuanya. Dania menjadi sangat tidak nyaman dan memilih berjalan setelah semua orang melangkah lebih dulu. Alangkah baiknya seandainya ia tidak perlu datang. Seandainya Bu Dewi tidak memaksa. Saat berada di halaman, ada tiga mobil mewah yang sudah disiapkan. Bu Dewi masuk ke salah satu mobil dengan asistennya, Bu Nena dan Pak Fernando juga sudah masuk ke dalam mobil bersama Erlangga dan semuanya berangkat lebih dulu. "Ayo masuk! Kenapa diam saja?" Rain memanggil Dania dari dalam mobil. "Iya, Mas." Dania mendekat dengan ragu-ragu. "Ada apa denganmu?" tanya Rain. "Aku hanya merasa gugup, Mas." Dania merasa sesak nafas berada di samping Rain yang tampak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status