Share

What Is Love
What Is Love
Penulis: Etna.S

01. Arte

Hujan malam itu menambah dinginnya kota Napoli, membuat sebagian penduduknya tengah bergelung dibawah selimut, mencari kehangatan dan terlelap dalam mimpi. Menunggu matahari terbit yang jika sesuai jadwal akan berlangsung tiga jam kemudian.

Perempuan penghuni rumah bercat abu-abu di jalan Via del Sole seri Mettere nomor 97 tak terkecuali. Dia mengetatkan selimutnya hingga ke atas dadanya. Bedanya, dia tidak mencoba kembali melanjutkan tidurnya dan memilih terjaga lebih awal dari jadwal bangunnya yang biasa. Dia menghidupkan lampu tidurnya, menghasilkan cahaya remang-remang yang membuatnya bisa melihat suasana kamarnya dalam pendar keemasan yang dihasilkan dari bohlam lampu.

Kamarnya terlihat berantakan. Pakaiannya tersebar di lantai, teronggok bersama pakaian pria. Selimutnya kusut akibat dari kegiatan panas yang ia lakukan tadi malam. Dia menoleh kesamping dan menatap pria yang terbaring miring menghadapnya, tangannya terulur keatas tubuhnya.

Perempuan itu menyibakkan selimutnya dan terduduk dipinggir ranjang. Dia mengambil ponsel di nakasnya, membuka galerinya dan meneliti setiap foto yang dia ambil. Tidak menghiraukan bahwa dia dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benangpun.

Terdengar suara gerakan dari belakang dan dia menoleh untuk melihat pasangannya malam ini tengah mengubah posisi tidur. Dia kembali menatap layar ponselnya. Tidak lama kemudian, dia meletakkannya kembali dan berdiri. Memunguti pakaiannya, dan berjalan keluar dari kamarnya yang sejak awal tidak terkunci, masih dalam keadaan telanjang.

Dari sinar bulan yang menyoroti rumahnya lewat jendela yang ia biarkan terbuka, dia bisa melihat ruang tamunya kacau dengan berbagai bungkusan kemasan makanan dan kaleng bir murah yang ia beli di minimarket terdekat.

Karpet merahnya telah digeser ke sudut ruangan. Dimana terdapat dua orang berbeda jenis yang saling bergelung satu sama lain. Sekali lihat sudah tahu bahwa tadi malam adalah malam yang panas untuk dua orang tersebut yang tidak memiliki pakaian menempel di tubuh masing-masing.

Dia menghiraukan keberadaan dua orang di lantai sudut rumahnya. Memilih melanjutkan perjalanannya, menyusuri koridor rumahnya dalam rangka menuju mesin cuci yang berada didepan kamar mandi. 

Dia memasukkan pakaian kotornya ke mesin cuci, menutupnya, dan akan berjalan ke dapur untuk mengambil minum tetapi berhenti ketika kakinya tersandung kaki orang lain. Itu membangunkan pemilik kaki yang merupakan seorang pria yang tertidur di ceruk ruang kosong disamping mesin cuci. Pria itu mengerang.

"Jam berapa ini?" Tanyanya, suaranya serak khas orang baru bangun tidur. Matanya mengerjap berkali-kali sebelum menatap orang yang dia ajak bicara.

"Jam lima." 

"Anna?" Ia memastikan. Mengerang sekali lagi saat mengetahui ini terlalu pagi untuk bangun.

Perempuan itu tertawa geli menatapnya. "Selama ini kau tidur disini?" Ejeknya. "Dimana Eleanor?" Tanyanya.

"Pulang." 

Pria itu akhirnya bisa berdiri tegak setelah berjuang dari efek pusing alkohol. Menepuk nepuk dan meluruskan celana boxernya. Dia satu-satunya yang masih memakai pakaian ditubuh. Dia mencium Anna tepat dibibir dengan singkat. Kemudian berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Anna, nama perempuan itu sekaligus pemilik rumah ini melanjutkan diri ke dapur. Tidak terpengaruh atas ciuman Leo Connor terhadapnya.

Dia meletakkan segelas air minum di atas meja belajarnya. Duduk di kursinya, dan menghidupkan komputernya. Dia telah mengenakan pakaian kali ini, meski hanya sebatas sweater ungu dan hotpants hitam yang tidak cocok untuk dinginnya dini hari.

Dia mencolokkan ponselnya ke komputer untuk menyalin foto-foto terbarunya. Melihat lihat hasil potretnya di tampilan layar yang lebih lebar. 

"Bukan yang ini." Ia bergumam. Netra hijaunya menatap serius ke dalam gambar. Dia meng-klik lagi untuk beralih ke foto yang lain.

"Gotcha." 

