Share

Kemurkaan Mega

"Aku kira ada apa, ternyata ada cowok ganteng berdatangan ke rumah sakit mau cek kesehatan." Curhat Denada masuk ke dalam ruang kerjanya bersama Mega. 

"Terus lo mau apa? mau modus sama mereka. Silahkan aja, tapi kalau Bird ke sini lo jangan sembunyi di belakang gue dan yang lain." Sahut Mega

"Gue dan Bird kan udah selesai Mega." Mega memutar bola matanya malas, "Lo dan Bird belum fix putus tunangan. Sabar dulu, jangan bertindak gegabah." Denada misah misuh tidak setuju dengan pendapat Mega. 

"Tapi kan gue dan Bird udah gak ada apa-apa. Gue dan Bird udah putus komunikasi ga," sabar ga menghadapi orang labil kaya Denada ini. 

"Lo belum fix putus hubungan saka Bird. Nunggu lo udah benar-benar fix putus hubungan sama Bird. Sabar menunggu itu lebih baik, jangan bertindak gegabah yang merugikan lo." Kesal Mega menjelaskan semuanya ke Denada. 

Ceklek

Pintu ruangan kerja administrasi di buka para dokter tampan. 

"Permisi, saya mau panggil Mega Aurum, administrasi dari bagian keuangan." Ucap salah dokter yang sedang berdiri di pintu ruangan kerja mereka. 

Mereka saling bertatapan dan menatap ke arah Mega. "Ga ada yang cariin lo tuh, dokter ganteng." Canda Roby

Mega malas meladeni candaan Roby, "Saya Mega...ada apa cari saya. Mau kasih THR ke saya atau apa." Ucapan Mega membuat mereka semua tertawa ngakak. 

"Lebaran udah selesai Mega, lo telat minta THR." Ledek Gavin

"Saya mau anda ikuti saya ke lantai bawah. Ada hal yang saya bicarakan dengan anda nona Mega." Katanya

"Gak jelas banget si, males saya ikutin anda. Saya di sini mau kerja, bukan mau mengikuti apa yang anda mau." Sarkas Mega sengit, enak saja menyuruhnya untuk mengikuti dia. Siapa dia berani nyuruh-nyuruh Mega. 

"Jangan membantah nona, saya hanya ingin anda menuruti apa yang sayang katakan tadi. Tolong kerja samanya," jelas dokter yang bernama Miko. 

Mega menghembuskan nafasnya kasar, "Baiklah saya mau mengikuti anda, kemana pun anda membawa saya." Sahut Mega mutlak

"Mari nona," Mega mengikuti kedua dokter di depannya. Berjalan menuju lift, masuk ke lift. Mega diam-diam mengumpat kasar ke arah kedua dokter di depannya. Seenaknya sendiri, padahal pekerjaan Mega masih menumpuk dan belum terselesaikan. 

Diam-diam Elardo memerhatikan Mega. Tersenyum manis saat melirik Mega yang lagi kesal dan mengumpat lirih. 

Semakin ke sini, kamu bikin aku tertantang memiliki kamu Mega. Aku mau kamu menjadi masa depan aku di kemudian hari dan selamanya. 

Ting

Pintu lift terbuka, mereka sudah berada di lantai dasar. Kedua dokter di depan Mega berjalan ke arah resepsionis rumah sakit. Kenapa mereka mengajak Mega ke sini, sangat tidak berfaedah untuk Mega. Mega masih setia mengikuti ketiga dokter di depannya dengan  aura bete. 

Kedua dokter itu berhenti sejenak dan menoleh ke arah Mega. "Anda bisa bantu Diana mengurusi para pengunjung rumah sakit." What! jadi mereka menyuruh Mega untuk membantu Diana di bagian resepsionis. Mereka gila atau apa, ini bukan pekerjaan dirinya. Rese banget tuh orang pada, ya kali gue bantu Diana. Itu bukan pekerjaan gue, kerjaan gue ya ngandalin administrasi rumah sakit. Bukan sebagai resepsionis rumah sakit, melayani para pengunjung rumah sakit. Astaga Mega, lo dapat musibah besar. Mega kesal dan menatap tajam ke arah mereka berdua. 

"Ini bukan pekerjaan saya, ini tugas bagian resepsionis. Saya bekerja di bagian administrasi, bukan di bagian resepsionis." Marah Mega menggebu banyak pasang mata penasaran dengan  apa yang sedang terjadi sekarang. 

