Share

Bab 5. Membuatku Murka

Author: YOZA GUSRI
last update Last Updated: 2022-12-20 15:04:34

Selama ini tak pernah ada pertengkaran hebat antara aku dan Mas Amar. Dia tidak pernah berkata kasar atau membentak. Hanya saja sikap Mas Amar yang tidak adil selalu membuatku terluka. Jika ada perkataan kasar dari ibu mertua, aku diam dan mengalah agar tidak bertengkar dengan Mas Amar. Karena aku tahu, dia akan selalu membela ibunya.

Aku pun selalu menuruti perintah Mas Amar sebagai bentuk istri yang berbakti. Jika ada masalah, aku lebih baik mengalah sebelum masalah itu semakin melebar.

Lama terdiam, aku pun bersuara. "Jangan samakan rumah tangga kita dengan orang lain. Dalam Islam tidak diajarkan untuk mendzolimi istri karena bakti pada seorang ibu. Jangan menceramahi soal agama kalau kamu saja tidak becus mengurus hatimu, Mas." 

Kali ini aku tak akan mengalah lagi. Mungkin saat ini rumah tanggaku telah berada diujung tanduk. Sudah cukup selama ini aku merasa terdzolimi. Lelaki yang paling aku cintai, telah berniat membagi cinta. Lalu apa yang harus aku pertahankan?

Bagaimana mungkin bisa ada dua ratu dalam satu rumah? Apalagi sekarang ibu mertuaku juga tinggal bersama kami. Berarti sebentar lagi, akan ada tiga ratu di sini.

Tak mengapa jika aku dikatakan bukan istri yang baik. Tetapi untuk berbagi, aku sungguh tidak bisa. Ya, memang benar di luar sana banyak perempuan-perempuan hebat yang mengizinkan suaminya untuk menikah lagi. Tetapi, tidak bisa semua perempuan harus disamakan. Mental setiap orang berbeda-beda.

Mungkin orang di luar sana, mengizinkan suaminya karena menilai suaminya akan bisa adil. Tetapi kalau Mas Amar, dia sungguh tidak bisa. Dengan ibunya saja, aku yang selalu disuruh mengalah. Apa lagi dengan istri barunya. 

Namun, kalau sudah begini, aku harus berbuat apa. Mas Amar sangat patuh terhadap orang tuanya. Selama mengenal hingga menikah, belum pernah sekalipun aku mendengar dia membantah.

"Kamu kenapa jadi begini sih, sayang? Arumi yang aku kenal adalah istri yang lembut dan penurut. Dia juga istri yang berbakti. Tak pernah sekalipun berkata kasar pada suami. Kenapa sekarang berubah. Ada apa dengan kamu, sayang," ujar Mas Amar dengan lembut. Kini kedua tangan Mas Amar memegang pipiku.

Aku langsung melepas kedua tangan Mas Amar. Tak sudi pipiku disentuh. Rasanya capek bicara dengan Mas Amar. Dia tak kunjung memahami sakit yang aku rasa.

"Kalau kamu ingin menikah lagi … ceraikan aku dulu, Mas! Aku menyerah! Aku sudah tidak mampu lagi untuk bertahan. Aku pikir, kamu lelaki paling baik yang pernah aku temui selain ayah. Ternyata aku salah! Aku tidak bisa menjalani rumah tangga seperti ini. Kamu selalu di atur oleh Ibumu. Dan kamu tidak pernah menolak, selalu saja mengikuti. Kamu suami yang tidak punya prinsip hidup. Semua keinginan ibumu pasti dituruti. Jika anak menjadi tujuan utama kamu menikah, lepaskan aku!" Aku berkata dengan tenang dan sorot mata menatap Mas Amar.

"Aku tidak akan menceraikan kamu, Arumi! Aku sangat mencintaimu. Ayolah! Jangan buat aku merasa bimbang begini. Aku tidak mungkin menolak keinginan ibuku. Kamu pasti paham kalau anak lelaki punya kewajiban untuk membahagiakan ibunya … Anak lelaki wajib untuk berbakti pada ibunya sampai meninggal. Sedangkan perempuan berbeda, dia harus berbakti pada suaminya hingga akhir hayatnya."

