Ciitttt…. BRAKKKKK..
Sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabrak motor yang sudah berhenti di depannya karena lampu lalu lintas sudah berubah menjadi merah. Motor tersebut terlempar sekitar 1 meter, sang pengendara motor jatuh tertimpa motornya, dan wanita yang duduk dibelakang motornya terlempar ke trotoar jalan.
Pria pengendara motor, Donny, berusaha menggeser motornya agar bisa membantu kekasihnya yang sudah sudah tergeletak bersimbah darah sekitar 2 meter dari tempatnya jatuh.
Orang orang disekitar mereka mulai panik, ada yang memanggil ambulance dan sebagian lagi membantu Donny untuk menggeser motornya agar pria itu bisa bangun. Donny bangun dengan tertatih tatih tanpa mempedulikan sakit teramat sangat di kaki kirinya, dibantu oleh orang yang membantu menggeser motornya, Donny berjalan kearah Mariska, kekasihnya.
“Mariska…” panggil Donny saat dia tiba dan langsung duduk di sisi wanita itu, kaki kirinya sangat sakit, dia tidak sanggup berdiri lebih lama lagi. wanita yang dipanggilnya tidak bergeming. Dia menyentuh lengan wanita itu, mencoba menyadarkan wanita itu.
“Mariska.. sayang… bertahanlah… bantuan segera datang” suara Donny mulai serak, dia hampir mengguncang tubuh Mariska agar wanita itu sadar.
Mariska berusaha membuka matanya. Matanya begitu berat, sangat sulit untuk wanita itu membukanya, tapi dia terus berusaha. Sayup sayup dia mendengar suara orang memanggilnya, dia mengenali suara itu. Itu Suara Donny, kekasihnya.
Setelah beberapa lama, akhirnya Mariska berhasil membuka matanya. Dia menatap ke arah Donny, tapi pandangannya berkabut, dia tidak bisa melihat jelas rupa Donny, hanya berupa bayangan kabur.
“oh Mariska, syukurlah kamu sudah sadar. bersabarlah, sebentar lagi ambulance datang”
Wanita itu berusaha meraih tangan kekasihnya, tetapi dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya, dia sudah tidak bisa merasakan sakit di bagian manapun tubuhnya, dan kegelapan mulai mengambil alih kesadarannya, lagi. Dengan sisa-sisa kekuatannyanya, dia berusaha untuk tetap tersadar, dia harus bicara pada Donny, hanya Donny lah satu satunya yang bisa membantunya jika dia harus menyusul suaminya ke alam sana.
“Don.. ny.., to.. long.. ja.. ga.. Mo… rin…, to.. lo.. ng…” kata Mariska dengan terbata bata.
“..….“ Mariska mencoba bicara lagi, tetapi tidak ada kata kata yang keluar, padahal masih ada yang harus dia beritahukan kepada Donny tentang rahasia keluarganya, agar bisa menjamin kesejahterahan putri satu satunya itu.
Dan kegelapan kembali mengambil alih, perlahan mata itu mulai menutup kembali, Mariska benar benar kehilangan kesadarannya..
“Mariska!!”
“Mariska!!”
“tidak.. tidak.. tidak.. Mariska, kumohon buka matamu” Donny histeris memanggil-manggil nama Mariska saat terdengar suara sirene ambulance dari kejauhan.
****
Sekarang sudah jam pulang kantor, apalagi di hari jumat menyebabkan kondisi lalu lintas sangat padat. Untuk ambulance mencapai rumah sakit terdekat yang hanya berjarak tiga kilometer saja membutuhkan waktu 30 menit.
Begitu ambulance tiba di rumah sakit, dokter dan perawat sudah menunggu. Rumah sakit sudah mempersiapkan segalanya dengan baik, karena sebelumnya sudah menerima telepon dari pemilik rumah sakit yang tidak lain adalah pemilik mobil yang menabrak motor Donny.
Donny dibawa ke UGD dan Mariska langsung dibawa ke ruang tindakan, dikarenakan kondisinya yang sudah tidak sadarkan diri.
Sekitar satu jam kemudian Donny sudah diperiksa oleh dokter. Selain tulang kaki kirinya retak, bagian tubuh yang lain hanya memar dan lecet-lecet. Setelah kakinya di gips dan lukanya selesai diobati, dia menggunakan kruk yang sudah disiapkan dokter untuk mencari tahu kondisi Mariska.
Donny sangat mengkhawatirkan kondisi kekasihnya itu. Dokter yang merawatnya memberi tahu bahwa Mariska sedang dioperasi karena luka dalam akibat kerasnya benturan tubuhnya ke aspal. Perawat membantu mengantar Donny menuju ruang operasi Mariska.
Di depan ruang operasi, Donny melihat seorang pria paruh baya duduk. Pria itu berpakaian necis, berkaca mata, rambutnya yang sekarang berantakan sebagian sudah berwarna kelabu, dengan wajah muram ia sedang memandang pintu ruang operasi.
