“Dhika gimana, apakah kamu sudah bisa membacanya?”
“Ya mah, Dhika bisa membacanya, tapi tidak lama. Kekuatan genetik yang Dhika miliki ini sangat cepat sekali menguras banyak mana.”
“Hmm begitu yah. Bagaimana kalau mamah belikan Dhika mana potion, bukankah obat-obatan seperti itu bisa membantu pemulihan mana?”
“Mamah benar, itu yang sedang Dhika persiapkan sekarang, untuk bisa membaca buku ini lebih lama Dhika membutuhkan beberapa peralatan herbalist dan juga beberapa bahan untuk meramu obat racikan.”
“Obat racikan sendiri? Tapi Dhika, itu kan berbahaya, mamah kurang setuju kalau kamu berani-berani buat racikan obat sendiri. Minimal Dhika harus periksa lebih dahulu efek samping obatnya ke orang yang bisa melakukan identifikasi. Nanti kalau Dhika salah meracik obat kan itu bisa mati. Mamah gak setuju, mamah ijinkan Dhika untuk berlatih menanam tumb
Setelah menyelesaikan sarapan pagi, Dhika pamit untuk kembali ke kamarnya.Di kamar Dhika hendak mencoba serum mana potion yang telah berhasil dia buat. Awalnya dia merasa ketakutan, dia khawatir sesuatu yang buruk bisa terjadi pada dirinya.Ramuan obat ini menggunakan beberapa jenis tanaman yang berasal dari dimensi lain, bisa saja terjadi kontradiksi penolakan dari dalam tubuhnya terhadap unsur senyawa yang berasal dari dimensi lain. Tapi Dhika merasa tidak boleh menyerah, dia harus mencobanya.Akhirnya rasa ingin tahunya mengalahkan rasa takut yang ada di dalam pikirannya. Dhika meminum obat itu sesuai dengan dosis yang telah ditulis oleh Valia.Sewaktu dia meminum serum mana potion itu, dalam waktu singkat, detak jantung yang ada di dalam tubuhnya derdetak lebih cepat. Dia merasa panas dan ada perasaan tidak nyaman. Dia coba untuk menarik nafas dan mengaktifkan kekuatan genetik miliknya.&
Hari demi hari telah berlalu, tidak terasa mereka berlima telah mengarungi masa-masa sekolah di Lavender selama 4 tahun.Banyak hal yang sudah terjadi selama masa itu berlangsung. Sekarang kemampuan herbalist Dhika telah meningkat dengan sangat pesat, pengendalian kemampuan genetiknya semakin terkendali, dan bisnis penjualan tanaman obat yang dia buat bersama keempat temannya sudah mulai membuahkan hasil.Di awal usaha bisnisnya Dhika meminjam identitas milik ibunya sehingga dia bisa membuat id bisnis jual beli online. Nama toko online yang dia buat bersama dengan keempat temannya adalah Bunga Valia. Nama itu dia ambil dari gabungan nama ibunya dan Valia yang selama ini telah mengajarkannya banyak hal tentang dunia herbalist dan alchemist.Selain Dhika, kemajuan teman-temannya yang lain pun sudah meningkat dengan sangat cepat. Sekarang mereka berempat telah menempati posisi pertama di sekolah Lavender pada kelas pemburu
“Hahaha kalau kita dapat uang 1 milyar, itu bisa kita pakai untuk membeli seluruh perlengkapan pemburu monster yang kita butuhkan,” sindir Yura yang juga merasa dipermainkan oleh permintaan dari pelanggan aneh tersebut.“Hei, sebentar tapi kalian tahu kan dia itu Prima Abadi,” kata Doni mengingatkan mereka semua. “Dia adalah salah satu pelanggan setia kita yang selama ini selalu membeli produk dari toko kita dalam jumlah yang cukup banyak.”“Hmm … Doni benar,” jawab Reno. “Bagaimana kalau kita membalas pesan ini, dan tanyakan langsung dengan lebih rinci tentang permintaannya. Siapa tahu kali ini dia memang salah pesan yang seharusnya ditujukan kepada toko obat lain. Minimal kita bisa tetap menjaga hubungan baik dengan pelanggan kita ini. Jangan sampai kita kehilangan pelanggan, penghasilan kita dari toko bunga valia ini telah membiayai kehidupan kita selama ini,” jawab Reno.
