Share

Bab 6

Author: Win
last update Last Updated: 2022-01-26 18:06:44

Rosalind duduk di meja dapur dengan murung memandang Billi sedang memanggang roti.

"Apa yang membuat suasana hatimu buruk? Bukankah suasana hatimu bersinar sejak kemarin? Apa kau masih bisa menyelesaikannya?" Tanya Billi, menunjuk pada kenyataan bahwa dia langsung pulang setelah kuliahnya kemarin dari pada pergi ke rumah Adelio untuk melukis.

"Tidak, aku baik-baik saja." Jawab Rosalind dengan senyum meyakinkan.

Awalnya, Rosalind merasa putus asa dan marah atas apa yang Adelio katakan dan lakukan, di tempat latihan dua hari yang lalu, tapi setelah itu dia bertambah cemas. Bukankah yang terjadi sudah mempertaruhkan harga dirinya? Bukankah perkataannya menunjukkan kalau dia tidak berharga bagi Adelio dan membuangnya? Bagaimana kalau Adelio mengakhiri perjanjian mereka dan Rosalind tidak bisa membayar uang kuliahnya? Rosalind bukan karyawannya, tidak lagi setelah semua yang terjadi. Dia tidak punya kontrak. Bukankah reputasi Adelio terkenal karena kekejamannya?

Rosalind menjadi cemas dan bingung tentang bagaimana ciuman liar mereka itu berubah sehingga dia tidak bisa membuat dirinya kembali ke sana untuk melukis.

Billi menaruh roti panggang di piring dan mendorong sebotol selai.

"Terima kasih." Kata Rosalind, dengan lesu mengambil rotinya.

"Makanlah." kata Billi.

Billi seperti perpaduan antara kakak, teman dan ibu bagi Rosalind. Dia lebih tua lima tahun dari antara mereka semua yang tinggal di rumah itu. Billi rindu untuk memulai suatu hubungan, tapi dia tidak pernah beruntung soal asmara sama seperti Rosalind. Mereka saling menghargai satu sama lain, kebodohan dalam kehidupan mereka, pengalaman kencan yang mengecewakan. Terlebih lagi Billi adalah orang yang ahli dalam sejarah seni.

Mereka semua berteman baik. Tapi Rosalind dan Billi lebih dekat dalam hal perasaan dan emosional, sementara yang lainnya memiliki obsesi mereka sendiri, memiliki karir yang bagus, dan sering tidur dengan wanita-wanita seksi.

"Apakah itu Adelio Carlos yang meneleponmu?" Tanya Billi, menatap penuh arti pada ponsel Rosalind di atas meja.

"Bukan."

Billi memberinya pandangan bingung setelah reaksi satu katanya, dan dia mendesah.

Dia tidak mengatakan apa yang terjadi di ruang latihan Adelio. Tidak ada yang perlu di katakan tentang Adelio Carlos yang sangat sulit di pahami itu telah menekannya ke dinding, menciumnya habis-habisan dan dia juga tidak mengatakan kalau dia sangat gembira mendapat pengalaman itu.

"Ini Alin Anjani yang menelepon, Asisten Adelio Carlos." Kata Rosalind sebelum menggigit sepotong roti.

"Dan?"

Rosalind mengunyah dan menelan. "Dia menelepon untuk mengatakan kalau Adelio memutuskan untuk membuat kontrak untuk melukis. Dia meyakinkanku kalau syarat-syarat kontraknya cukup mudah, dan bahkan dalam keadaan apa pun Adelio tidak bisa membatalkan pekerjaanku. Bahkan jika aku tidak menyelesaikan lukisannya, dia tidak akan bisa mengambil uangnya kembali."

Mulut Billi menganga. Roti panggang terjatuh dari genggamannya. Dengan rambut cokelat gelapnya yang terjatuh di dahi dan wajah pucatnya, dia terlihat berusia sembilan belas tahun saat ini, padahal dia berusia dua puluh delapan tahun.

"Kenapa kau bersikap seolah dia menelepon untuk mengabarkan pemakaman seseorang? Bukannya itu berita bagus, kalau dia ingin meyakinkanmu bahwa dia akan membayarmu tanpa peduli apa pun yang terjadi?"

Rosalind meletakkan rotinya. Selera makannya menghilang ketika dia benar-benar mengerti apa yang Alin katakan dengan nada profesionalnya. "Dia punya banyak orang di bawah kakinya." Katanya dengan nada suara pahit.