Mas Amar menjeda ucapannya cukup lama. Dia lalu kembali berkata, "mengizinkan aku menikah lagi adalah salah satu baktimu padaku, Arumi. Aku tahu kamu perempuan yang baik dan penyabar. Masa untuk mengizinkan aku menikah saja, tidak bisa? Kalau kamu tidak mengizinkan aku, kamu tega membuat ibuku kecewa."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
ibumu mati saja
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Yang Mandul Itu Kamu, Mas!   Bab 185. Hidup Tanpa Arah

    POV Amar Aku menggelengkan kepala. Bibir kembali menghisap benda yang ada di tangan, lalu mengepulkan asap. Aku tidak suka ketika ibu menjelek-jelekan Arumi dan Lilis. Mereka perempuan baik yang pernah aku sakiti. Sekarang mereka sudah hidup bahagia dengan pasangan masing-masing. Kabar yang aku pernah dengar dari Tante Lasmi, Lilis melahirkan anak kembar laki-laki. Dia menikah dengan seorang pedagang kaya raya. Setelah menjatuhkan talak, aku belum pernah lagi bertemu dengannya. Pasti sekarang dia sudah hidup bahagia bersama suaminya."Berhenti menjelek-jelekan Arumi, Bu. Aku tidak suka mendengarnya." Aku berkata tanpa melihat wajah ibu. Kini hati sudah terasa panas. Namun masih berusaha sopan dan tidak berkata kasar pada ibu. "Kenapa kamu sekarang selalu membela perempuan itu? Apa kamu menyesal karena telah bercerai dengan dia? Sadar, Amar! Arumi itu sudah menghina ibu. Dia juga mengusir ibu saat datang ke rumahnya, padahal kami hanya datang untuk bersilaturahmi. Mentang-mentang se

  • Yang Mandul Itu Kamu, Mas!   Bab 184 Aku Tak Ingin menikah Lagi

    POV Amar ***"Sekarang sudah lima tahun kamu hidup sendiri, Amar. Kenapa belum menikah juga? Ibu capek selalu menyuruh kamu menikah, tetapi kamu tetap keras kepala." Saat ini aku dan ibu sedang berada di teras rumah. Aku sudah tinggal menetap di rumah Mbak Maya sambil menjaga anak-anaknya. Rumahku sudah dijual sebagai modal usaha. Hanya saja usaha itu bangkrut, tak berkembang.Ibu sudah sering bertanya begini padaku. Tetapi aku selalu mengacuhkan. Selalu merasa jengkel jika ibu bertanya tentang menikah. "Amar, jawab ibu! Kamu tidak bisa begini terus. Ibu capek mendengarkan perkataan orang yang selalu menggosipkan kamu tidak punya istri. Sekarang hidup kita sudah kembali pulih. Kita sudah tidak punya utang lagi. Kenapa kamu belum juga mau menikah? Dulu kamu mengatakan pada ibu jika ingin melunasi semua utang lebih dulu, setelah itu baru mencari perempuan untuk dinikahi." Aku hanya menjadi pendengar atas keluhan ibu. Dulu aku memang pernah mengatakan pada ibu jika akan menikah setel

  • Yang Mandul Itu Kamu, Mas!   Bab 183. Malaikat Kecilku

    POV Yuda"Tidak apa-apa, sayang. Melahirkan normal dan tidak, kamu tetap sudah menjadi ibu. Tidak ada bedanya, sayang. Perempuan yang melahirkan normal dan operasi sama saja. Perjuangannya tetap bernilai pahala di mata Allah. Allah yang lebih tahu yang terbaik." Arumi tersenyum, matanya mengecil. Aku mencium bibirnya yang masih pucat. Lalu berkata, "makasih sudah melahirkan anak kita. Makasih sudah melewati masa kritis. Dan terimakasih sekarang sudah membuka mata." Ucapan lembutku membuat mata Arumi berkaca. Aku pun merasa haru dengan keadaan yang sudah dilewati. Dulu aku berjuang. Berkali-kali dipaksa untuk berhenti, tetapi aku tak mengindahkan. Sekarang aku telah mendapat Arumi dan Allah memberikan bonus anak dalam rumah tangga kami. Rencana Allah terlalu indah.Sekarang Arumi sedang di temani oleh ibu dan ayah. Aku meminta izin sebentar untuk keluar, ingin menelepon seseorang. Ada hal penting yang harus diselesaikan."Keluarkan mereka dari penjara. Tolong lunasi semua hutang mere

