Share

Bab 12

Author: Jayden Carter
"Sepertinya Graha memang benar, kamu ini sakitnya cukup parah!"

Faris menyeringai dengan dingin. "Kamu kira kenapa aku suruh orang ke rumah sakit? Aku memang nunggu kamu datang!"

"Aku yang suruh Sam nagih utang. Kamu berani sentuh dia, itu sama saja kayak menampar mukaku!"

"Awalnya aku mau langsung kirim orang buat cari kamu, tapi Sam bilang kamu punya sedikit kemampuan. Kalau langsung diadang, kamu bisa kabur."

"Graha kasih aku ide. Katanya bikin ribut di rumah sakit beberapa kali buat kasih kamu pelajaran. Siapa tahu kamu malah datang sendiri!"

"Ternyata benar, baru sekali ribut saja, kamu sudah datang ke sini! Kakak iparmu itu pinter juga, 'kan?"

Faris tertawa terbahak-bahak. Dia sangat menyukai perasaan seolah-olah semua ada di bawah kendalinya.

Arlo mengangguk. "Ya, cukup pintar juga. Kalau bukan dia yang bantu, aku malah nggak bisa ketemu tempat ini!"

Wajah Faris langsung menjadi dingin. "Bocah ini sombong juga. Kamu pikir kamu punya bekingan atau modal apa? Sampai berani ngomong begitu sama aku. Utang harus dibayar, bukankah itu hal yang wajar?"

"Wajar sih. Tapi kalau sudah nyeret orang yang nggak bersalah ya pantas dihajar! Soal aku, aku nggak punya bekingan. Tapi aku ini orang yang nggak bisa kamu remehkan!" Arlo mengangkat bahunya.

"Kalau begitu, biar aku lihat, modal apa yang bikin kamu sombong!"

Faris mundur selangkah, lalu mengibaskan tangan. Seketika, para preman yang memegang tongkat serentak menyerbu ke arah Arlo.

Mata Arlo menyipit, memancarkan cahaya tajam. Dia menyongsong orang yang paling depan, lalu merebut tongkat bisbol dan memutarnya balik.

Tongkat itu langsung jatuh ke tangannya. Dengan tongkat di tangan, Arlo mengayun ke kiri dan kanan. Gerakannya tampak acak, tetapi sebenarnya sangat tepat dan mematikan.

Meskipun dikepung puluhan orang, dia bukan hanya bisa menghindar dari serangan. Setiap kali tongkatnya terayun, pasti mengenai titik vital lawan. Entah kepala, dada, tangan, atau kaki.

Pukulannya kejam sekaligus akurat. Begitu terkena, ada yang langsung ambruk, ada pula yang patah tulang di tempat. Dalam sekejap, 17 hingga 18 preman bersenjata sudah terkapar di tanah.

Ekspresi Faris semakin serius. Di belakangnya, Sam sudah tak bisa menutupi wajah terkejutnya.

Para preman itu memang bukan yang terkuat, tetapi mereka sudah sering berkelahi. Jelas bukan orang sembarangan.

"Sepertinya aku meremehkanmu!" Faris menoleh ke dalam halaman rumah dan berteriak, "Jerry, waktunya kerja!"

Arlo mengikuti arah pandangan, lalu melihat seorang pria kekar berdiri di balkon lantai tiga vila.

Melihat begitu banyak preman tumbang di halaman, wajahnya tetap datar. Dia pun hanya melirik sekilas ke arah Arlo.

Kemudian, dia melompat turun dari balkon setinggi hampir sepuluh meter dan mendarat ringan di halaman. Setelah itu, dia melangkah cepat ke arah gerbang.

Langkahnya sangat cepat, hanya beberapa lompatan sudah sampai di depan Arlo. Pria itu hanya mengenakan kaus tanpa lengan. Tubuhnya penuh otot bergelombang, lengannya sampai setebal paha orang biasa. Di wajahnya ada bekas luka panjang, membuatnya tampak menyeramkan.

Lompatan setinggi itu dan pendaratan seringan itu. Jelas, dia orang yang terlatih.

Arlo mengamati dengan cepat. Bukannya takut, malah ada sedikit semangat bertarung.