"Apa yang kau bicarakan Ros? Jika kontrak itu sesuai dengan apa yang asistennya katakan, Adelio telah memberimu kekuasaan penuh. Kau bahkan tidak harus pergi dan kau tetap mendapat bayaranmu."

Rosalind membawa piringnya ke wastafel cuci piring.

"Tentu saja." Gerutunya, sambil membuka keran air. "Dan Adelio Carlos tahu betul kalau membuat penawaran itu adalah salah satu hal yang akan menjamin aku muncul untuk menyelesaikan proyek itu."

Billi mendorong kursinya ke belakang untuk melihat Rosalind. "Kau membuatku bingung. Apakah kau bilang kalau kau berpikir untuk tidak menyelesaikan lukisan itu?"

Ketika dia mempertimbangkan untuk menjawab Oki berjalan terhuyung-huyung masuk ke dapur memakai celana olahraga, bertelanjang dada dan matanya bengkak karena kurang tidur.

"Tolong buatkan aku kopi." Katanya sambil membuka lemari kaca untuk mengambil cangkir. Rosalind memberi Billi tatapan memohon, agar dia tidak melanjutkan topik itu sekarang.

"Apa kau dan Rafa hadir di pembukaan bar tadi malam?" Tanya Rosalind sambil memberikan susu pada temannya.

"Tidak. Kami di rumah. Tapi coba tebak siapa yang pergi ke sana di sabtu malam?" Dia bertanya pada Rosalind dan mengambil susu dari tangannya. "The Leams Band. Ayo kita semua pergi. Lalu kita bermain poker."

"Aku tidak bisa. Aku punya pekerjaan besar di hari senin dan aku tidak ingin terlambat karena mengikuti rutinitas pagi malam seperti kau dan Rafa." jawab Rosalind sambil berjalan keluar dari ruangan.

"Ayolah Rosa. Ini akan sangat menyenangkan. Akhir-akhir ini kita jarang bersenang-senang." Kata Billi, mengejutkan Rosalind. Sama seperti Rosalind, Billi kurang suka keluar berpesta di malam hari. Tatapan matanya yang menantang memberitahunya kalau Billi berpikir kalau keluar malam akan mendorong dia untuk membuka rahasia tentang apa yang mengganggunya.

"Aku akan memikirkannya." Kata Rosalind sebelum dia meninggalkan dapur.

Tapi dia tidak melakukannya. Pikirannya di penuhi tentang apa yang akan dia katakan saat dia bertemu Adelio Carlos.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • When I'm With You   Bab 48

    Sudah lewat tengah malam ketika Adelio membukakan pintu kamarnya untuk Rosalind dan dia berjalan ke dalam kamar yang elegan dengan lampu yang remang-remang."Aku pikir mungkin aku tidak akan pernah berada di dalam kamar tidur ini lagi." Kata Rosalind, melirik ke sekitarnya. Mereka pernah bersama-sama sepanjang malam, Adelio tidak pernah meninggalkan sisinya, Rosalind sangat sadar ketika Adelio memperkenalkannya kepada pelukis dan beberapa kolektor seni atau menunjukkan padanya empat lukisannya yang sudah di perbaiki, atau mereka berbicara dengan teman-teman dan keluarga. Sementara itu, Rosalind bertanya-tanya apa yang sedang ada di pikiran Adelio, apa yang akan di katakan Adelio saat mereka hanya berdua, secara pribadi?Rosalind telah di tawari kerja sama oleh tiga galeri terkenal untuk koleksi di masa yang akan datang dan di minta untuk melakukan pameran di sebuah museum di Italia. Dia melihat ke arah Adelio saat itu, karena Adelio adalah pemilik semua lukisannya saat ini, tapi Adeli

  • When I'm With You   Bab 47

    Sepuluh hari kemudian, Billi berdiri di depan lemari baju Rosalind mengenakan jas dan mengaduk-aduk gantungan di sepanjang rak sementara Rosalind memandangnya dengan lesi dari tempatnya duduk di tepi tempat tidurnya."Bagaimana dengan ini?" Tanya Billi, memegang sebuah gaun dan mengeluarkannya dari lemari.Rosalind berkedip ketika melihat Billi memegang gaun yang dia kenakan untuk acara perayaan beberapa waktu yang lalu, di malam dia bertemu Adelio untuk pertama kalinya. Rasanya mustahil kalau hidupnya telah berubah drastis sedemikian rupa dalam waktu yang singkat. Rasanya tidak mungkin kalau dia jatuh cinta dengan cepat, dan kemudian tersesat di dalamnya. Tapi kemudian ketika dia mempertimbangkan segalanya, itu membuat perasaannya semakin sedih.Billi memperhatikan Rosalind yang kurang antusias pada gaun itu. "Apa? Gaun ini manis.""Aku tidak ingin pergi." Kata Rosalind, suaranya terdengar serak karena jarang bicara."tentu saja kau akan pergi." Kata Billi, memberinya tatapan tajam.

