"Kamu tidak usah terlalu memikirkan kata-kata mama, Sa."
Salsabila pikir Alan yang merebah di sampingnya sudah terlelap. Ternyata belum, pria itu bahkan mengetahui keresahan yang dirasakan Salsabila dikarenakan omongan ibu Rena tadi siang. Bahkan ibu mertuanya itu sudah meminta Salsabila untuk menabung asam folat dalam susu pra-hamil. Seperti biasa Salsabila tidak bisa menolak permintaan mertuanya, jadi Salsabila mulai meminum susu pra-hamil tersebut."Ya, Mas," gumam Salsabila dalam keheningan.Salsabila sudah berusaha mengenyahkan pikiran itu, tetapi tetap saja belum berhasil. Alhasil matanya menyalang sempurna meskipun jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam."Sa."Tubuh Salsabila menegang mendengar namanya dipanggil dengan suara parau dari Alan."Ya, Mas," jawab Salsabila kembali dengan pelan.Alan berdeham. "Kau akan sulit tidur kalau terus memikirkannya. Lupakan dan pejamkan matamu. Kalau masih suliObrolan antara Salsabila dan model yang bernama Rangga itu terus berlanjut. Meskipun tidak bisa mengingat pertemuan keduanya, tetapi Salsabila percaya kalau Rangga itu memang anak pak Gunawan. Tidak ada gunanya juga pria itu membohonginya hanya demi mengobrol bersama dirinya."Saya dulu pernah ke panti asuhan beberapa kali. Kita juga pernah mengobrol, Mbak. Tetapi mungkin karena sudah lama sekali, pasti Mbak Salsa lupa."Rangga kembali mengeluarkan suara. Memberitahukan kepada Salsabila kalau sebenarnya mereka pernah bertemu, tidak sering memang tetapi pernah beberapa kaliSalsabila mengangguk ragu. Sejujurnya, dia tergolong orang yang pelupa, dan sesuatu yang ia rasa tidak penting sama sekali tidak perlu ia ingat. "Saya tidak ingat sama sekali. Maaf,” ujarnya penuh penyesalan."Tidak apa-apa, Mbak. Wajar kalau Mbak Salsa lupa, pertemuan kita sudah lama sekali. Kita mungkin bertemu sekitar dua belas tahun yang lalu. Saya pun waktu itu masi
Martini. Alan hanya mengonsumsi minuman keras itu, dan tidak mencoba yang lainnya. Alan memang biasanya mengonsumsi martini atau beer saja. Itu pun dalam jumlah yang masih membuatnya sadar. Semenjak kejadian itu, kejadian dua tahun yang lalu, Alan mulai berhenti minum sampai benar-benar teler. Mabuk akan berakibat fatal bagi hidup Alan dan sempat membuatnya ingin menghilang dari bumi.Malam ini Alan menghadiri pesta lajang Daniel, dan membiarkan Salsabila yang menghadiri pesta dari pak Dewa, salah satu kolega bisnisnya. Alan jelas lebih memilih pesta lajang yang dibuat oleh Daniel, dibandingkan menghadiri pesta ulang tahun dari pak Dewa. Setidaknya ia harus ada di pesta lajang si Kampret itu, untuk memberinya selamat karena sebentar lagi pria itu akan menyusulnya, menjadi suami orang. Namun nasib Daniel lebih baik dibandingkan nasibnya, pria itu akan menikahi wanita yang dicintainya, tidak seperti dirinya yang harus terjebak dengan wanita yang sama sekali buka
Pagi sekali Alan bangun meskipun sakit kepala masih menderanya akibat dari martini yang ditenggaknya semalam. Alan harus segera berangkat ke acara pernikahan Daniel, acaranya satu jam lagi. Rencananya ia akan mengajak Salsabila, tetapi wanita itu tidak juga nampak keluar dari kamarnya padahal ia sudah mengabarinya jauh-jauh hari.Sebenarnya Alan bisa pergi tanpa Salsabila, tetapi Daniel mengenal Salsabila. Bukan kenal baik, tetapi mereka sesekali mengobrol ketika Alan membawa Salsabila ke pertemuan mereka. Bahkan bisa dilihat kalau Salsabila lebih nyaman mengobrol dan bercanda dengan Daniel, sangat berbeda perilakunya ketika bersama Alan yang ditemuinya sehari-hari.Alan nyaris kembali menaiki tangga untuk menuju kamar Salsabila, tetapi bude Yun datang mencegah. Katanya Salsabila menitipkan pesan tidak akan ikut ke acara Daniel."Ibu sakit, Pak."Alan mengerutkan dahi. Kenapa ia tidak tahu? "Sakit apa?"Bude Yun meng
Masih teringat jelas bagaimana perlakuan Natasha malam itu kepada Salsabila. Bagaimana wanita itu memperlakukannya hanya karena dirinya menjadi istri dari seorang Alan. Begitu sempurna kah seorang Alan sehingga diperebutkan seperti ini? Mereka semua tidak tahu saja bagaimana sifat dinginnya pria itu, mereka tidak tahu kalau dalam hati pria itu hanya ada satu nama, dan bukan nama mereka, melainkan nama seorang wanita bernama Meira. Kasihan."Tunggu saja wanita-wanita itu akan muncul," teriak Natasha keras menggema ke segala penjuru, mengundang tatapan-tatapan mata yang penasaran berbalik ke arah mereka.Setelah mengatakan kalimat itu Natasha menarik bagian dada dress yang dikenakan oleh Salsabila kemudian mendorongnya hingga terjatuh. Tidak cukup sampai di situ, dia lalu mengambil wine dari meja di sisinya kemudian menyiramkannya ke tubuh Salsabila. Semua berlangsung sangat cepat sampai tiba-tiba orang di sekitar membawanya pergi dan membantu Salsabila berdiri y
