Siapapun yang hidup tidak boleh memasuki alam baka.
Kau harus mati, Alexi!
Kau melanggar peraturan alam semesta!
Kau melanggar ketentuanku!
Kau harus mati!
"TIDAK! BERHENTI BERBICARA DALAM PIKIRANKU! PERGILAH!" jerit Alexi kesakitan.
Awan hitam disekelilingnya seakan mengunci tubuh Alexi erat, cekikan anubis pada lehernya semakin kuat, napasnya tak beraturan, ditambah luka cakaran menganga bekas bertarung dengan Griffin peliharaan Dewi Bulan belum beregenerasi sepenuhnya, memperparah keadaan Alexi saat ini.
"Yang hidup tidak diizinkan masuk alam baka, sesuai ketentuan alam, kau harus mati, Alexi." ucap Anubis, tangannya seketika mencekik Alexi kuat, ia ingin berbicara pun rasanya sangat sulit, lehernya terasa seperti akan putus kapan saja.
"Le-le-pas!"
Jika seseorang akan merasakan pusing atau ingin muntah karena diombang-ambingkan oleh arus pusaran air di segitiga bermuda, berbeda dengan Gerald.Dalam pusaran air Gerald berteriak riang, layaknya bocah yang pertama kali bermain wahana seluncur raksasa.Bodoh? Memang!Terlalu banyak masalah yang dihadapi membuat dirinya yang biasanya mengedepankan rasionalitas dan kecerdasan tinggi seketika bodoh mengalahkan rakyat +62."WOOHOO! IT'S SO FUN!"Tak lama kemudian tak jauh dari posisi Gerald sebuah pintu portal putih mulai terbuka perlahan, tubuh Gerald didorong semakin kuat oleh tentakel agar keluar dari portal dengan cepat."WOY KRAKEN ASU! JANCOK ANCEN KOWE!" bentak Gerald kesal. (Woy! Kraken, anjing! Sialan kamu memang!Setelah ucapan itu tubuh Gerald keluar dari portal dengan cepat dan terjerembab diat
Luka sayatan dari pisau ukiran aigis pada pergelangan Evelyn tiba-tiba terasa terbakar hebat, tonjolan-tonjolan kecil saling menggeliat layaknya ulat kecil yang seakan berusaha keluar.Evelyn menjerit kepanasan, berkali-kali ia menggaruk pergelangan tangannya berusaha menghilangkan rasa sakit, namun, bukannya menghilang, malah meninggalkan luka berdarah-darah yang mengerikan.Dari luka tersebut keluarlah ular-ular kecil yang menggeliat keluar, Evelyn semakin berteriak, ia hampir putus asa, ia semakin depresi.Tiba-tiba saja, Vernon berada disampingnya dan meredakan luka tersebut dengan mantra penyembuh, tak lama setelah itu tubuh Evelyn lemas, jatuh diatas permukaan lantai batu, napasnya tak beraturan, wajahnya pucat pasi, ia bahkan mengigau nama Gerald dan Vince berkali-kali."Tenanglah Nona, tenanglah, kau baik-baik saja, jika kau semakin depresi luka itu akan kembali menyerangmu," ujar Vernon m
Alexi selalu berkata pada dirinya sendiri, ia tak membutuhkan siapapun, ia bisa mengurus dirinya sendiri, dan dia tidak butuh seorang mate.Namun segala ucapan itu seakan sirna dalam sekejap, entah dimana posisinya sekarang, ia berada di hutan anta berantah, dengan kekuatan magis yang mengelilinginya.Ia berusaha keluar dari hutan tersebut, namun nihil, ia seperti berputar pada tempat yang sama dan seakan dibisiki sesuatu agar ia berjalan di jalan yang salah, entah kenapa, bisikan tersebut seakan terus membuatnya patuh.Alexi memanggil-manggil nama Gerald, Evelyn, dan sang Ibu, tapi tak terjadi apapun, seakan ia hanya sendirian di hutan ini, bahkan hewan sekecil serangga pun tak tampak sama sekali.Hanya pohon, pohon, dan pohon yang dilihatnya.