  • When I'm With You   Bab 46

    Adelio tidak bicara pada Rosalind di mobil menuju bandara, dia hanya menatap lurus ke depan saat dia menyetir, jari-jarinya memutih saat dia menggenggam setir dengan erat. Ketika Rosalind mencoba untuk memecah kesunyian dengan meminta maaf, Adelio segera memotongnya."Bagaimana kau tahu di mana aku berada?" Tanya Adelio tanpa memandang Rosalind."Aku pernah dua kali melihatmu dengan dokter Julia, salah satunya di Paris dan satunya lagi di rumahmu. Dan pengurus rumah mengatakan kalau dia adalah seorang dokter." Jawab Rosalind.Adelio berbalik menatapnya dengan tajam. "Itu bukan jawaban, Rosalind.""Aku... aku tahu kalau kau melihat situs tentang rumah sakit itu beberapa kali saat aku meminjam tabletmu untuk belajar peraturan mengemudi." Rasa bersalah membuat Rosalind semakin tidak berdaya ketika dia menyadari kalau Adelio menatapnya dengan marah."Kau memeriksa aktivitasku?" Tanya Adelio dengan nada tidak percaya."Ya." Jawab Rosalind, dia mengakuinya. "Aku minta maaf. Aku hanya khawat

  • When I'm With You   Bab 45

    "Bagi orang yang mengenal dan mencintai Helena sebelum dia sakit mereka pasti mengingat kalau dia adalah orang yang sangat baik, itu lebih baik dari pada mereka melihat bagaimana kutukan ini menghancurkannya, menghilangkan jati dirinya, jiwanya. Mungkin apa yang kami lakukan salah. Atau juga tidak. Adelio sebenarnya tidak setuju dengan keputusan kami ini.""Dia masih berumur sebelas tahun ketika ibunya kembali ke sini, benar kan?" Tanya Rosalind."Hampir." Jawab nenek Adelio. "Tapi kami tidak mengatakan pada Adelio kalau ibunya masih hidup dan di rawat di sini sampai dia berusia dua puluh lima tahun. Cukup tua untuk memahami kenapa ami membuat keputusan ini untuk melindungi dia. Adelio saat itu hampir sama seperti kebanyakan orang, berpikir kalau ibunya sudah meninggal."Suasana tiba-tiba menjadi sunyi. Rosalind sibuk memproses informasi ini di kepalanya."Adelio pasti sangat marah ketika dia mengetahuinya." Kata Rosalind, diia tidak bisa menahannya."Tentu saja." Jawab nenek Adelio k

  • When I'm With You   Bab 44

    Billi menawarkan diri untuk menemani Rosalind ke London, tapi tentu saja Rosalind langsung menolaknya. Ketika dia mengatakan pada Billi tentang rencananya, tujuannya yang tidak jelas dan mengatakan kalau dia tahu dari pengurus rumah kalau Adelio mungkin punya masalah keluarga di London dan dia memutuskan untuk ke sana dan memberinya dukungan.Sebenarnya, Rosalind tidak ingin Billi tahu kalau dia sedang membuat rencana bodoh tanpa tahu apa yang akan dia lakukan saat turun dari pesawat nanti. Satu hal yang dia tahu adalah apa pun yang sedang di lakukan Adelio di London, membuat Adelio menderita, dan dia memilih untuk melindungi orang lain dalam hidupnya dari penderitaan itu.Adelio akan sangat marah padanya dan ini akan menjadi suatu keajaiban jika Rosalind bisa menemukannya. Meskipun dia tidak bisa tahan memikirkan tentang Adelio yang sedang menderita sendirian. Dan dia menjadi sangat yakin tentang kunjungan darurat Adelio ke London itu berhubungan dengan iblis yang ada dalam dirinya