Dia menatap foto didepannya. Foto yang mungkin akan membuat sebagian orang merasa malu melihatnya. Foto ini memperlihatkan dua orang yang tengah beradegan intim dengan gaya doggystyle yang terkenal. Pelakunya adalah kedua orang yang sedang bergelung di atas karpet rumahnya. Isabella Wyatt dan Julian Carter.

Anna menyimpannya. Dia akan mengubah foto ini menjadi potret lukisan seri erotisnya. Ya, dia seorang seniman. Lebih tepatnya mahasiswi seni rupa yang memiliki hobi yang akan membuat publik menjudgenya jika mengetahui sisinya yang ini. Dia suka, bukan, dia sangat suka melukis dua insan yang tengah bercinta, melukis ekspresi mereka ketika sedang berada di puncak kenikmatan. Anna menyebutnya sebagai seni paling murni.

Dia menyembunyikan hobinya ini dari kehidupan sehari-harinya. Dikeseharian, dia lebih dikenal sebagai Annatasia Aleksi, mahasiswi seni rupa tahun kedua yang sangat berbakat dalam melukis sehingga salah satu lukisannya akan dipamerkan dalam pameran yang diadakan di galeri lukis paling terkenal di kota Napoli. Hari ini merupakan jadwal pamerannya.

Anna sadar jika hobinya terlihat aneh bagi sebagian orang sehingga dia lebih memilih untuk menutupnya rapat. Mereka yang tahu hanyalah teman-teman lingkaran dalamnya. Karena keterpisahan itu, dia membuat Annatasia dan Anna menjadi dua seniman yang berbeda. Annatasia adalah artist yang akan membuatmu terlena dengan lukisan indahnya, sedangkan Anna adalah sisi lain dari dirinya yang memakai objek manusia langsung sebagai model lukisan nuditynya.

"Posisi yang bagus."

Anna menoleh ke belakang dan mendapati Leo tengah berdiri dibelakangnya, menatap layar komputer dengan binar apresiasi tinggi.

Leo menoleh menatapnya. "Kita bisa melakukan gaya itu kapan-kapan." 

Pria itu langsung meloncat kearah kasur bekas sisinya tidur. Membuat decit kecil dan gumaman dari pria disebelahnya. Leo mengacuhkan keberadaan pria yang tidur di kasur Anna. Dia membuka ponselnya dan asyik dengan konten didalamnya.

Anna kembali fokus ke arah foto-foto yang lain. Dia menyimpan setiap filenya menurut tanggal. Ketika dia bilang hanya melukis dari objek langsung yang dia potret, itu berarti tidak hanya Julia dan Isabella yang ia punyai foto dewasanya. Leo Connor, temannya yang juga mahasiswa seni tahun kedua sepertinya, telah menjadi modelnya dengan foto terbanyak. Termasuk adegan seksnya dengannya. Ya, Anna sering berhubungan dengan model-model prianya. Dengan Leo, dia tidak menawarkan hubungan pacaran atau sebagainya. Faktanya, dia tidak pernah menawarkan hubungan pacaran dengan pria-pria yang dia tiduri. Sebagai gantinya, Leo bebas berhubungan dengan perempuan lain. Itu adalah situasi hubungan terbuka yang merupakan peraturan dasar dalam kelompok pertemanannya yang terdiri dari dia sendiri, Leo, dan Isabella yang juga merupakan mahasiswa seni seangkatannya, kemudian Evan, pria yang ia tiduri tadi malam merupakan kakak kelasnya, lalu Julian, dosen muda yang mengajar mata kuliah sejarah seni rupa di universitas tempat mereka berkuliah.

Anna meregangkan tangannya ke atas dan menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Mengambil gelas air minumnya dan meminumnya dalam sekali teguk. Waktu berlalu dengan cepat dan tak terasa sudah dua jam dia menatap layar komputernya, mengerjakan tugas-tugas sekolahnya.

Matanya melirik jam digital di layar dekstopnya. Ada pameran yang harus ia hadiri pagi ini. Kali ini dia tidak datang sebagai pengunjung, melainkan sebagai seniman. Karyanya akan ditampilkan bersama puluhan karya lain dari para pelukis ternama. Dia satu-satunya artist yang berstatus masih mahasiswa tahun ke dua dalam pameran karya kali ini.

Dia menghela nafas dan menoleh kearah ranjangnya. Leo telah tertidur kembali, Evan seperti biasa tampak mati dalam tidurnya, dan ia yakin Isabel dan Julian juga masih berada di alam mimpi.

Ia melirik speaker stereonya. Senyumnya tidak pernah meninggalkan wajahnya saat ia dengan sengaja menyetel musik berisik dalam volume tinggi.

"Fuck! Anna!" 

Ia tertawa mendengar teriakan sumpah serapan Isabel di ruang depan. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status