Home / Romansa / When I Me(e)t You / 107 Melindungimu

Share

107 Melindungimu

Author: Ans18
last update Last Updated: 2025-05-28 23:30:07

“Ok, mungkin kamu belum laper. Gimana kalo kamu mandi dulu?”

Arka menggeleng cepat. Ia tahu, perlahan-lahan orang seperti Randy akan meledak marah dan bisa kalap apabila keinginannya tidak dituruti. Namun ia benar-benar tidak bisa mengikuti kemauan Randy, baik untuk makan maupun untuk mandi. Semuanya terasa berbahaya untuknya.

“Aku nggak akan nyakitin kamu. Nggak usah takut.”

Arka hampir kelepasan mendengkus karena ucapan Randy. Tidak akan menyakiti? Lalu apa yang baru saja dilakukan lelaki itu padanya? Menamparnya hingga kini pipinya berkedut nyeri dan sudut bibirnya robek.

“Kenapa kamu lakuin ini, Ran? Kamu kan saudara Bang Caraka?” tanya Arka pelan, berusaha membuat Randy tidak tersinggung.

“Tanya ke eyangmu, kenapa dia milih Caraka buat jadi suamimu? Apa levelku di bawah dia?”

Ingin rasanya Arka mengangguk cepat atas pertanyaan itu.

“Tapi kenapa kamu baru nemuin aku sekarang kalau kamu bener-bener berniat buat gantiin posisi Bang Caraka sebagai suamiku? Padahal kamu punya waktu be
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • When I Me(e)t You   110 I'm So Lucky to Have You, and Him, or Her

    "Abang sama Mas kenapa sih?" tanya Arka saat kedua lelaki itu hanya memandanginya tanpa mengucapkan sepatah kata pun setelah dokter keluar dari kamar rawat itu.Jantung Caraka masih berdebar kencang, begitu pun dengan Arga yang masih mencoba mencerna apa yang dikatakan dokter meskipun dokter tadi berbicara dengan bahasa yang sangat mudah dimengerti untuk orang awam.Tiba-tiba Caraka bersimpuh di lantai dengan wajah ditutupi kedua tangannya yang terlipat di atas kasur, tepat di sebelah istrinya.“Abang kenapa?” tanya Arka panik.Arga juga menghampiri Caraka dan memegang kedua lengan bagian atasnya, khawatir luka di kepala Caraka membuatnya pusing lagi. “Caraka, pindah ke ranjang, kupanggilin dokter abis ini.”Caraka mendongak, kini sebuah senyuman sudah menghiasi bibirnya, walau matanya masih tampak berkaca-kaca.“Abang nangis?” tanya Arka semakin bingung.“Nggak.” Caraka menggeleng cepat kemudian duduk di pinggir ranjang, menghadap pada Arka yang masih terlihat tenang setelah mendenga

  • When I Me(e)t You   109 Nyawa Baru (2)

    “Polisi mau minta keterangan, nggak apa-apa?” Sekali lagi Caraka memastikan karena Arka terlihat biasa saja pagi itu, namun hal itu justru membuat Caraka khawatir. “Kalo kamu belum bisa, biar Abang bilang mereka untuk nunda sehari atau dua hari.”“Nggak apa-apa. Tapi Abang di sini kan?”“Iya, nanti Abang bilang kalo kamu maunya ditemenin Abang.” Caraka keluar kamar sebentar untuk berbicara kepada dua orang polisi yang menunggu di selasar depan ruang rawat Arka.Tak berselang lama, Caraka masuk kembali bersama kedua polisi itu. Arka sudah merapikan diri dan duduk dengan bersandar pada bed electric yang sudah diposisikan lebih tinggi.Pertanyaan demi pertanyaan membuat Arka terpaksa memutar ulang memori atas kejadian buruk yang terjadi padanya.Caraka yang memperhatikan setiap gesture dan ekspresi yang diberikan Arka saat menjawab pertanyaan, mulai bisa menilai di mana saat Arka merasa tidak nyaman atau saat di mana Arka bisa meng-handle kondisinya.Setelah mengetahui hal itu, Caraka se