"Bocah, kalau kamu berlutut dan minta maaf sama Pak Faris, aku bakal ampuni kamu. Tapi tangan dan kakimu tetap aku patahin!"

Jerry terkekeh-kekeh. Dulu dia pernah melukai instruktur di militer hingga dipenjara. Setelah itu, Faris yang membebaskannya. Sejak itu, dia menjadi pengawal paling setia.

Dia bahkan pernah membawa Faris lolos dari kepungan 40 hingga 50 orang bersenjata.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Warisan Ilmu Pengobatan Terpendam   Bab 100

    "Kamu juga kesurupan?" Conan meraba dahi Sahrul."Serius, Kak!""Lebih hebat daripada instruktur yang dulu pernah kita temui di Pasukan Khusus!"Rasa kagum dan hormat yang terpancar dari mata Sahrul akhirnya membuat Conan percaya. Dia pun mengangkat peluru yang masih hangat itu dan terdiam lama sebelum berkata, "Laporkan ke Pasukan Khusus, orang ini kalau nggak melakukan dosa besar, jangan sekali-kali disentuh. Jangan dimusuhi, sebaiknya dijadikan sekutu!""Habis sudah Pardus kali ini!"Mengingat kejadian hari ini, Conan menggelengkan kepala. Seketika dia teringat pada Santoso, hatinya muncul rasa iri. Dasar si tua bangka itu, benar-benar beruntung bisa berkenalan dengan sosok luar biasa seperti Arlo!Ilmu pengobatan? Ilmu gaib? Seni bela diri? Dengan bakat sehebat itu, asalkan Arlo tidak membuat dosa besar, kelak pasti akan menjadi orang yang sukses besar.Sekarang, Arlo masih belum terlalu terkenal sehingga mereka masih sempat menjalin hubungan. Namun saat kelak Arlo sudah benar-bena

  • Warisan Ilmu Pengobatan Terpendam   Bab 99

    Conan berkata canggung, "Ini juga semacam penyakit profesi, pekerjaanku menuntut banyak kerahasiaan! Arlo, tolong maklumi!""Itu bukan urusanku dan aku juga nggak ingin mencampuri. Asal benda-benda ini diurus, masalahmu pun selesai," ujar Arlo sambil menunjuk bungkusan kertas minyak itu.Sahrul tetap sulit percaya. Selama bertugas dia sudah menembak mati lebih dari 20 penjahat yang melawan penangkapan. Kalau memang ada hal-hal gaib, bukankah dia seharusnya sudah lama diganggu arwah mereka?Apa itu minyak mayat, apa itu jimat ... bukankah cuma ulah orang yang sengaja membuat keributan? Siapa tahu malah Arlo sendiri yang membuat semua ini, lalu berpura-pura menyingkapnya? Metode "maling teriak maling" seperti itu sangat sering digunakan oleh para dukun gadungan."Lalu, apa yang harus dilakukan?" tanya Sahrul."Pertama, bakar kertas minyak dan uang arwah ini bersama-sama," jawab Arlo.Begitu dia selesai bicara, Sahrul langsung menyalakan korek api dan mendekatkannya ke kertas minyak. Dia

  • Warisan Ilmu Pengobatan Terpendam   Bab 98

    Setelah kejadian itu, Conan dan istrinya menonton rekaman CCTV ruang tamu. Potongan-potongan gambar itu membuat mereka merinding ketakutan.Sahrul menatap pasangan suami-istri itu dengan ekspresi aneh. Dalam hati dia merasa, apakah keduanya terlalu tertekan sampai jadi berhalusinasi? Menurut pikirannya, kemungkinan besar si gadis kecil hanya ingin bermain dengan pedang kayu, tapi Conan tidak mengizinkan.Anak itu pun mengambek, menangis, lalu meniru adegan di televisi dengan berpura-pura mengancam akan lompat dari balkon. Hal itu menakuti Jenifer, hingga membuatnya kehilangan kendali sejenak. Bagi Sahrul, ini bukanlah sesuatu yang luar biasa. Dalam keadaan panik dan ketakutan hebat, wajar saja orang bisa mengalami kekacauan mental."Aku nggak berani lagi tinggal di rumah. Begitu pagi tiba, aku langsung membawa keluargaku, rencananya mau ke tempat Santoso, biar dia yang mengantarku mencarimu!""Di tengah jalan, lalu lintas sangat sepi dan hanya ada sedikit kendaraan. Tiba-tiba ada sebua

