Alan tidak mengetahui alasan dibalik kenapa Meira memintanya menikah dengan wanita lain, bukannya meminta untuk dinikahi. Padahal Alan akan melakukan segala cara apa pun agar mereka bisa bersama, bahkan dia akan meninggalkan segalanya, bahkan bersedia melawan orang tuanya demi menikah dan hidup bersama dengan Meira. Tetapi wanita itu menolaknya dan malah memintanya menikahi wanita lain. Alan tidak habis pikir dengan Meira yang tidak masuk akal itu.
Alan membawa tangan Meira ke dadanya. Sengaja membuat wanita itu merasakan debaran jantungnya. "Kamu bisa rasakan ini, Meira?" tanyanya. "Degup ini … masih milik kamu, Sayang. Sama sekali tidak bisa tergantikan sekalipun itu Salsabila ataupun wanita yang lainnya."Pelan-pelan Meira melepaskan genggaman tangan pria itu dan kembali membangun jarak dengan mundur beberapa langkah."Alan, kamu salah menafsir maksud aku." Meira menjilati bibir bawahnya sebelum berujar lagi. "Aku minta kamu menikah dengan wanitaPukul 03.00 dini hari, Salsabila baru menyelesaikan pekerjaannya. Malam ini ia begitu susah untuk tertidur, oleh sebab itu ia menggunakan waktunya untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang belum sempat ia selesaikan di kantor. Dan Salsabila tidak sadar kalau ia baru menyelesaikannya sedini hari ini.Untuk menyegarkan diri, Salsabila berinisiatif untuk meminum teh, mungkin menyeduh teh di malam hari bisa memberinya kesegaran dan bisa tidur dengan tenang dan nyenyak. Sebelum menuruni tangga, Salsabila sempat menoleh di mana letak kamar Alan berada. Apa pria itu sudah pulang? Salsabila sampai tidak menyadari kedatangan pria itu saking sibuknya dengan dunia kerjanya.Sejak perdebatan pagi itu, Salsabila tidak pernah melihat batang hidung suaminya itu. Tetapi Salsabila tidak ambil pusing, toh keadaan seperti ini sering terjadi. Bahkan tidak bertemu berhari-hari padahal mereka satu atap adalah hal yang lumrah terjadi. Memilih abai, Salsabila melanjutkan langkahnya
Salsabila begitu terkejut dengan perlakuan kasar Alan yang begitu tiba-tiba, bahkan kini pria itu menjambak rambutnya dengan kuat. Membuat Salsabila benar-benar tidak bisa melawan kekuatan laki-laki itu."Mas … ini sakit," rintih Salsabila semakin menjadi.Hingga kemudian, ketika air mata Salsabila terjatuh tepat mengenai tangan kanan Alan, pria itu dengan terkejut dan segera melepaskan cengkeraman tangannya di pipi Salsabila dan mundur dengan ekspresi yang benar-benar tak bisa terbaca. Sesaat ia sadar dengan apa yang telah dilakukannya, kesadarannya kini telah kembali. Dia mengumpat dan mengerjap beberapa kali sebelum membuka mata dan menatap Salsabila setengah sadar. "Sa," panggilnya, dengan rasa bersalah dan penyesalan yang besar.Salsabila bangun dan bergerak cepat, meraih cangkir di atas meja nakas dan menyiramkannya ke wajah Alan. Bahu wanita itu naik turun menahan isakan, cangkir terlepas begitu saja dari tangannya dan pecah di lan
Alan benar-benar menyesali perlakuannya semalam, minuman keras begitu mempengaruhi dan menghancurkannya. Bagaimana mungkin ia berlaku kasar terhadap perempuan, terlebih lagi Salsabila adalah istrinya sendiri.Padahal, seumur hidupnya, berbicara keras pada perempuan, membentak ataupun berteriak saja tidak pernah dia lakukan. Dan bagaimana semalam dia melakukannya? Terlebih-lebih pada Salsabila, yang notabenenya adalah istrinya sendiri. Wanita yang paling sabar bertahan di sisinya, menjadi istrinya, meskipun sudah jelas Alan tidak menganggapnya demikian."Maaf," desis Alan lemah. Dia tertunduk. Tidak berani menatap Salsabila. Bahkan permintaan maaf itu sama sekali tidak layak untuk terlontar di bibirnya.Salsabila menatap Alan yang terlihat menyesal dan tak seperti Alan yang biasanya. Perlahan ia berdehem dan kembali berujar, "Tetapi tak apa, aku sudah kebal dengan rasa sakit ini, Mas," ujar Salsabila kembali. "Mari kita pertahankan pernikahan kita, da