Setelah menambah satu jam tidurnya, Salsabila merasa kelaparan. Moodnya sudah lumayan membaik dan tubuhnya juga sudah merasa enakan. Karena perutnya yang sudah meronta-ronta untuk diisi, Salsabila berganti pakaian dan berniat untuk turun ke dapur mencari makanan. Tetapi sebelum itu, Salsabila ingin membasuh muka dan gosok gigi terlebih dahulu. Namun saat ia sedang membasuh wajah, di pantulan cermin toilet Salsabila baru menyadari kalau ia memiliki bekas goresan yang terlihat jelas di dadanya, cukup besar dan dalam. Mungkin dia mendapat luka itu dari goresan permata yang dikenakan oleh Natasha.Salsabila memilih mengabaikan luka itu dan kembali melanjutkan niatan awalnya, turun ke dapur mencari makanan untuk diisi ke perutnya. Di rumah ini Salsabila dan Alan tinggal bersama dua orang pembantu, satunya bertanggung jawab untuk membersihkan rumah dan satunya lagi bertanggung jawab masalah dapur, itu adalah bude Yun, wanita tua yang sudah lama ikut dengan keluarga Dirgantara,
Bagi Salsabila, lebih baik diperlakukan dengan dingin oleh Alan ketimbang sikap hangat yang penuh pura-pura ditujukan untuknya. Bukan karena ada kecenderungan masokis, hanya saja Salsabila tidak ingin punya harapan kosong terhadap pria itu. Sudah cukup tumpukan-tumpukan kosong yang diberikan oleh Alan padanya dahulu.Apa yang Salsabila kira madu manis dalam hubungannya ternyata tak pernah ada yang tulus dilakukan oleh pria itu untuknya. Hm … jadi apa yang sebenarnya Salsabila harus harapkan dari seorang pria bernama Alan?Bahkan setelah malam itu, malam yang Salsabila pikir akan menjadi tolak balik hubungannya dengan Alan, nyatanya malam itu adalah kesalahan dan akan menjadi mimpi buruknya yang tak bisa dilupakan seumur hidupnya. Salsabila ingat betul malam itu, umur pernikahan mereka masih satu tahun, tergolong masih pengantin baru. Saat itu Salsabila masih terhanyut dalam mimpi ketika sebuah ketukan keras di pintu kamar yang mengagetkannya. Ketukannya keras s
Alan tidak mengetahui alasan dibalik kenapa Meira memintanya menikah dengan wanita lain, bukannya meminta untuk dinikahi. Padahal Alan akan melakukan segala cara apa pun agar mereka bisa bersama, bahkan dia akan meninggalkan segalanya, bahkan bersedia melawan orang tuanya demi menikah dan hidup bersama dengan Meira. Tetapi wanita itu menolaknya dan malah memintanya menikahi wanita lain. Alan tidak habis pikir dengan Meira yang tidak masuk akal itu.Alan membawa tangan Meira ke dadanya. Sengaja membuat wanita itu merasakan debaran jantungnya. "Kamu bisa rasakan ini, Meira?" tanyanya. "Degup ini … masih milik kamu, Sayang. Sama sekali tidak bisa tergantikan sekalipun itu Salsabila ataupun wanita yang lainnya."Pelan-pelan Meira melepaskan genggaman tangan pria itu dan kembali membangun jarak dengan mundur beberapa langkah."Alan, kamu salah menafsir maksud aku." Meira menjilati bibir bawahnya sebelum berujar lagi. "Aku minta kamu menikah dengan wanita
Pukul 03.00 dini hari, Salsabila baru menyelesaikan pekerjaannya. Malam ini ia begitu susah untuk tertidur, oleh sebab itu ia menggunakan waktunya untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang belum sempat ia selesaikan di kantor. Dan Salsabila tidak sadar kalau ia baru menyelesaikannya sedini hari ini.Untuk menyegarkan diri, Salsabila berinisiatif untuk meminum teh, mungkin menyeduh teh di malam hari bisa memberinya kesegaran dan bisa tidur dengan tenang dan nyenyak. Sebelum menuruni tangga, Salsabila sempat menoleh di mana letak kamar Alan berada. Apa pria itu sudah pulang? Salsabila sampai tidak menyadari kedatangan pria itu saking sibuknya dengan dunia kerjanya.Sejak perdebatan pagi itu, Salsabila tidak pernah melihat batang hidung suaminya itu. Tetapi Salsabila tidak ambil pusing, toh keadaan seperti ini sering terjadi. Bahkan tidak bertemu berhari-hari padahal mereka satu atap adalah hal yang lumrah terjadi. Memilih abai, Salsabila melanjutkan langkahnya