Pria itu menyadari kehadirannya saat mendengar bunyi gesekan di lantai, yg merupakan bunyi lantai yang beradu tarikan kaki Doni yang di gips. Pria itu langsung bangun dan menghampirinya.
“Malam Pak Donny, nama saya Andreas Hartanto. Saya minta maaf, supir saya tadi tidak memperhatikan jalan dengan baik sehingga menabrak kendaraan Bapak. Sekarang supir saya sudah dibawa ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.” kata Pak Andreas memperkenalkan diri.
“Malam Pak, saya Donny Christian Hartadi” jawab Donny.
Donny merasa kalau wajah Pak Andreas terlihat familiar, tapi dia tidak ingat dimana pernah melihatnya? Mungkin nanti dia akan ingat setelah pikirannya tidak ruwet seperti sekarang.
“Saya sungguh minta maaf Pak Donny, saya akan bertanggung jawab atas semua ini” Pak Andreas mulai menjelaskan apa yang sedari tadi dipikirkannya.
“Saya akan menanggung seluruh biaya rumah sakit dan juga biaya rawat jalan Bapak dan Ibu, saya juga akan mengganti motor Bapak yang rusak.”
“Saya tahu ini tidak bisa meringankan rasa sakit yang Bapak dan ibu alami. Jika nantinya Bapak atau Ibu butuh sesuatu, jangan sungkan untuk mengatakannya pada saya. Saya akan coba membantu sebisa saya.”
Donny mengangguk. Dia bingung mau menjawab apa lagi? tapi yang pasti dia bisa bernafas lega. Pak Andreas mau bertanggung jawab, setidaknya dia tidak harus memikirkan biaya pengobatan dirinya dan Mariska. Karena dia tau biaya rumah sakit pastilah besar.
Donny masih terdiam, matanya menatap kosong ke arah pintu ruang operasi. Dia sangat mengkhawatirkan kondisi Mariska. Tadi wanita itu sudah tidak sadarkan diri. Di dalam ambulance, Donny masih terus memanggil Mariska, tapi tidak ada tanggapan apapun dari wanita itu.
“Mari duduk dulu Pak Donny, anda juga baru diobati dokter dan kaki anda pasti masih sakit. Lebih baik kita menunggu operasi sembari duduk, mari saya bantu” tawar Pak Andreas.
“Iya Pak, terima kasih Pak Andreas”
“Sama sama Pak Donny”
Mereka berbincang ringan untuk meredakan ketegangan menunggu operasi selesai. Ternyata Pak Andreas memiliki beberapa showroom mobil dan perusahaan batu bara di Kalimantan, beberapa Hotel bintang lima dan restoran mewah yang bisa membuat gajinya sebulan melayang hanya untuk makan sekali dua kali disana. Belum lagi ternyata rumah sakit ini juga punya beliau. Pantas saja begitu mereka sampai rumah sakit, banyak sekali dokter dan perawat yang menyambut.
Akhirnya Donny ingat dimana dia pernah melihat wajah Pak Andreas. Pak Andreas adalah seorang pengusaha sukses yang wajahnya sering nongol di majalah majalah bisnis yang sering ia baca.
Donny sendiri bekerja di salah satu bank terkemuka di Jakarta sebagai Supervisor bagian pendanaan usaha. karena pekerjaannya itulah dia diharuskan memiliki wawasan yang luas. Donny dan timnya harus melakukan survey komplit, mulai dari keadaan keuangan perusahaan, termasuk keadaan keuangan para petinggi perusahaan serta aset yang mereka miliki, sampai skandal yang mungkin dimiliki petinggi perusahaan, yang mungkin akan membuat saham perusahaan anjlok dan menyebabkan kredit macet. Jadi, Donny sangat update tentang pengusaha pengusaha di tanah air. Bukan maunya mengingat wajah pengusaha yang umumnya sudah berumur, tapi apa daya begitulah pekerjaannya.
****
hai hai.. ini buku pertama saya di Good Novel.
semoga sesuai dengan selera para pembaca yak
tolong di tambahkan di pustakanya ya sista cantik..
happy reading guys..
