Salsabila malah terhanyut ke dalam kenangan yang terjadi kemarin. Di mana dia lepas kendali di depan mertuanya, menunjukkan sisi rapuhnya dan menagis dengan histeris. Hanya saja, setelah mendengar informasi baru tentang awal mula perjodohannya dengan Alan dari bunda Fani membuatnya sangat marah dan begitu dikecewakan. Sehingga membuatnya lepas kendali dan mengelurkan semua kegundahan di hati yang menjanggal.Tetapi pada akhirnya Salsabila yang memenangkan semuanya. Perceraian yang dinantikan resmi terjadi, Alan Putra Dirgantara bukan lagi suaminya dan Ayla Salsabila bukan lagi seorang istri.Mereka resmi berpisah. Resmi bercerai.Usai menyelesaikan beberapa prosedur akhir sidang itu, Salsabila keluar dari ruangan. Keluarganya sudah pulang beberapa menit yang lalu, mereka bergantian tentu saja memberinya ucapan selamat dan doa untuk selalu dilimpahkan kebahagiaan yang tentu saja diaminkan oleh Salsabila. Si kembar dititip di rumah dan dijaga oleh pelayan, dia tidak mungkin membawanya k
Pulang dari pengadilan, orang pertama yang didatangi oleh Salsabila adalah bunda Rena. Setelah pulang dari sidang katanya dia tiba-tiba sakit dan sekarang tengah beristirahat di dalam kamar. Setelah membuka kamar tidur bunda Rena, Salsabila mendapati bundanya itu sendirian dan tengah meringkuk di bawah selimut, melihat hal itu Salsabila sedikit memelankan langkah, takut bundanya itu terganggu dari istirahatnya. Entah kenapa dari pengadilan sampai di rumah ini, air matanya tidak pernah mau berhenti maraton di pipi putihnya apalagi ditambah melihat wajah bundanya yang biasanya bersinar kini tampak pucat.Memutuskan untuk meninggalkan Alan, selalu begitu mudah. Bisa Salsabila putuskan di detik kelima waktu berpikir. Tetapi, kalau sama keluarga Alan yang sudah lebih dari orang tua untuknya, Salsabila melemah. Sejak awal, setiap memikirkan perceraian pasti wajah-wajah dari keluarganya akan berlalu lalang di kepala, wajah-wajah yang bahagia akan berubah menjadi kecewa ketika Sals
Jadwal kepulangannya ke Jakarta harus Salsabila undur. Dia masih menetap di Surabaya berhubung kesehatan bunda Rena belum membaik dan dia tidak akan bisa pergi dengan tenang kalau bunda Rena masih sakit. Oleh karena itu dia tetap tinggal dan merawat mantan ibu mertuanya tersebut.Sudah dua hari bunda Rena mulai membaik, jadi Salsabila merasa tugasnya sebagai menantu sudah selesai. Saatnya dia kembali ke Jakarta dan menjemput bahagianya sendiri.Lagian, dia tidak bisa berlama-lama di rumah ini sedangkan dia bukan siapa-siapa lagi. Rasanya tidak etis tetap tinggal di rumah mertuanya padahal dia dan Alan sudah resmi bercerai. Apa kata orang-orang nantinya?Berhubung karena Alan tidak bisa mengantarnya dan berjanji akan menyambangi Jakarta dua hari lagi, makanya Salsabila meminta tolong kepada Alexa agar menjemputnya. Besok adalah keberangkatannya dan beberapa koper sudah berjejer rapi di pojok kamar. Pakaiannya yang memang tidak seberapa di sini sudah dipacki
Puluhan orang lalu lalang di sekitar Salsabila. Sebagian menuju konter-konter check-in, sebagian lagi buru-buru memasuki boarding room. Raut wajah yang Salsabila lihat berbeda-beda, ada yang bersedih dan ada pula yang bahagia. Mungkin yang bersedih itu adalah orang-orang yang sedang melakukan perpisahan, sedangkan yang berbahagia tengah akan berjumpa dengan keluarga atau seseorang yang disayanginya.Meskipun begitu, segala hingar bingar yang tercipta di sekitarnya sama sekali tidak mengusik Salsabila. Perempuan itu tengah duduk di salah satu kursi tunggu, di sampingnya ada Alexa yang tengah bercanda ria dengan kedua anak kembarnya sehingga sama sekali tidak menyadari kekalutan yang dirasakan oleh Salsabila.Salsabila terus memandangi boarding pass di tangannya, tanpa sadar dia tertawa kecil tanpa tahu apa yang sebenarnya lucu hingga patut ditertawakan.Apakah, karena hari ini adalah waktunya?Tiga tahun pernikahannya selesai dengan cara seperti in