  • Yang Mandul Itu Kamu, Mas!   Bab 182. Hari Bahagia

    POV Yuda ***Aku yang sedang melamun tersadarkan dengan pergerakan tangan Arumi. Aku langsung berdiri dari kursi. Hati sangat senang melihat mata Arumi yang perlahan terbuka. Untaian dzikir dan doa terucap. Memohon untuk melindungi kekasih hati. Aku sungguh tidak siap kehilangan Arumi. Tak tahu akan hidup bagaimana jika Arumi tidak di sampingku."Sayang," ujarku dengan pelan, sambil menggenggam lembut tangan Arumi.Aku tersenyum. Menginginkan Arumi melihat senyumku saat pertama kali membuka mata. Aku sudah meminta tolong pada perawat untuk menjaga anakku dengan baik. Ibu dan ayah sedang di perjalanan menuju ke sini. Begitupun dengan orang tua Arumi, mereka juga sudah di perjalanan. "Aku di mana?" ujar Arumi dengan pelan, nyaris tak terdengar. "Kamu di rumah sakit, sayang. Anak kita sudah lahir setelah kamu dioperasi." Aku mengusap dan mencium kening Arumi. Arumi masih tampak bingung melihat sekeliling. "Terimakasih, sayang." Aku kembali berkata di jarak yang dekat.Arumi belum

  • Yang Mandul Itu Kamu, Mas!   Bab 181. Aku Pergi!

    POV AmarYa Allah, selamatkan Arumi. Sehatkan dia. Jika harus ada takdir buruk yang terjadi. Gantilah takdir kami. Aku rela merasakan sakit asalkan Arumi bisa sembuh. "Arumi tidak tahu jika aku melaporkan mereka ke kantor polisi karena telah mengancam akan melukai Arumi. Sebenarnya aku akan mencabut laporan jika Arumi telah melahirkan. Aku hanya ingin menjaga Arumi agar tetap baik-baik. Aku sengaja tidak memberitahu Arumi karena di hari itu dia mengatakan padaku kalau dia kasihan pada ibumu. Meskipun ibu dan kakakmu telah melukainya, Arumi tetap menyuruh agar aku tidak melakukan sesuatu pada mereka … Arumi sangat baik, bukan? Kamu tidak usah khawatir, mereka akan aman di penjara. Aku hanya ingin membuat mereka merasa jera. Semoga bisa, karena mengubah karakter setiap orang itu sangat sulit. Jika kamu marah padaku, silahkan! Tetapi jangan melampiaskan amarah pada istriku, karena kamu akan berurusan dengan aku dalam kondisi emosi yang sangat parah."Semua perkataan Yuda membuatku ingin

  • Yang Mandul Itu Kamu, Mas!   Bab 180. Aku Yang Salah

    Pov Amar "Mana istriku?" Suara bas terdengar di telinga. Aku langsung berdiri dan menatap lelaki yang berada di hadapan dengan tatapan murka. Mungkin dia dari kantor. Pakaian kerjanya masih lengkap menutupi badan."Belum keluar. Masih di ruang operasi," ujarku pelan. "Jika terjadi sesuatu pada istri dan anakku. Kamu tidak akan selamat. Aku pastikan kamu akan celaka." Tak takut dengan ancaman lelaki yang aku ketahui bernama Yuda. Aku memang salah. Jika dia akan mencelakaiku, tak mengapa. Itu memang hukuman yang pantas untuk aku.Yuda duduk di kursi, aku pun menyusul untuk duduk. Aku kembali menatap pintu ruang operasi. Melirik Yuda, ternyata dia juga melakukan yang sama denganku. Arumi jatuh ke tangan yang tepat. Lelaki ini terlihat sangat mencintai Arumi. Jika Arumi tidak mendapatkan kebahagiaan saat bersamaku dulu, mungkin bersama lelaki ini, Arumi sudah bahagia.Seharusnya aku tidak lagi mengganggu hidup Arumi. Jika aku menyelesaikan sendiri masalah ibu dan Mbak Mira tanpa meli

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status