Share

Siapa Dia?

Penulis: Dewanu
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-30 19:23:36

Nia tidak dapat menyembunyikan kekesalannya. Bukan urusan Mira mengetahui mobil jenis apa yang hendak mereka beli. Tapi, mengapa ucapannya seakan sangat merendahkan Danu dan dirinya?

"Lah, kamu dan Denny, mau apa ke sini?" 

Nia kini mengalihkan pandangannya pada Denny yang sedang memijat pelipisnya.

Denny sendiri masih bingung dengan semua kelakuan Mira. Pria itu gelisah, bagaimana kalau ternyata Mira sedang membuat lelucon dan mempermalukan dirinya?

"Oh, begini, Mbak. Aku sedang menawarkan mobilku untuk dijual. Mbak tahu sendiri kan, kalau perusahaan hampir saja kolaps, sehingga butuh banyak suntikan dana."

Wajah Danu sedikit cemas. Ia melirik ke arah Mira yang sedang membelai permukaan sebuah mobil mewah. Mereka baru saja menerima uang pinjaman dan Denny mengatakan membutuhkan uang untuk perusahaan?

"Tapi, kenapa istrimu berlagak? Apa dia tahu berapa harga mobil yang dia pegang pegang itu? Makanya Denny, kalau mau ke tempat seperti ini sebaiknya tidak usah bawa-bawa istrimu yang udik kayak begitu."

Denny melihat Mira memang sedang ingin tahu interior sebuah mobil mewah. Dengan kesal, ia pun mendekati Mira.

"Mira, ayo pulang! Batalkan saja menjual mobilku. Lagi pula, untuk apa kamu banyak sentuh sana sini? Lihatlah bagaimana para karyawan di tempat ini memperhatikanmu."

Namun, Mira tetap santai, seolah tak mendengarnya. Dia kini bahkan masih asyik memperhatikan sebuah desain mobil dengan monitor layar sentuh. 

Lalu, ia melihat ke arah Denny yang cemberut. "Mas, aku harus kursus menyetir mobil dan mau membeli mobil ini. Meskipun tidak sebagus yang tadi, tapi ini simple dan sesuai dengan seleraku."

Perkataan Mira membuat Denny makin garuk-garuk kepala. Apakah istrinya ini sedang mengigau atau mulai gila?

"Mira, kamu sadar nggak sih sama kelakuanmu? Aku bilang mau jual mobil, dan bukannya mau melawak di tempat ini!" pekiknya geram.

Tangan Denny mencekal pergelangan tangan Mira dengan kuat dan menyeretnya menjauh dari mobil tersebut.

Akan tetapi, pada saat bersamaan, seorang pegawai yang tadi berbicara dengan keduanya datang ke arah mereka. "Pak, Bu ... kami sudah membuat taksiran harga untuk mobil bapak. Kami hanya berani membeli dengan harga tidak lebih dari 300 juta, sehingga Bapak harus menambah sekitar satu miliar lagi dengan semua administrasinya. Jika ..."

Belum selesai pegawai itu berbicara, Denny sudah kembali menyela, "Apa katamu? Cuma tiga ratus? Nggak masuk akal!"

Dia begitu kesal membayangkan mobilnya dihargai murah. Jelas-jelas, dia membelinya mahal dulu!

"Pak, kami adalah pembeli yang akan menjual kembali mobil tersebut. Setelah kami periksa, banyak sekali onderdil dan komponen interior yang harus diadakan penggantian. Kita tidak bisa membeli dengan harga yang lebih tinggi."

Mendengar itu, Denny hanya diam saja. Kini, justru Mira yang berbicara, "Baiklah, aku setuju. Buatlah kwitansi, mobil itu akan kami beli saja."

"Baik, Bu. Kami akan menyiapkan dokumennya."

"Mira? Apa kamu masih waras?" tanya Denny geram.

"Kenapa, Mas? Kau suka dengan mobil tadi. Pakai saja dan gunakan mobil itu untuk penampilan yang lebih baik. Kalau mau menarik investor, seharusnya kau terlihat meyakinkan bukan? Anggap saja, pinjaman ini adalah modal usaha. Aku sudah katakan kepadamu, kan? Aku ini bisa mencarikan pinjaman dalam jumlah besar."

Meskipun sangat sulit untuk mencerna situasinya, Denny sedikit mendapatkan inspirasi.

Sangat masuk akal perkataan istri kampungannya itu.