Seperti pagi-pagi sebelumnya, Salsabila akan kelimpungan sendiri menghadapi pagi harinya. Seperti pagi ini, Salsabila sudah sibuk bolak-balik mengecek penampilannya sendiri. Hari ini dia memilih blouse putih, celana panjang berwarna krem dan heels hitam. Oke, sempurna. Lalu, sembari berjalan, ia sedang memasang anting di telinga kanan sedangkan anting yang satu masih dipegang.Namun, sesuatu mengambil perhatiannya, oh astaga … Erland!"Erland …" teriaknya menggelegar saat mendapati anak bungsunya itu sedang memanjat lemari es yang lumayan tinggi itu.Sedangkan kembarannya, Edward tengah mengabaikan keadaan sekitarnya. Bahkan tidak menyadari kalau adiknya sedang menantang maut. Anak berumur empat tahun itu masih setia bermain lego dan sesekali terdengar anak itu bersenandung kecil mengikuti opening song serial kartun di televisi yang sedang menyala.Salsabila yang melihat Erland sama sekali tidak mendengar teriakannya segera berlari, namun nahas, s
“Kok Mommy tidak dicium, Daddy?”Salsabila menegang di tempat, begitupun dengan Alan, terlihat jelas dari wajahnya. Memang benar, mereka masih dekat sebagai partner menjaga si kembar seperti janjinya dahulu sebelum berpisah, tetapi untuk melakukan sesuatu yang intim, meskipun hanya sekedar kecupan, itu sudah menjadi sangat haram bagi hubungan mereka. Tetapi kedua putranya itu sepertinya masih belum mengerti akan hubungan orang tuanya, terkadang dia berceloteh dengan polosnya seperti, ‘kenapa Daddy Lan tidak tidur di kamar ini?’ dan pertanyaan yang lebih parah adalah ‘kenapa Daddy Lan tidak pernah mencium dan memeluk Mommy, padahal temanku pernah bercerita kalau orang tuanya sering melakukan hal tersebut.’Entah siapa yang mengotori otak polos kedua putranya itu, yang pasti Edward dan Erland sangat sering mendesak Alan untuk menciumnya, seperti sekarang ini. kemarin-kemarin Salsabila dan Alan berhasil berkelik, tetapi sepertinya hari ini bukan hari keberun
Salsabila turun dari taksi online dengan tergesa, berlari kecil memasuki pelataran gedung tempatnya mengais uang untuk bertahan hidup. Oke, itu terdengar kasar. Padahal kenyataannya, Salsabila masih bisa hidup berpuluh-puluh tahun tanpa bekerja dan masih bisa berfoya-foya seandainya dia menginginkan hal tersebut. Toh, selama Alan masih hidup dan masih pemilik perusahaan, pria itu tidak akan mungkin membiarkannya melarat di jalanan. Tunjangan dari perceraiannya belum berkurang sepeser pun, belum lagi Alan tiap bulan akan mengirimkan uang dengan alasan uang bulanan untuk si kembar, belum tabungan yang diberikan kedua orang tua Alan untuk masa depan anak-anak, belum lagi dari aunty cantik si kembar, Alexa. Tiap bulan rekeningnya akan membengkak gara-gara mereka, meskipun dengan alasan untuk si kembar.Tetapi sampai kapan Salsabila harus bergantung dengan keluarga Dirgantara, Salsabila bukan siapa-siapa lagi kecuali ibu dari cucu-cucu mereka. Dan suatu saat nanti kala
Satria dan Salsabila berpisah di lantai tiga, berhubung ruangan Salsabila berada di lantai tiga sedangkan ruangan CEO berada satu lantai di atasnya, yaitu lantai empat.“Sekali lagi terima kasih atas bantuannya tadi, Pak,” ucap Salsabila dengan sopan setelah terlebih dahulu keluar dari kotak besi tersebut yang hanya ada mereka berdua.Bagaimana tidak, sekarang sudah pukul sembilan, sudah pasti karyawan lain sudah sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, hanya Salsabila yang masih bebas berkeliaran di jam kerja seperti ini dikarenakan insiden dada tadi pagi.Satria hanya memberikan anggukan pelan, sebelum kotak besi itu kembali tertutup dan membawa Satria ke lantai empat, di ruangannya.Saat memasuki ruangan, semua mata yang tadinya tengah serius menatap komputer, kini satu persatu perhatian mereka semuanya tertuju pada Salsabila. Wanita itu tentu saja merasa malu dan hanya memberikan senyuman sekilas dan melangkah terburu ke mejanya dan menyem