Kedatangan Gerald yang secara mendadak membuat Raizel dan Vince kelabakan, canggung, dan merasa bersalah. Gerald yang masih belum menyadari situasi segera membawa Evelyn kedalam ruangan healer."Raizel, cepat tangani Evelyn! Ia terluka parah!" ucap Gerald panik, Raizel pun segera melakukan tindakan medis dengan pengobatan alami.Luka berdarah pada pergelangan Evelyn mulai memudar, ular-ular kecil yang bersarang dibalik kulit Evelyn perlahan keluar hingga habis tak bersisa.Tak lupa Raizel juga mengobati luka Evelyn yang menghiasi sekujur tubuhnya, kala keadaan Evelyn mulai membaik, Gerald menghembuskan napas lega, namun ia masih was-was akan peperangan yang akan terjadi, karena besok adalah gerhana matahari.Pelipis Raizel dan Vince penuh dengan peluh, tegang, sekaligus takut
Mellisa, Gerald, Raizel, dan Vince segera keluar dari mansion, lima ribu pasukan yang terdiri Werewolf dan para makhluk mitologi telah berkumpul membentuk sebuah pasukan bahtera perang.Vince merasa mereka belum cukup, mengingat Kembar tiga darah itu memiliki perkamen speranta dan hati batu."Ini belum cukup, aku akan memanggil para pasukan demon!" ucap Vince, namun Gerald menolak mentah-mentah."Tidak perlu! Kau tidak diperlukan disini!""Gerald! Sekarang kita akan menghadapi perang! Kesampingkan egomu! Kita butuh lebih banyak pasukan!" ucap Mellisa, Gerald berdecih, Vince yang mendapat persetujuan segera memanggil ribuan pasukan para roh manusia yang telah mati dari dasar neraka, dan ribuan makhluk mitologi seperti Incubus dan Harpi.
Disisi lain Evelyn dengan sayap besarnya menerobos kabut putih yang entah kenapa tiba-tiba muncul, bukan sembarang kabut, karena baru beberapa meter ia memasuki kabut tubuhnya beberapa kali tersayat dan terhantam oleh sesuatu yang tak kasat mata.Evelyn berusaha menajamkan penglihatannya, namun makhluk yang menyerang Evelyn bergerak sangat cepat dan gerakannya tidak terbaca layaknya hantu."ARRGHHH!" jerit Evelyn keras, demi apapun makhluk ini menggigit lengannya hingga terkoyak dan meninggalkan bekas lubang besar layaknya kanibal.Darah neraka mulai meleleh deras bagai lava, kemudian beregenerasi kembali pada awal semula.Ia tak tau pasti makhluk apa yang menyerangnya, untuk sekarang ia harus cepat keluar dari kabut ini.Namun beberapa meter Evelyn terbang lebih jauh, serangan yang didapatnya semakin kuat dan bertubi-tubi tanpa jeda, tubuhnya terasa sakit, tapi ia tak dapat melihat musuhn
"Raizel?""Syukurlah, anda sudah sadar Nona." tangan yang semula memegang dedaunan obat ditinggalkan begitu saja, kala mendapati Evelyn yang telah tersadar."Aku? Dimana?" tanya Evelyn berusaha bangkit, dibantu oleh Raizel."Hutan Silvermoon, beruntung aku mengikutimu, tempat ini sangat dekat dengan peperangan, seharusnya anda menjauh dari sini," ucap Raizel setengah marah, karena nyawanya bisa saja melayang oleh Gerald jika terjadi sesuatu pada wanitanya."Aku memang ingin ikut perang, bodoh!" umpat Evelyn, Raizel menghela napas kasar, ia paling malas menghadapi makhluk keras kepala."Gerald memerintahkanmu untuk istirahat dan berlindung di mansion," Raizel sudah tak peduli akan kesopanannya, Evelyn berhasil menyulut emosi pria itu."Peduli setan dengan Gerald! Aku ingin membantu, saudara dan mate ku ada disana! Bagaimana aku tak khawatir?!" kesal Evelyn
"Kau pikir kau bisa menahan ku hanya karena sihir murahan ini?" Evelyn berdecak, "tidak mungkin!"Kedua iris mata Evelyn berapi-api, rantai sihir yang mengikat seluruh tubuhnya meleleh dengan cepat, Vernon menatap tak percaya, bagaimana bisa?Leher Vernon dicengkeram erat oleh Evelyn, kemudian diangkatnya tinggi, dari cekikan itu leher Vernon terasa sangat terbakar, seakan daging pada lehernya akan meleleh."Selamat tinggal, pelayan setia,""TUNGGU EVELYN!"Evelyn menoleh, teriakan Verdinant mengganggu konsentrasinya, namun ia terkejut karena Gerald, Mate-nya berada dalam keadaan hidup dan mati, tangan Verdinant berada tepat didepan jantungnya dan ia bisa membunuh Gerald kapan saja."KAU INGIN DIA MATI? ATAU BEBASKAN SAUDARAKU?!"Ini pilihan yang sulit, ia tak mungkin membiarkan Gerald mati, tetapi ia juga tidak bisa membiarkan pengkhianat klan be