“Maaf pak Cokro, Dhika turut berduka cita atas musibah yang baru saja terjadi pada anak dan menantu Bapak. Tentu saja Dhika ingin membantu untuk memulihkan kondisi koma cucu Bapak. Tapi ….”“Uhukkk uhukkk …,” batuk pak Cokro semakin menjadi. “Apakah adek Dhika ada kesulitan?”“Saya tidak memiliki satu bahan utama yang diperlukan untuk membuat obat itu Pak.”“Apakah bahan yang Dhika maksud adalah bulu burung phoenix?”“Ya, bulu burung phoenix … tapi bagaimana bapak bisa tahu?”“Dhika, bapak itu profesor di dunia herbalist, tentu saja bapak tahu beberapa hal yang pasti dibutuhkan untuk membuat ramuan obat itu. Bapak butuh Dhika, karena hanya Dhika lah yang tahu ramuan asli yang telah ditemukan oleh Valia secara langsung. Untuk bulu burung phoenix, bapak akan segera memesan bahan
Saat ini kondisi tubuh pak Cokro terlihat sangat lemas, kurus dan tak bertenaga. Kondisi ini sangat berbeda jauh dengan keadaan 4 tahun yang lalu ketika Dhika pertama kali bertemu dengan pak Cokro di perpustakaan umum.“Uhukkk uhukkk … Dhika, akhirnya anak yang bapak tunggu selama ini sudah tiba. Uhukkk uhukkk …”“Aduh pak Cokro, maaf, tapi pak, bapak tidak perlu banyak berbicara dengan suara keras seperti itu. Biarkan saya saja yang datang mendekat, agar bisa mendengar suara bapak dengan lebih baik,” Dhika bergegas pergi mendekati sosok pria yang sudah sangat tua itu.“Pak Cokro sebaiknya bapak meminum ramuan obat ini terlebih dahulu. Ini adalah ramuan khusus yang berasal dari buku pewaris milik Valia. Ramuan ini sebenarnya diperuntukan untuk mengobati seseorang yang terkena kutukan penghilang suara dari monster-monster seperti Siren (sejenis monster berelemen air yang m
6 bulan sudah berlalu sejak Dhika berhasil menyelamatkan cucu pak Cokro yang bernama Clarisa. Hari itu pak Cokro tertawa sangat bahagia setelah melihat cucunya Clarisa bisa terbangun dari koma. Dhika yang melihat moment itu, tanpa sengaja ikut meneteskan air mata bahagia bersama dengan orang-orang yang berada di sana waktu itu.Sejak hari itu, sudah beberapa kali pak Cokro mengirimkan foto dirinya ketika sedang bersama dengan cucu perempuannya kepada Dhika. Foto-foto itu dikirimkan sebelum pada akhirnya ia meninggal dunia 3 bulan yang lalu. Dhika tentu saja merasa sangat berduka setelah mendengar kabar kematian dari pak Cokro.Walau waktu yang mereka lalui bersama cukup singkat, tapi Dhika selalu mengingat setiap momen ketika dia pertama kali bertemu dengan pak Cokro, sampai pada saat dia memberikan pesannya yang terakhir kepada Dhika sebelum kematiannya.Pak Cokro telah berpesan kepadanya agar dia bisa terus bekerja ker
“Lho, kamu itu sekarang sedang menanam apa lagi Dhik? Itu tumbuhan baru? Wahhh keren sekali nih, apakah nanti kita akan menjualnya juga?”“Hahaha, Reno kan tidak semua tumbuhan obat kita jual, kamu masih ingat kan dengan janji kita berlima? Kita hanya akan menjual tanaman dan racikan obat yang ada umum di pasaran. Tapi untuk tanaman dan racikan spesial yang telah Valia tulis di buku pewaris, itu hanya akan kita pakai saat kita benar-benar membutuhkannya.”“Hehehe iyah sih Reno ingat itu … jadi apakah ini juga salah satu tumbuhan obat yang ada di buku pewaris?”“Iyah kamu benar Ren, ini juga … aduh tunggu sebentar Ren tangan saya linu. Ren apakah kamu bisa bantu saya untuk bangkit berdiri?”“Bentar-bentar Reno kesana.” Reno berlari dengan cepat dari tangga lantai atas ke bawah untuk membantu Dhika.“Ah
3 bulan lagi Dhika, Doni, Reno, Yura dan Wina akan lulus dari sekolah dasar Lavender. Yura telah memilih sekolah Acropolis sebagai pilihan utama, sedangkan Dhika, Doni, Reno dan Wina sudah cukup puas dengan memilih melanjutkan sekolah tingkat menengah di Lavender.Tentu saja pilihan berbeda yang Yura ambil membuat mereka kadang menjadi salah tingkah. Dalam satu pikiran, mereka merasa ini adalah pilihan yang terbaik untuk kemajuan Yura, sedangkan pada pikiran yang lain itu berarti mereka harus berpisah dengan Yura setelah acara kelulusan yang akan dilaksanakan pada akhir bulan November ini.Hari demi hari terus berlalu, Reno sekarang sudah menjadi semakin terampil dalam mengendalikan perubahan bentuk tubuhnya. Dia telah sanggup mengubah material pada tubuhnya dengan bahan dasar mythril. Sebuah material yang dianggap berdaya tahan tinggi ketika digunakan untuk menahan serangan para monster dari dimensi lain. Selain itu Reno juga sudah bisa mem