Seharian ini Alan tak menampakkan dirinya, sebelumnya ia izin pada Salsabila bahkan akan mengunjungi temannya berhubung mereka ada di Barcelona. Salsabila jadi tidak semangat, bahkan ia hanya menghabiskan waktu di kamar hotel saja dengan menonton film. Sesekali mata perempuan itu melirik ke arah pintu—berharap seseorang muncul di sana.
Ponsel yang tergeletak di permukaan ranjang, tak ada dering berbunyi dari nomor Alan, berkali-kali ada panggilan yang masuk pun hanya dari teman kantor Salsabila sendiri. Tetapi ia juga sendiri tak memiliki inisiatif untuk menghubungi Alan terlebih dahulu. Kali ini ia menguap untuk kesekian kalinya, matanya sudah semakin sipit dan memerah, tetapi Salsabila masih tetap bertahan, ia hanya butuh suaminya pulang dengan keadaan yang baik. Sumpah, dia benar-benar merasa kesepian di negara orang lain. Alan sendiri yang menjanjikan akan pulang malam ini, jadi ia harus mencoba percaya.Untuk menenangkan diri, Salsabila berniat untuk keluaBayangan masa lalu tentang pertemuan pertamanya dengan wanita bernama Meira dan rasa kebenciannya terhadap yang namanya bulan madu. Bayangan yang sangat menyakitkan untuk dikenang, seakan-akan Salsabila kembali ke masa-masa itu, masa suram versi Salsabila.Sejak saat itu, Salsabila benar-benar berubah. Ia memang tidak langsung menggugat cerai pria itu, dan Alan sepertinya juga tidak punya pemikiran ke hal itu. Tetapi Salsabila benar-benar berbeda dalam hal yang sebenarnya, ia tidak lagi berusaha mempertahankan pernikahannya dan membuatnya mengalir apa adanya.Tetapi sejak saat itu juga, Salsabila tidak pernah lagi mendengar tentang Meira dan ia tidak tahu apakah sekarang Alan masih berhubungan dengan wanita itu. Sampai ia melihat dengan mata kepalanya sendiri pria itu bersama Meira bak keluarga bahagia.Hal itu juga yang memunculkan banyak kenangan masa lalu menyakitkan di antara mereka.****Salsabila meneguk kopi selagi terus
Alan merasa Salsabila memiliki pemikiran yang berbeda mengenai pernikahan ini. Dulu dia masih berusaha menjalankan kewajibannya sebagai istri. Salah satunya seperti yang tadi disebutkan oleh bude Yun, menyiapkan sesuatu yang tentu saja Alan sukai. Pemahaman keduanya jelaslah berbeda, tetapi Alan juga sadar diri ia tidak ingin menyakiti hati wanita itu dengan mengatakan langsung ketidak sukaannya kepada Salsabila. Jadi menghindari dia, sampai wanita itu menangkap maksud penolakan dari Alan, dan berhasil. Wanita itu sadar dan berlalu begitu saja. Alan tentu masih punya hati nurani, jadi masih ada perasaan bersalah kepada Salsabila. Tetapi meskipun begitu bukankah perasaan tidak bisa dibohongi?Sampai kemudian saat honeymoon mereka di Barcelona, Alan benar-benar kejam menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya. Memperlihatkan bahwa ia memiliki wanita lain, dan meminta Salsabila untuk tidak berharap darinya.Dan memang berhasil, Salsabila mengerti bahwa ia hanyalah i
Seperti permintaan ibu mertuanya pada akhirnya di sinilah Salsabila berakhir, di sebuah salon megah yang menjadi langganan keluarga Dirgantara. Alexa yang pertama kalinya membawa ke tempat ini, awalnya Salsabila tentu saja tidak terbiasa mendatangi tempat-tempat yang seperti ini.Tetapi Alexa terus memberikannya kepercayaan diri bahwa itu memang keharusan dilakukan oleh seorang perempuan, terlebih lagi Salsabila adalah seorang istri. Alexa terus menekankan kepadanya bahwa ia harus tampil cantik di depan Alan, agar pria itu semakin mencintainya dan tidak akan mengkhianatinya.Tetapi bagaimana mungkin, Alan bahkan sudah punya wanita lain jauh di saat mereka belum melangsungkan pernikahan, dan sama sekali tidak ada niatan bagi pria itu untuk mengakhiri hubungannya. Miris sekali, bukan?Salsabila menjalani perawatan hingga nyaris jam sepuluh malam. Pihak salon jelas tidak akan keberatan jika pegawainya lembur hanya untuk melayani seorang istri dari kelua
