Share

musibah beruntun

Hatiku cemas tak karuan saat dibawa menuju mobil. Ayu ikut bersama kami.

"Rin, jangan banyak pikiran negatif. Positif thinking, ya! Semoga semuanya baik-baik saja," ucap Ayu saat kami dalam perjalanan.

Perut ini sakit seperti kram, letak sakitnya di perut bagian bawah. Hanya do'a yang bisa kulakukan saat ini.

Aku berbaring di jok mobil ini, sedang Ayu duduk di dekat kepalaku.

"Sakit, perutku," lirihku.

Pikiran tak menentu melintas dibenak. Ketakutan akan keguguran mulai menjalari pikiran ini.

"Bay, bisa lebih cepat enggak? Kasian Rini. Aku telpon klinik dulu, biar mereka siap-siap." Ayu berbicara pada suamiku

Mataku terpejam, aku berusaha tenang. Mobil melaju terus.

"Yang, sabar, ya! Kita keklinik, Yang," Mas Bayu bersuara.

Aku masih optimis kandunganku tidak apa-apa. Kau harus selamat, kau harus kuat, anakku!

"Hallo, Sari, siapkan ruangan UGD, tolong hubungi dokter Hasan, ada pasien ibu hamil dalam keadaan darurat." Kudengar Ayu bicara via telepon.

"Apa? Dokter Hasan libu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status