  • Warisan Ilmu Pengobatan Terpendam   Bab 97

    "Dari semalam sampai sekarang, nyaris separuh nyawaku hilang! Kalau bukan karena khawatir terjadi sesuatu di jalan, aku sudah ingin langsung ke perkebunan mencarimu." Wajah Conan tampak ketakutan, seperti orang yang baru saja lolos dari maut.Sambil bicara, dia menunjuk pada seorang pria dan seorang wanita yang dibawanya, lalu memperkenalkan, "Arlo, ini istriku, Jenifer. Yang satu lagi sahabat lamaku, Sahrul!""Mereka bukan orang luar, jangan khawatir. Kamu harus tolong aku menyelesaikan masalah ini!"Sejak hari pertama masuk ke biro keamanan, Sahrul selalu mengikuti Conan. Selama lebih dari sepuluh tahun bersama, mereka bukan hanya sebatas atasan dan bawahan, tapi juga saudara seperjuangan."Ketua, kenapa aku sama sekali nggak paham sama semua yang kamu katakan hari ini?" tanya Sahrul sambil mengusap dagunya dengan kebingungan.Conan pun segera menceritakan apa yang terjadi selama dua hari ini. Setelah berpisah dengan Arlo dan Santoso kemarin, dia langsung kembali ke biro keamanan.Di

  • Warisan Ilmu Pengobatan Terpendam   Bab 96

    Pria berjanggut hanya mengeluarkan beberapa dengusan. Keringat dingin mengalir deras di dahinya, tetapi dia tetap tidak menjerit kesakitan.Arlo masih menginjak tubuh pria itu, lalu menoleh sekilas pada sopir truk. "Kecelakaan ini salahku. Kita selesaikan secara pribadi saja. Aku transfer uang padamu, lalu kamu boleh pergi!""Nggak ... nggak usah!" Wajah sopir itu pucat pasi, dia buru-buru berbalik dan hendak lari."Tunggu!" Suara Arlo terdengar lagi.Sopir itu semakin panik. Di matanya, pemuda ini adalah orang yang bahkan tidak takut menghadapi senjata api! Adegan yang baru dia saksikan itu lebih gila daripada film. Dia pun teringat pada adegan klise di layar lebar. Setelah ini, biasanya saksi akan "dibungkam"."Kasih aku rekeningmu! Aku akan transfer sekarang!" kata Arlo tenang.Dengan tubuh kaku, sopir itu memberikan nomor rekening. Arlo pun segera mentransfer 20 juta. Begitu mendengar bunyi notifikasi uang masuk, sopir itu menatap tak percaya. Namun, dia tidak berani bertanya apa-a

  • Warisan Ilmu Pengobatan Terpendam   Bab 95

    Wajah Arlo sedikit menggelap. Jika tabrakan jip yang pertama tadi masih bisa dianggap satu persen kemungkinan sebagai kecelakaan, maka kali ini sudah jelas benar-benar ditujukan untuk mereka."Ayah, pegang yang kuat!" ucap Arlo dengan suara berat, lalu mengentak pedal gas. Mobil langsung melesat ke depan.Setelah menstabilkan arah, kedua mobil sempat sejajar. Dari kaca jendela, Arlo bisa melihat jelas sopir jip itu adalah seorang pria berjanggut lebat yang berusia lebih dari 40 tahun.Di wajah pria berjanggut itu ada sebuah bekas luka yang panjang dan dalam, membentang dari bawah mata kiri hingga ke sudut mulut kanan, membuat wajahnya tampak garang dan menakutkan.Mata mereka saling bertemu dan memancarkan aura membunuh yang tajam.Victor mencengkeram erat pegangan tangan hingga jemarinya bergetar. Kecepatan mobil begitu tinggi. Di jalan sempit berliku seperti ini, situasinya benar-benar berbahaya.Saat melewati sebuah tikungan tajam lagi, Arlo melihat ada sebuah truk besar melaju dari

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status