Sekarang ini, Denny butuh meyakinkan orang dalam penampilannya yang lebih baik, sehingga investor merasa percaya menanam modal usaha kepadanya. Kalau penampilannya biasa saja, mana mau para pemilik modal itu memberi lebih? Jangankan memberi modal, dilirik saja belum tentu!

"Ekhem," Denny berdeham.

Dia cukup malu karena tidak bisa berpikir panjang seperti Mira yang sering dia remehkan. Namun, pria itu berhasil mengendalikan ekspresinya sebelum berkata pada istrinya itu, "Tapi, bisakah aku bertemu dengan orang yang meminjamkan uang kepadamu? Bukan apa-apa, aku takut dia punya maksud tertentu."

Deg!

Mira hanya membeku. Ia belum tahu apa yang akan ia katakan untuk menjawab pertanyaan Denny. Sepertinya belum saatnya, untuk Denny tahu. Tapi, bagaimana cara membuat suaminya itu tidak curiga?

"Mira, bisakah kau mempertemukan aku dengannya?" tanya Denny lagi dengan nada menuntut.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Heri Prambanan
gak layak sebagai cerita berbayar
goodnovel comment avatar
Ezloy
syukaaa Mira, buat Denny kelepek kelepek
goodnovel comment avatar
Meggy M
ceritanya bagus si mira mainnya cantik... lanjut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Warisan Istriku yang Mengejutkan   TAMAT

    Sugesti di masa kecil yang absurd seperti potongan kenangan yang unik untuk diingat.Seperti bagaimana biji semangka yang tertelan akan tumbuh dan berakar di dalam perut, mengeluarkan tangkai dan daun dari telinganya dan hidung lalu berbuah di puncak kepala. Begitulah seorang anak digiring dalam sebuah pemikiran tak masuk akal bahkan hanya karena sebuah nama."Apa kau terpengaruh?""Tentu saja. Sepertinya itu berhasil karena aku percaya dengan ibuku. Hahaha," Denny tergelak lagi karena konyolnya pemikiran saat itu.Mereka terlihat serasi dan bahagia."Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" Denny kemudian melihat Mira meminta pendapat soal rencana yang sebenarnya sudah mereka buat."Uhmm pertama, aku mau buat adik untuk Azrah, ini adalah tujuan yang paling bagus untuk dilakukan. Apa aku salah?""Haish... selalu saja cari keuntungan."Denny hanya nyengir, sementara ia tetap fokus berkendara."Rencana kedua adalah membangun usaha toko di pasar tradisional dan selanjutnya akan menjadi

  • Warisan Istriku yang Mengejutkan   Menangis

    Mira dan juga Denny sangat panik dan segera membawa Marina ketempat yang nyaman di dalam mobil.Mereka membawa pulang wanita itu dan memindahkannya ke kamar.Mira sangat iba melihatnya. Ia bisa merasakan Marina sangat terluka. Ia sangat mengerti bahwa Marina sangat mencintai Dika."Mira, sejak tadi kau melamun, apa yang kamu pikirkan?" tegur Denny karena Mira hanya termenung menatap wajah Marina."Selalu ada yang membuat wanita terluka sampai seperti ini. Apakah lelaki nggak tahu kalau wanita itu cuma makhluk yang lemah. Saat mencintai, dia sangat mudah dikhianati. Saat setia, pria tidak menyadari dan saat terluka ia hanya bisa menangis menyalahkan dirinya sendiri yang tak sempurna. Hanya saja, meskipun sangat lemah...wanita mampu bertahan dalam situasi seperti ini," ujarnya pelan, seolah mengenang apa yang dialaminya dulu.Saat itu Denny mengabaikan segala yang ia miliki. Cinta dan ketabahannya harus berakhir dengan selembar surat cerai.Akan tetapi Marina...dia mendapat selembar sur

  • Warisan Istriku yang Mengejutkan   Haruskah Membenci

    "Aku membebaskan kamu, tapi kamu kembalikan kerugian yang sudah kamu tumbukan sejak awal, bagaimana?""Hah, omong kosong! Kau kira aku percaya?""Tidak. Kau tidak perlu percaya. Karen aku juga yakin kamu tidak punya uang untuk melakukannya. Kau kan cuma bisa memeras perempuan, mana mungkin bisa kembalikan uang sebanyak itu. Tapi...aku bisa sih mengurangi dakwaan soal pemerasan kamu yang terakhir, dengan syarat kamu ikuti permainan kami."Dika meremas tangannya kuat, sebab, dakwaan soal pemerasan uang itu berbuntut panjang. Marina minta uang itu dikembalikan tiga kali lipat berikut biaya persalinannya kelak."Aku tidak memeras, tapi dia yang memberikan.""Marina juga mendapatkan tamparan keras darimu, apa itu juga bisa dilaporkan tindak kekerasan? Ah Dika, sangat banyak catatan kriminal yang kau lakukan," ejek Denny. "Mungkin hukuman lima belas tahun penjara tidak cukup untuk kamu.""Jadi apa maumu?!" kali ini Dika terlihat menyerah.Denny tersenyum menang. Ia sudah membaca gelagat Dik

