Home / Horor / Warung Kopi Dunia Bawah / Bab 56 - Jejak Malam dan Perangkap Sunyi

Share

Bab 56 - Jejak Malam dan Perangkap Sunyi

Author: D.Arluna
last update Last Updated: 2025-07-24 21:14:18

Pukul dua dini hari. Langit kota masih mendung dan angin malam menyapu lorong-lorong sempit yang menghubungkan rumah-rumah tua di kawasan timur. Dimas berdiri di depan gang buntu yang kini tampak lebih seperti jalan menuju neraka. Toyo berdiri di sampingnya, menggigil bukan karena dingin, tapi karena firasat buruk yang membekap jiwanya sejak mereka keluar dari Warung Kopi Dunia Bawah tadi malam.

"Mas... yakin ini tempatnya?" bisik Toyo pelan.

"Yakin nggak yakin, kita udah dipandu sama jejak energi dari Karina. Aura dia terakhir tertinggal di sini..." jawab Dimas sambil menyalakan lampu senter kecil di ponselnya.

Randi, yang baru tiba dengan napas tersengal setelah lari dari arah seberang, bergabung sambil mengatur napasnya. "Lo tau nggak, jalanan tadi itu kayak dilipat. Tiba-tiba gue balik lagi ke tempat awal. Ini beneran kawasan gang mistis, Mas."

Dimas mengangguk. "Ya. Sialnya, kita udah masuk terlalu dalam. Karina nggak muncul, dan energi jiwanya kayak... terganggu."

"Terganggu gim
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Warung Kopi Dunia Bawah   Bab 59: Pengunjung dari Waktu yang Terlupakan

    Pintu Warung Kopi Dunia Bawah menutup pelan, tapi gema kehadiran pria berjubah ungu itu masih terasa jelas. Tubuhnya samar, nyaris tembus pandang, dan langkahnya seolah tak menyentuh lantai. Randi, Toyo, Dimas, dan Karina menatapnya dengan campuran takjub dan waspada."Kau... mau kembali ke masa lalu?" tanya Dimas perlahan, seakan tak ingin mengganggu realitas yang nyaris pecah di hadapan mereka.Pria itu mengangguk. "Bukan untuk mengubah. Hanya untuk melihat. Aku sudah terlalu tua untuk memperbaiki hidupku. Tapi aku ingin tahu... di titik mana aku berhenti jadi manusia."Karina mendekat, tatapannya lembut namun penuh rasa ingin tahu. "Apa kau tahu siapa dirimu sekarang?"Pria itu menoleh. "Aku... dulu dipanggil Pak Dirman. Guru di sebuah desa kecil di kaki gunung. Aku mendidik anak-anak. Tapi satu kesalahan membuatku kehilangan segalanya."Toyo meneguk ludah. "Kesalahan... seperti apa?"Pak Dirman menunduk. "Aku menuduh seorang murid mencuri. Tanpa bukti. Hanya karena firasat. Dan ka

  • Warung Kopi Dunia Bawah   Bab 58: Pengunjung yang Tak Terlihat

    Warung Kopi Dunia Bawah kembali diselimuti suasana hening. Jam dinding berdetak lambat, aroma kopi robusta khas buatan Dimas menyatu dengan udara, dan Toyo sedang menyapu lantai dengan gaya ninja—melompat sambil bersiul, seperti sedang berada di tengah arena kungfu.“Kalau kau semangat nyapu kayak gitu terus, kita bisa daftarin kamu ke acara TV ‘Master Bersih-Bersih Dunia Gaib’,” sindir Randi dari balik laptopnya.Toyo berhenti dan memelototi Randi, “Ssst! Jangan sembarangan ngomong! Barusan ada yang lewat. Angin dingin, Randi. DINGIN BANGET!”Randi menghela napas. “Angin, Toyo. Angin. Jangan tiap kali ketiup hawa AC kamu pikir itu hantu.”Namun, Dimas yang baru saja menyalakan teko kopi tiba-tiba menghentikan gerakannya. Ia memicingkan mata ke arah kursi pojok yang biasanya kosong. Kursi itu goyang sendiri.“Randi, Toyo… kalian lihat itu?” bisik Dimas.Mereka bertiga menatap ke arah yang sama. Kursi itu jelas-jelas bergerak perlahan, seperti ada seseorang duduk… atau berdiri kemudian