Salsabila menghembuskan napas dengan pelan mendengar perkataan Alexa. Bukannya tidak bisa membalas, ia hanya menjaga harga dirinya, bertengkar di tengah-tengah pesta dan ditonton banyak orang hanya akan menunjukkan kalau ia sama saja dengan Natasha, sama-sama tidak punya harga diri dan tak berpendidikan. Apalagi ia membawa nama Dirgantara, mana mungkin ia akan merusak reputasi dari keluarga suaminya itu. Meskipun yang memicu kemarahan Natasha adalah Alan sendiri."Aku terlalu kaget, Al. Kamu tahu kan refleks aku itu sangat buruk?" elak Salsabila mencari alasan demi meyakinkan Alexa.Alexa mendengkus pelan. "Alasanmu sangat payah, Salsa. Aku tahu kamu hanya tidak mau ribut, iya kan? Padahal secara berat badan kamu menang, Salsa. Ukuran Natasha itu setipis tissue. Tidak cuma membantingnya, bahkan kamu bisa mematahkan tulang-tulangnya yang menonjol itu dengan begitu mudah," omel Alexa kembali dengan kemarahan yang berapi-api, sembari menghempas bokongnya ke kursi
Tempat pertama yang Alan tuju pagi ini adalah agensi Natasha. Alan perlu menemuinya untuk mencari tahu tentang kejadian yang menimpa Salsabila, serta memperingatkannya agar tak mengganggu Salsabila kembali. Kalau boleh jujur, Alan tidak menyukai cara Natasha mempermalukan Salsabila di depan umum. Alan tentu saja tidak bisa terima dengan apa yang dilakukan oleh wanita itu kepada Salsabila apalagi wanita itu hanya diam saja. Tetapi Alan juga tidak ingin bertemu di luar dan menjebak dirinya hanya berduaan dengan Natasha. Jadi, kantor agensinya adalah tempat yang tepat. Setidaknya itu bukan tempat umum.Saat Alan tiba di gedung itu, hal pertama yang dilakukan oleh Natasha setelah melihatnya adalah berniat berhambur memeluk dirinya, tetapi tentu saja Alan tolak dengan mentah-mentah."Aku ke sini untuk memintamu tidak mengganggu Salsa lagi." Tanpa berbasa-basi, Alan langsung melontarkan kekesalannya pada Natasha. "Apa hakmu memperlakukan istriku seperti itu, Nath?" t
Alan tentu saja tersentak mendengar wanita itu menyebut nama Meira. Sampai di mana Salsabila mengetahui tentang hubungannya dengan Meira?Mungkin sudah sangat jauh, mengingat dulu pas mereka melakukan bulan madu di awal-awal pernikahan, Salsabila melihatnya bersama Meira waktu. Jadi, tentu saja perempuan itu banyak tahu tentang hubungannya dengan Meira.Tetapi meskipun begitu, tetap saja Alan melontarkan rasa penasarannya bagaimana istrinya itu mengetahui tentang Meira."B—bagaimana kau bisa mengetahui Meira?"Salsabila hanya menggelengkan kepala. "Itu bukanlah hal yang penting, Mas. Cukup kau penuhi saja syarat yang aku ajukan itu.""Sa, soal itu kita perlu duduk dan membahas lebih jauh. Aku tidak keberatan melakukannya kalau kamu bersedia. Tetapi jangan main hakim soal hubunganku dengan Meira. Mungkin saja apa yang dikatakan oleh orang kepercayaanmu itu tentang hubunganku dengan Meira tidak sesuai fakta."Alan baru
Meskipun secara terpaksa, Salsabila akhirnya menyanggupi untuk mentraktir Rangga siang ini. Pria itu terlalu sering mengganggu Salsabila dengan mengirimkan pesan yang isinya menagih membalas kebaikannya karena sudah menolongnya malam itu. Sebenarnya semenjak kejadian itu, Salsabila dan Rangga sempat bertemu beberapa kali, hanya saja Salsabila belum sempat membelikannya makanan lezat untuk pria itu sebagai balasan dari kebaikannya malam itu.Keadaan juga tidak memungkinkan karena pertemuan mereka alasan launching produk baru. Mumpung siang ini meeting bisa dibatalkan, Salsabila mengambil kesempatan untuk meluangkan waktu untuk mentraktirnya fine dining.Salsabila dan Rangga bertemu di restoran yang sudah dipilihnya pada jam satu siang. Pria itu sudah datang terlebih dahulu dan memilih meja di dekat jendela. Salsabila kemudian bergabung dengan pria itu dan memilih makanan seperti yang pria itu lakukan."Saya harap kamu tidak menagih traktiran terus set
Alan benar-benar membuat Salsabila jengkel kali ini. Bukan hanya karena tiba-tiba muncul di restoran. Tetapi semua perkataannya itu membuat Salsabila panas dingin. Pria itu bersikap seolah-olah dia sedang cemburu. Apa Alan sadar kalau kelakuannya itu berpotensi menimbulkan sebuah kesalahpahaman yang besar dengan apa yang dilakukannya?Salsabila sudah memberikan kode keras agar pria itu menjaga jarak darinya, tetapi Alan seakan tidak peduli. Bahkan Sekarang Alan memaksa untuk mengantar Salsabila kembali ke kantornya. Salsabila yang sudah terlanjur kesal memilih mengikutinya, dari pada obrolan yang tercipta semakin tidak karuan."Dekat dengan pria lebih muda itu tidak baik buat kamu, Sa. Pikirkan pandangan orang lain juga."Astaga! Alan kembali mulai mengungkit-ungkit hal itu. Membuat Salsabila semakin dibuat kesal saja.Salsabila menoleh ke arah Alan yang tetap serius mengemudi dengan pandangan tertuju tepat di depan. "Lalu kalau yang lebih