Satu bulan kemudian.. Malam ini mereka berkumpul di ruang keluarga kediaman Rosaline, karena besok Darius akan kembali ke Inggris, Darius kembali kesana sebagai CEO baru Volle Group. Darius akan pergi bersama Rosaline dan Aksa yang akan membantunya sementara waktu. Darren yang memang dasarnya iseng mulai menggoda kakak sulungnya yang masih belum tertarik menikah itu. “Kak, tidakkah kau ingin menikah? Kak Donny saja sudah menikah” kata Darren. “Tidak” jawab Darius datar sedatar wajahnya yang memang selalu datar itu. “Mungkin kau harus mencoba mencari wanita yang berbeda? Bule disana mungkin?” Darren masih terus mencoba. Sebenarnya di dalam hati kecilnya dia selalu meras
Esok paginya Monika terbangun dan terkejut karena ada orang lain di ranjangnya. Donny masih tertidur nyenyak di sebelah istri barunya. Semenjak Monika hilang, dia selalu kurang tidur, jadi sekarang saat dia sudah berhasil memperistri Monika, dia tidur sangat nyenyak. Namun ternyata tidurnya tidak bisa lama karena teriakan istrinya. “KYAAA!!!!” jerit Monika. Karena kesadarannya yang masih minim, dia lupa kalau dia sudah menikah. Apalagi sekarang suaminya tidur membelakanginya, jadi dia tidak tahu siapa pria itu. Makin tidak ingatlah dia! Donny yang terkejut karena jeritan Monika langsung bangun. “Ada apa?” tanyanya. Dia sudah terduduk di ranjang menatap istri barunya dengan bingung. “WAAAA!!!!! Kenapa kau tidak pakai baju!!” jerit Monika lagi. Lalu dia memundurk
Begitu layar yang menutupi mereka dari pandangan penonton tertutup sempurna, Morin langsung berlari dan melemparkan dirinya pada Donny. “Papa berhasil!!! sudah kubilang ini rencana sempurna!!” teriak Morin heboh sembari tertawa. “Morin, sekarang kamu tidak ringan lagi!” keluh Donny saat menangkap putrinya, namun dia juga tertawa. Sekarang dia bisa tertawa, sejak tadi dia tegang karena ada kamera dimana mana. “Kalian merencanakan untuk menipuku?” Monika menyipitkan matanya menatap suami baru dan anak tirinya. Kedua orang itu menoleh padanya dan melihat wajah tidak senang Monika. “Itu rencana tante Bry!” sahut Morin polos dan menunjuk pada wanita itu. Dia melemparkan kesalahan pada yang membuat rencana, yang membuat Monika langsung mencari orang yang disebutkan Morin. Dan yang dicari sekarang sedang nyengir menatapnya, dia berlindung di belakang tubuh Alex. “Kata Darren kalian berdua sangat lambat pendekatannya dan butuh dipancing” Bry kembali m
Monika keliru jika berpikir kalau kejutannya hanya itu, karena setelah lagu BTSS selesai dinyanyikan, layar dibelakang panggung terbuka dan dia melihat disana sudah lengkap semua member keluarga Donny, termasuk Morin yang sekarang sedang menggandeng tangan Darius. Eh, menggandeng? Tiba tiba dia teringat percakapannya dengan anak itu yang katanya Darius akan menikah. Dia menyipitkan matanya ke arah anak itu saat menyadari kalau dirinya telah dikelabuhi dan keponakan liciknya yang menyadari dia memperhatikannya sekarang melambai dan tersenyum ke arahnya. Namun yang membuatnya lebih terkejut adalah ayah dan ibunya yang berdiri di sebelah Morin. Mengapa ayah dan ibunya ada disini? Belum selesai kebingungannya, Bryana dan Alex keluar dari belakang panggung bersama seorang yang memakai pakaian seperti pendeta. Matanya terbelalak saat menyadari kalau, itu ben
Monika menjalani hari hari berikutnya dengan bersemangat. Setelah world tour BTSS ini selesai, dia akan kembali ke Jakarta dan menunggu Donny pulang dari Inggris. Lalu dia akan mencari pria itu dan bertanya tentang kejelasan hubungan mereka? Dia berjanji dalam hatinya, apapun yang dia lihat nantinya yang akan menyebabkan dia salah paham akan langsung dia tanyakan pada Donny. Jangan seperti kemarin, dia membuat dirinya sendiri menderita hanya karena salah paham dengan perkataan wanita lain dan tidak meminta penjelasan pada Donny! Hari ini adalah hari terakhir konser BTSS. malam ini katanya akan ada acara istimewa sebagai penutup World Tour BTSS. Monika melihat kalau para kru masih terlihat sangat sibuk, mereka pasti ingin menyajikan pertunjukan paling memukau untuk menutup World Tour ini. Siang itu Bry datang ke kamarnya dengan dua buah gaun cantik berwarna pu
Malam itu keluarga Donny sudah berkumpul di ruang keluarga kediaman Rosaline. Donny meminta ijin pada ayah dan ibunya untuk menikahi Monika. Lalu memberitahukan permintaan Bryana yang sudah dia setujui pada keluarganya. Ayahnya yang sebelas dua belas dengan Darius tidak bereaksi banyak, pria tua itu hanya bertanya “Kamu yakin, son?” “Iya Pa. Semoga saja semua berjalan lancar” Donny meringis saat menjawabnya mengingat cara yang harus dia jalani untuk mendapatkan Monika. Dan untuk reaksi Rosaline, tentu saja wanita itu tertawa terbahak setelah bengong sesaat. “Hahahahaha.. Kupikir acara penculikan Eloisa itu sudah cukup romantis untuk dikenang, ternyata sekarang ada yang bisa membuat skenario yang lebih hebat lagi!” “Kurasa saat Darius menikah nanti, aku akan men