Mereka bertanya-tanya ada apa dengan Mega? kenapa Mega terlihat sangat marah dan suaranya sangat menakutkan mereka semua. 

"Saya yang bertanggung jawab di sini nona. Saya hanya meminta tolong saja sama anda, anda mau atau tidak. Kalau anda tidak mau, saya tidak akan memaksa Anda nona." Jelas Elardo

"Saya jelas tidak mau! ini bukan pekerjaan saya. Harusnya anda mencari karyawan bagian resepsionis yang lain, bukan malah mencari saya. Gara-gara anda, pekerjaan saya terbengkalai tidak karuan. Pekerjaan saya banyak, saya orang sibuk. Bukan orang gak sibuk kaya anda, anda dokter bukan. Dokter itu harusnya sibuk menangani pasien sakit, kenapa malah mengurusi pekerjaan orang yang sudah ada bagiannya masing-masing. Mau cari muka atau mau cari perhatian, gak jelas." Tegas Mega menolak mentah-mentah suruhan Elardo atau pun Miko. 

Dari arah belakang ada Gavin dan Elsa yang berlari menghampiri Mega. 

"Ga jangan marah-marah kaya gini ga, malu di lihatin semua orang." Ucap Elsa

"Gue gak akan marah kalau mereka gak buat gue marah. Apa lagi dia, dia menyuruh gue jadi resepsionis sementara. Hey ingat gue bekerja di bagian administrasi, bukan di bagian resepsionis. Udah gila dia, gak mengerti juga. Otak lo di kepala atau di dengkul, harusnya lo tahu itu semua." Bentak Mega

Aura kemurkaan Mega keluar, Mega menghembuskan nafasnya berat. Susah kalau Mega sudah murka seperti ini. 

Mega mengelus dadanya sabar, sabar menghadapi orang bego gak tahu diri kaya mereka. Elardo dan Miko mengepalkan kedua tangannya kuat, mereka tidak terima di bentak oleh Mega di depan semua orang. Sama aja Mega menjatuhkan harga diri mereka berdua. 

"Saya hanya menanyakan saja nona, bukan menyuruh anda melakukannya jika tidak mau." Jelas Elardo

Mega terkekeh, "Ucapan anda beda dengan yang tadi! kenapa anda? anda takut di iming-iming jelek sama mereka semua. Dokter baru tapi udah belagu, salah anda berhadapan sama saya. 

Suasana lantai dasar rumah sakit sudah panas, di tambah ucap para haters ynag tidak menyukai Mega. Tambah panas dan tambah menyeramkan, Mega menatap para hatersnya di rumah sakit Belarus. 

"Lo pada mau protes ke gue, lo seharusnya protes ke dia. Bukan malah protes sama gue, jangan bilang kalau dia anak pemilik rumah sakit. Gue gak peduli, gue tetap akan menjadi diri gue sendiri menghadapi orang yang salah." Jelas Mega ke semua orang yang tidak menyukai Mega. 

Para haters Mega langsung bungkam, tidak bisa berkata apa-apa lagi. Mereka tidak akan ikut campur lagi, takutnya mereka yang akan di perlakuan angkuh oleh Mega di depan semua orang. 

"Mega udah ga, sabar ga. Jangan buat semua ini gak akan selesai, ikhlaskan saja lah ga. Lagian lo gak mau jadi resepsionis pengganti kan, ya udah biarkan saja. Maaf Pak dokter yang terhormat, maaf atas ucapan teman saya yang tadi di katakan sama kalian. Teman saya sedang emosi, jadi ucapan pedasnya langsung keluar." Akhirnya Gavin yang mengutarakan maafnya untuk Elardo dan Miko. Perwakilan, pengganti Mega yang tidak mau minta maaf karena uxapan pedasnya yang keluar. 

"Saya yang salah, saya juga minta maaf." Ujar Elardo tanpa memperpanjang semua ini. Buat apa? tidak penting juga, Elardo seharusnya tidak menyuruh seseorang untuk melakukan hal yang sangat di butuhkan. 

Lo akan gue cap sebagai musuh bebuyutan gue, hari ini dan seterusnya. 

Astaghfirullah kejam banget aku sama Mega. Aku membuat kesalahan besar, bagaimana aku bisa mendapatkan lampu hijau dari Mega

Tbc

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status