Pertengkaran-pertengkaran kecil kedua kakak beradik itu menemani sarapan mereka. Biasanya ruang makan itu hanya diisi oleh keheningan, kini begitu ramai dengan celotehan-celotehan berasal dari Alexa. Bahkan pertengkaran tentang masalah bangun pagi pun masih keduanya perdebatkan."Kamu harus tahu, menambah pundi-pundi kekayaan itu melelahkan. Jadi seharusnya kamu membiarkan aku tidur tenang saat weekend begini. Aku yakin Salsabila juga keberatan kamu bangunkan sepagi ini."Suara Alan kembali terdengar, masih memprotes dengan kelakuan Alexa. Tidak terima karena dibangunkan sepagi ini padahal weekend. Weekend seperti ini sangat penting untuk Alan menikmati tidur dan berleha-leha di rumah, tetapi kali ini weekend-nya harus ia relakan karena gangguan Alexa.Alexa hanya tertawa, dan sama sekali tidak tersinggung dengan perkataan Alan. Dia mulai mengambil piring dan mengisinya dengan nasi goreng buatan bude Yun."Kamu harusnya menyambut hangat ke
"Kamu tidak usah terlalu memikirkan kata-kata mama, Sa."Salsabila pikir Alan yang merebah di sampingnya sudah terlelap. Ternyata belum, pria itu bahkan mengetahui keresahan yang dirasakan Salsabila dikarenakan omongan ibu Rena tadi siang. Bahkan ibu mertuanya itu sudah meminta Salsabila untuk menabung asam folat dalam susu pra-hamil. Seperti biasa Salsabila tidak bisa menolak permintaan mertuanya, jadi Salsabila mulai meminum susu pra-hamil tersebut."Ya, Mas," gumam Salsabila dalam keheningan.Salsabila sudah berusaha mengenyahkan pikiran itu, tetapi tetap saja belum berhasil. Alhasil matanya menyalang sempurna meskipun jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam."Sa."Tubuh Salsabila menegang mendengar namanya dipanggil dengan suara parau dari Alan."Ya, Mas," jawab Salsabila kembali dengan pelan.Alan berdeham. "Kau akan sulit tidur kalau terus memikirkannya. Lupakan dan pejamkan matamu. Kalau masih suli
Obrolan antara Salsabila dan model yang bernama Rangga itu terus berlanjut. Meskipun tidak bisa mengingat pertemuan keduanya, tetapi Salsabila percaya kalau Rangga itu memang anak pak Gunawan. Tidak ada gunanya juga pria itu membohonginya hanya demi mengobrol bersama dirinya."Saya dulu pernah ke panti asuhan beberapa kali. Kita juga pernah mengobrol, Mbak. Tetapi mungkin karena sudah lama sekali, pasti Mbak Salsa lupa."Rangga kembali mengeluarkan suara. Memberitahukan kepada Salsabila kalau sebenarnya mereka pernah bertemu, tidak sering memang tetapi pernah beberapa kaliSalsabila mengangguk ragu. Sejujurnya, dia tergolong orang yang pelupa, dan sesuatu yang ia rasa tidak penting sama sekali tidak perlu ia ingat. "Saya tidak ingat sama sekali. Maaf,” ujarnya penuh penyesalan."Tidak apa-apa, Mbak. Wajar kalau Mbak Salsa lupa, pertemuan kita sudah lama sekali. Kita mungkin bertemu sekitar dua belas tahun yang lalu. Saya pun waktu itu masi
Martini. Alan hanya mengonsumsi minuman keras itu, dan tidak mencoba yang lainnya. Alan memang biasanya mengonsumsi martini atau beer saja. Itu pun dalam jumlah yang masih membuatnya sadar. Semenjak kejadian itu, kejadian dua tahun yang lalu, Alan mulai berhenti minum sampai benar-benar teler. Mabuk akan berakibat fatal bagi hidup Alan dan sempat membuatnya ingin menghilang dari bumi.Malam ini Alan menghadiri pesta lajang Daniel, dan membiarkan Salsabila yang menghadiri pesta dari pak Dewa, salah satu kolega bisnisnya. Alan jelas lebih memilih pesta lajang yang dibuat oleh Daniel, dibandingkan menghadiri pesta ulang tahun dari pak Dewa. Setidaknya ia harus ada di pesta lajang si Kampret itu, untuk memberinya selamat karena sebentar lagi pria itu akan menyusulnya, menjadi suami orang. Namun nasib Daniel lebih baik dibandingkan nasibnya, pria itu akan menikahi wanita yang dicintainya, tidak seperti dirinya yang harus terjebak dengan wanita yang sama sekali buka
Pagi sekali Alan bangun meskipun sakit kepala masih menderanya akibat dari martini yang ditenggaknya semalam. Alan harus segera berangkat ke acara pernikahan Daniel, acaranya satu jam lagi. Rencananya ia akan mengajak Salsabila, tetapi wanita itu tidak juga nampak keluar dari kamarnya padahal ia sudah mengabarinya jauh-jauh hari.Sebenarnya Alan bisa pergi tanpa Salsabila, tetapi Daniel mengenal Salsabila. Bukan kenal baik, tetapi mereka sesekali mengobrol ketika Alan membawa Salsabila ke pertemuan mereka. Bahkan bisa dilihat kalau Salsabila lebih nyaman mengobrol dan bercanda dengan Daniel, sangat berbeda perilakunya ketika bersama Alan yang ditemuinya sehari-hari.Alan nyaris kembali menaiki tangga untuk menuju kamar Salsabila, tetapi bude Yun datang mencegah. Katanya Salsabila menitipkan pesan tidak akan ikut ke acara Daniel."Ibu sakit, Pak."Alan mengerutkan dahi. Kenapa ia tidak tahu? "Sakit apa?"Bude Yun meng