Share

Jalan Takdir

"Maksud kamu apa, Mas. Aku nggak paham?"

"Sudah percaya saja sama Mas. Mas nggak bakal macam-macam sama Via."

"Iya, Mas ini kan laki-laki paling baik sedunia!" Dia melingkarkan tangannya di pinggangku.

Aku mengecup puncak kepalanya. Semoga saja kamu bisa selalu mencintaiku sampai saatnya nanti tahu siapa aku sebenarnya.

***

Memarkirkan mobil di depan gapura pemakaman, rasanya sudah lama sekali aku tidak berziarah ke makam Lubna saking sibuknya mengurus Intan dan calon anakku.

Seperti biasanya aku menabur bunga di atas pusara Lubna lalu menancapkan dua tangkai bunga asoka di dekat nisan istri, menatap gundukan itu merasa telah mengkhianati dia.

"Maaf karena aku sudah menduakan cinta kamu, Lubna. Maafkan aku juga kalau sudah mulai mencintai Intan. Aku nggak tahu kenapa aku begitu cepat jatuh hati kepada wanita itu. Tapi aku janji akan selalu mencintaimu walaupun dunia kita sudah berbeda." Mencium dan mengusap batu nisan istri, tapi entah mengapa kali ini air mataku tidak begitu deras me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Muhammad Ramdani
lanjut kak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status