  • When I'm With You   Bab 43

    "Ini adalah hari terbaikku." Kata Rosalind saat mereka memasuki kamar Adelio. "Pertama lukisanku, terima kasih sekali lagi untuk itu. Kemudian mengendarai sepeda motor, motor yang sangat mengagumkan. Kemudian makan sambil mendengarkan band konser di taman.""Kita bahkan tidak bisa mendengar apa pun saat konser. Justru terdengar seperti seseorang sedang berteriak histeris yang sangat mengganggu pendengaranku." Gumam Adelio. Rosalind berbalik agar Adelio bisa membantu membuka jaketnya. mengabaikan komentar keringnya, Rosalind menyadari Adelio sedang tersenyum dan dia tahu kalau dia tidak terpengaruh oleh apa yang baru saja Adelio katakan."Itu karena kau tidak tahu lagunya." Balas Rosalind, menolak merasa apa pun selain rasa gembira."Kegaduhan itu kau sebut lagu?" Tanya Adelio sambil meletakkan jaket Rosalind di kursi.Rosalind berbalik menghadapnya. "Kau terlihat sangat menikmatinya tadi."Adelio menggelengkan kepalanya. Rosalind tertawa. Rosalind menunjuk pada kenyataan kalau mereka

  • When I'm With You   Bab 42

    Adelio memakai celana jeans yang sangat pas untuknya yang menggantung rendah di pinggangnya, dengan salah satu kaos putih yang dia pakai di bawah jaket kulitnya. Napas Rosalind tertahan karena pemandangan dari pria di depannya. Rosalind tidak akan pernah letih melihat tubuh berotot milik Adelio."Apa yang kau lakukan?" Tanya Rosalind ragu saat dia berjalan keluar dari kamar mandi."Aku mengubah pikiranku." Jawab Adelio."Tentang apa?" Tanya Rosalind sambil menatapnya bingung."Tentang bekerja. Ayo kita mengendarai motor. Aku ingin melihat aksimu." Kata Adelio dengan nada bersemangat.Mulut Rosalind menganga karena terkejut dengan perubahannya yang tiba-tiba. Tawa keras kemudian meledak dari tenggorokannya. Rosalind tidak bisa mempercayainya. Adelio akan melakukan sesuatu yang begitu mendadak, begitu spontan? Adelio?Rosalind memakai jaket kulitnya lagi rasa gembira melandanya. Kemudian dia pergi ke meja dan mengambil helm dan sarung tangannya."Kau bersama dengan pengendara yang san

  • When I'm With You   Bab 41

    Sepuluh menit kemudian, Rosalind mengetuk pelan pintu kamar Adelio. Rosalind masuk ketika dia mendengar suara Adelio dari jauh "Masuk." Adelio duduk di sofa yang ada ditengah-tengah ruangan, setelan jasnya tidak terkancing. Kaki panjangnya di tekuk di depannya. sedang melihat pada ponselnya, tatapannya tertuju pada Rosalind saat Rosalind berjalan mendekatinya."Aku hanya terkejut melihat lukisan-lukisan itu lagi." Kata Rosalind. "Aku minta maaf karena pergi begitu saja.""Kau baik-baik saja?" Tanya Adelio, meletakkan ponselnya di sofa.Rosalind mengangguk. "Aku hanya, aku hanya sedikit bingung menghadapi ini."Keheningan terjadi saat Adelio mengamati Rosalind."Aku pikir itu akan membuatmu bahagia. Lukisan itu." Kata Adelio.Mata Rosalind seakan terbakar dan dia segera menunduk menatap karpet di bawahnya. Dia pikir dia sudah menghabiskan air matanya untuk hal ini."Lukisan itu membuatku bahagia. Lebih dari yang bisa aku katakan." Rosalind memberanikan diri untuk menatap Adelio. "Bagai

  • When I'm With You   Bab 40

    Rosalind melangkah keluar dari lift dan berjalan masuk ke dalam ruang tamu di rumah Adelio. Banyak hal yang berubah sejak pertama kali dia masuk ke dalam dunia Adelio. Perasaan gembira sekaligus gelisah saat memasuki rumahnya yang tenang dengan Adelio yang berada tepat di belakangnya terasa begitu familiar."Sebelah sini." Kata Adelio. Suaranya parau dan tenang saat jarinya dengan lembut membelai belakang lehernya. Antisipasi dan keingintahuannya muncul ketika Rosalind mengikuti Adelio ke ruangan yang dia tahu itu adalah perpustakaan dan sekaligus kantor di mana lukisan yang dia lukisan di gantung.Ketika Adelio membuka pintu dan Rosalind yang pertama masuk ke ruangan itu, Hal pertama yang dia lihat adalah sosok seorang pria yang sangat akrab sedang melakukan sesuatu."Billi?" Kata Rosalind, merasa sangat terkejut melihat temannya berada di ruangan kerja Adelio.Billi menengok dari balik bahunya dan tersenyum. Dia meletakkan lukisan yang telah dia susun dan berbalik menghadapnya. Rosa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status