  • When I Me(e)t You   108 Nyawa Baru

    Sudah hampir jam sembilan malam, saat akhirnya orang tua Arka, ibu Caraka, Oshi, serta Arga tiba di rumah sakit. Mereka hampir seperti berlari kecil menuju ruang rawat Arka, walaupun Arga sudah berkali-kali menenangkan mereka dan mengatakan kalau Arka dan Caraka baik-baik saja.Beruntung, polisi datang tepat waktu dan berhasil mengamankan Randy beserta dua orang lainnya.Sementara Arga yang saat itu tengah dalam perjalanan menuju ujung Jakarta Utara langsung putar balik begitu mendapat kabar dari Danang yang membawa adik dan adik iparnya ke rumah sakit.Begitu rombongan mereka masuk, mata semua orang tertuju pada Caraka yang mengenakan kaos berlumur darah di bagian punggungnya, duduk memunggungi mereka, sedang merebahkan kepalanya di kasur sambil memegang tangan Arka yang masih belum sadarkan diri.“Raka,” panggil ibunya yang dengan pelan mengusapi kepala Caraka, sambil memperhatikan kain kasa berbentuk persegi yang kini menempel di kepala anaknya.Caraka yang sudah tertidur pun terba

  • When I Me(e)t You   107 Melindungimu

    “Ok, mungkin kamu belum laper. Gimana kalo kamu mandi dulu?”Arka menggeleng cepat. Ia tahu, perlahan-lahan orang seperti Randy akan meledak marah dan bisa kalap apabila keinginannya tidak dituruti. Namun ia benar-benar tidak bisa mengikuti kemauan Randy, baik untuk makan maupun untuk mandi. Semuanya terasa berbahaya untuknya.“Aku nggak akan nyakitin kamu. Nggak usah takut.”Arka hampir kelepasan mendengkus karena ucapan Randy. Tidak akan menyakiti? Lalu apa yang baru saja dilakukan lelaki itu padanya? Menamparnya hingga kini pipinya berkedut nyeri dan sudut bibirnya robek.“Kenapa kamu lakuin ini, Ran? Kamu kan saudara Bang Caraka?” tanya Arka pelan, berusaha membuat Randy tidak tersinggung.“Tanya ke eyangmu, kenapa dia milih Caraka buat jadi suamimu? Apa levelku di bawah dia?”Ingin rasanya Arka mengangguk cepat atas pertanyaan itu.“Tapi kenapa kamu baru nemuin aku sekarang kalau kamu bener-bener berniat buat gantiin posisi Bang Caraka sebagai suamiku? Padahal kamu punya waktu be

  • When I Me(e)t You   106 Sakit Jiwa!

    Langkah kaki Arga beserta dua orang lain yang memasuki ruang keluarga rumah Ayu membuat Caraka berdiri."Gimana, Mas?" tanya Caraka langsung to the point saat melihat kakak iparnya datang.Arga kemudian duduk, menggusah napas kasar karena terlalu khawatir dengan keadaan adiknya. Sementara dua orang yang dibawa Arga tengah mengumpulkan sidik jari dan barang bukti lain di area ruang tamu, kamar Oshi, dan tentu saja dapur."Aku udah lapor polisi. Polisi udah mulai gerak. Tapi aku tetep nyuruh orangku buat sama-sama gerak. Aku nggak peduli, yang penting Arka ketemu."Tak berselang lama, kedua orang tua Arka juga datang dengan raut wajah yang membuat Caraka merasa bersalah karena tidak bisa menjaga anak perempuan kesayangan mereka.Ditambah lagi mama mertuanya yang berkali-kali terisak hingga hanya bisa bersandar pada suaminya karena kelelahan menangis.Caraka sudah menceritakan kejadian itu via telepon kepada kakak ipar dan mertuanya, hingga kini hanya ada keheningan di dalam ruangan itu.

  • When I Me(e)t You   105 Unplanned

    "Wah, Raka punya istri cantik kok nggak dikenalin ke keluarga." Randy menarik kursi dan bergabung bersama keduanya setelah berkenalan dengan Arka."Bang Raka bilang sih nunggu bulan depan, pas ada acara keluarga di rumah Tante Saswita.""Oooh." Randy mengangguk sambil beberapa kali melirik Arka yang tengah menikmati Chicken Cordon Bleu di hadapannya—menu yang sama seperti yang ia makan saat kencan pertamanya dengan Caraka. "Kalian berdua akrab ya sampe jalan-jalan bareng."Oshi mengabaikan ucapan Randy, ia memilih menyuapkan kwetiau goreng sapi ke mulutnya, sementara Arka hanya tersenyum simpul."Kamu sepupunya Bang Caraka? Aku manggilnya gimana?" tanya Arka."Sepupu kedua. Maksudnya, unggang kami kakak adik.""Unggang?""Unggang itu sebutan kakek dalam bahasa Ogan. Raka belum pernah cerita?"Arka tersenyum. Kapan Caraka sempat cerita kalau kehidupan mereka naik turun dan berkelok layaknya Kelok Sembilan yang terkenal di Payakumbuh."Trus aku harus manggil apa ke kamu?""Panggil Randy

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status