  • Warisan Istriku yang Mengejutkan   Balik Keadaan

    Seperti yang dikatakan Mira, polisi memang sudah berhasil meringkus Dika sehingga mereka mendapatkan pemberitahuan keesokan harinya.Mira segera menemui Marina dan menceritakan apa yang telah ia lakukan untuk Dika."Marina, aku minta maaf karena terpaksa menguntit kepergian kamu ke bank. Dan inilah akhirnya, kami memutuskan penyelesaian dengan polisi saja.*Marina menunduk dalam. Sepertinya ia ragu menyetujui tindakan Mira."Kau masih menyukai Dika, Marina? Apakah pria itu layak untuk wanita sebaik kamu?"Marina masih tak menjawab. Dilema di hatinya saat ini adalah soal harga dirinya yang hancur. Bagaimana mungkin ia melahirkan tanpa seorang suami, apa yang akan ia lakukan?"Kau berpikir bahwa Dika akan menikahi kamu, Marina? Itu tidak mungkin, Marina. Tidak semudah itu untuk memiliki suami yang baik seperti yang kita inginkan.""Tapi Bu....saya butuh status, meskipun hanya seorang janda, bukan sampah seperti ini," isaknya kemudian. "Saya masih tak mengerti, apakah kesalahan ini semua

  • Warisan Istriku yang Mengejutkan   Perjuangan Marina

    Mereka sepakat untuk menguntit kemana Marina pergi. Dan benar saja, Marina memang datang mengambil uang di sebuah Bank. Mereka bahkan bisa memperkirakan berapa jumlah uang yang diambil Marina di bank tersebut."Kenapa Marina membutuhkan uang sebanyak itu?" gumam Mira yang sempat didengar Denny."Sudahlah, kita hanya butuh menguntit apa yang sebenarnya ia lakukan."Tak lama kemudian, wanita itu menuju sebuah restoran kecil di pinggir jalan tak jauh dari bank itu.Denny dan Mira tetap menguntit dan memperhatikan gerak gerik Marina yang terlihat gelisah seperti menunggu seseorang.Dan ternyata tak lama kemudian, seorang pria berhodie mendekati dan duduk di hadapan Marina.Marina menoleh kesana kemari untuk memastikan tidak ada yang melihat pertemuan mereka. Marina tahu, ini tidak benar, tapi ia ingin mengungkapkan perasaannya pada pria itu saat ini."Heh, kau datang juga akhirnya," bisik pria itu menatap puas wanita di hadapannya. "Benar, aku datang dan membawa apa yang kau minta, Mas."

  • Warisan Istriku yang Mengejutkan   Menguntit

    Suasana semakin riuh saat mengetahui bahwa Mira adalah orang yang paling berkuasa di perusahaan tersebut.Apa ini? Mereka semakin tak percaya. Bagaimana mungkin Denny yang begitu keras dalam berusaha ternyata tidak memiliki apapun di perusahaan.Begitu juga Danu. Ia semakin tak mengerti bagaimana mungkin keluarga mereka hanya memiliki tidak lebih dari dua puluh persen saham? Kemana uang yang mereka miliki selama ini? Apakah ada suatu permainan yang dimainkan Denny untuk mengalihkan hartanya kepada istrinya?Itulah sebabnya kenapa Denny begitu berat melepaskan perusahaan itu untuknya!Dan karena kenyataan itu, Danu sangat marah lalu iapun segera keluar ruangan untuk mencari udara segar."Mas, aku minta maaf perihal Mira tadi, tapi bukankah itu yang mas Danu inginkan? Mas Danu ingin menerima tanggung jawab ini dan istriku tidak mempermasalahkannya. Untuk itu, aku juga tidak masalah." "Kenapa kau berubah pikiran? Apa kau sudah merasa cukup puas dengan permainan kamu? Kalian mengalihkan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status