  • Warung Kopi Dunia Bawah   Bab 57: Tamu dari Masa Lalu

    Pagi itu warung kopi Dunia Bawah terasa lebih tenang dari biasanya. Tidak ada ledakan dari dapur, tidak ada pelanggan yang mendadak berubah jadi kodok, dan tidak ada Karina yang menjerit karena putus lagi sama pacar hantu barunya. Semua tampak… normal.Toyo sedang menyapu lantai dengan penuh semangat sambil bersenandung lagu dangdut remix. Randi sibuk mengedit video klip pelanggan semalam yang berasal dari planet berbentuk semangka, sementara Dimas duduk di balik meja kasir, menyeruput kopi sambil membaca surat kabar dunia manusia yang isinya penuh keanehan menurut standar Dunia Bawah."Dimas! Ada paket buat lo!" teriak Pak Kurir Setengah Dewasa, makhluk bertubuh separuh anak-anak dan separuh orang tua yang selalu mengantarkan paket dengan gaya dramatis seperti pengantar naskah film.Dimas menatap bingung ke arah kotak besar yang diturunkan dengan pelan oleh kurir tersebut. Tidak ada nama pengirim, hanya tulisan tangan miring-miring yang berbunyi:> "Untuk: Dimas Dari: Yang Pernah Kau

  • Warung Kopi Dunia Bawah   Bab 56 - Jejak Malam dan Perangkap Sunyi

    Pukul dua dini hari. Langit kota masih mendung dan angin malam menyapu lorong-lorong sempit yang menghubungkan rumah-rumah tua di kawasan timur. Dimas berdiri di depan gang buntu yang kini tampak lebih seperti jalan menuju neraka. Toyo berdiri di sampingnya, menggigil bukan karena dingin, tapi karena firasat buruk yang membekap jiwanya sejak mereka keluar dari Warung Kopi Dunia Bawah tadi malam."Mas... yakin ini tempatnya?" bisik Toyo pelan."Yakin nggak yakin, kita udah dipandu sama jejak energi dari Karina. Aura dia terakhir tertinggal di sini..." jawab Dimas sambil menyalakan lampu senter kecil di ponselnya.Randi, yang baru tiba dengan napas tersengal setelah lari dari arah seberang, bergabung sambil mengatur napasnya. "Lo tau nggak, jalanan tadi itu kayak dilipat. Tiba-tiba gue balik lagi ke tempat awal. Ini beneran kawasan gang mistis, Mas."Dimas mengangguk. "Ya. Sialnya, kita udah masuk terlalu dalam. Karina nggak muncul, dan energi jiwanya kayak... terganggu.""Terganggu gim

  • Warung Kopi Dunia Bawah   Bab 55 - Malam yang Mengubah Segalanya

    Hujan masih mengguyur Jakarta malam itu. Lampu jalan yang basah memantulkan cahaya kuning suram di atas aspal, menciptakan suasana yang muram dan penuh ketegangan. Dimas duduk di balik meja bar Warung Kopi Dunia Bawah, menatap jendela yang dipenuhi embun, sesekali menyesap kopi pahit tanpa gula."Tumben kamu nggak ngomel hari ini, Mas Dimas," ujar Toyo sambil meletakkan tumpukan piring kotor di meja belakang.Dimas hanya mengangguk pelan. Matanya masih kosong. Sejak pertemuan dengan arwah Pak Rohadi dua malam lalu, pikirannya terus digelayuti pertanyaan—siapa sebenarnya dalang di balik semua kekacauan yang akhir-akhir ini terjadi?Randi datang sambil membawa laptopnya. "Bro, aku udah upload teaser video tentang pelanggan kita yang dari dunia paralel. Lumayan banyak yang nonton, tapi ada yang aneh.""Aneh gimana?" tanya Dimas, akhirnya membuka suara."Ada akun yang komentar berulang kali, pakai nama 'Laresya17'. Komentarnya cuma satu kalimat: 'Hentikan sebelum semuanya hancur.' Dan itu

  • Warung Kopi Dunia Bawah   Bab 54: Purnama Hitam di Langit Warung

    Malam itu, bulan menggantung sempurna di atas warung kopi yang mulai ramai dengan tamu-tamu dari dunia yang tak biasa. Cahaya perak dari langit menyinari bangunan kayu sederhana itu, memberikan aura magis yang menyelimuti semuanya. Dimas berdiri di balik meja barista, menyeduh kopi hitam untuk seorang pelanggan berjubah kabut yang hanya bicara dalam gumaman."Ini untuk Tuan?" tanya Dimas sambil menyodorkan cangkir.Sosok berjubah itu mengangguk, lalu duduk di pojok warung tanpa suara. Toyo, seperti biasa, sibuk menyusun loyang kue mistis yang katanya bisa membuat orang tertidur tiga hari tiga malam. Di meja dekat jendela, Karina tampak termenung menatap langit. Bulan purnama selalu mengingatkannya pada kehidupan lamanya, sebelum menjadi hantu yang galau."Ada yang aneh malam ini," gumam Karina."Kamu ngomong sendiri atau ngomong ke aku, Rin?" sahut Randi yang sedang mengetik skrip konten horor baru sambil menyeruput kopi susu.Karina menoleh dengan pandangan serius. "Kau nggak merasa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status