Share

Bab 6

Penulis: Deska
Nayla menertawakan dirinya sendiri. Dia menjawab dengan nada luar biasa tenang, "Itu bukan darah sapi."

Gavin terdiam sejenak, lalu mengumpat, "Kamu masih mau ngeles? Bi Nina sudah bilang itu darah sapi. Dia yang tiap hari masak, mana mungkin dia salah? Aku akan ganti kunci pintu rumah. Kamu nggak usah pulang lagi. Pergilah ke mana pun kamu mau."

Nayla menghentikannya, "Tunggu."

Gavin berkata, "Sudah terlambat bagimu untuk ngaku salah sekarang ...."

Nayla menyela ucapan Gavin untuk yang pertama kalinya, "Aku akan pulang untuk pindahkan barang-barangku hari ini. Kamu nggak perlu ganti kunci rumah. Aku nggak akan kembali ke sana lagi."

Gavin terdiam sejenak, lalu mencibir, "Aku cuma akan kasih kamu waktu sehari."

Setelah itu, Gavin langsung memutuskan sambungan telepon.

Asisten Nayla buru-buru berujar, "Bu Nayla, kamu lagi sakit parah dan nggak boleh keluar rumah sakit. Gimana kalau aku saja yang bantu kamu pindahkan barang-barangnya?"

Nayla menggeleng. "Kamu nggak tahu barang apa saja yang masih kuinginkan."

Tepatnya, barang apa yang harus Nayla singkirkan. Dia mencabut infus dan pulang untuk memilah semua barangnya, lalu membakar apa yang bisa dibakar.

Untuk barang-barang yang tidak bisa dibakar, seperti jepit rambut yang diberikan Gavin saat ulang tahunnya, liontin yang diberikan Gavin pada hari peringatan pertunangan mereka, juga gelang dan barang mewah lain yang diberikan Gavin kepadanya di berbagai hari peringatan selama bertahun-tahun, Nayla membungkus semuanya.

Yang terakhir adalah hadiah Nayla untuk Gavin. Gavin sangat pelupa. Jadi setelah mereka tinggal bersama, Gavin menyuruh Nayla untuk menyimpan barang-barangnya yang penting.

Nayla juga mengemas album foto yang telah susah payah dibuatnya untuk Gavin, jam tangan yang dibelinya dengan menabung selama beberapa tahun, dan cangkir keramik yang dibuatnya untuk Gavin ....

Setelah memastikan semuanya sudah disingkirkan dan tidak ada jejaknya yang tertinggal di rumah di mana dia tinggal selama lima tahun ini, Nayla pun meninggalkan rumah itu dengan membawa barang-barang yang sudah dikemas. Barang-barang yang dulunya menyimpan kenangan paling penting baginya itu diberikannya kepada gelandangan di pinggir jalan.

Ketika bersiap untuk kembali ke rumah sakit, Nayla menerima sebuah telepon.

"Bu Nayla, cincin pasangan yang kamu pesan di toko kami sudah siap. Apa kamu punya waktu untuk datang melihatnya? Atau sebaiknya kami antar ke rumah?"

Awalnya, Nayla dan Gavin telah sepakat untuk menikah tahun ini. Dia pun segera berkomunikasi dengan desainer untuk menentukan desain cincin pasangan, lalu menyuruh sebuah perusahaan asing untuk membuatnya. Namun, sebelum cincin pasangan itu siap, Elina telah kembali.

Nayla merasa bahwa itu hanyalah sepasang cincin yang tidak ada artinya sehingga tidak perlu merepotkan staf toko untuk mengantarnya. Dia mengemudikan mobilnya menuju toko untuk mengambil cincin itu, lalu baru pergi ke rumah sakit dalam kegelapan malam.

Tiba-tiba, kembang api yang indah meledak di langit. Hal ini menarik perhatian banyak pejalan kaki untuk berhenti berjalan dan menonton.

Wajah Gavin muncul di layar besar sebuah mal yang dilewati Nayla. Dia memegang kotak cincin beludru merah dan berkata dengan penuh kasih sayang, "Elina, Tuhan mempermainkan kita dan membuat kita terpisah begitu lama sebelum akhirnya dipertemukan kembali. Malam ini, aku menyalakan kembang api untukmu di seluruh kota. Apa kamu bersedia terima cincin ini dan memberiku kesempatan?"

"Aku tahu kamu ingin dapatkan hak paten Perusahaan NG. Aku pasti akan mendapatkannya untukmu. Setelah aku mendapatkannya, bisa nggak kamu setujui sebuah permintaanku?"

Orang-orang yang lewat langsung berseru heboh ketika menyaksikan pemandangan romantis ini.

Perusahaan NG? Itu adalah perusahaan yang Nayla dirikan dua tahun lalu. Jika itu dulu, apa pun yang Gavin inginkan, dia pasti akan memberikan semuanya kepada Gavin selama dia memilikinya. Namun, sekarang ....

Nayla menertawakan dirinya sendiri.

Ketika mobil melewati jembatan penyeberangan sungai, Nayla melempar cincin pasangan yang telah dibuatnya dengan susah payah dan menghabiskan banyak uang itu ke sungai yang mengalir deras. Dia akan meninggalkan Kota Beika dan menghilang dari kehidupan Gavin.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Yang Tersisa Hanyalah Kenangan   Bab 25

    Setelah menyuruh Kenneth membasuh diri dengan air dingin, Nayla baru menyadari bahwa Kenneth bukan hanya ditabrak dari belakang sehingga punggungnya tersiram air dari pir panggang yang mendidih, dia sendiri juga memegang secangkir air tebu yang panas.Begitu mendengar Nayla mulai batuk, Kenneth sengaja datang untuk mengantar air tebu panas itu. Ketika dia ditabrak, air tebu panas itu juga tumpah ke tangannya sehingga punggung tangannya memerah karena terbakar.Nayla segera menelepon resepsionis dan memintanya untuk membelikan satu set pakaian pria. Sementara itu, dia sendiri pergi ke gedung perkantoran untuk mencari kompres es. Ketika keluar, dia malah bertemu dengan Gavin.Gavin terlihat agak kewalahan. "Nayla, maaf. Aku bukan sengaja mau menabraknya."Pada saat ini, Nayla baru menyadari bahwa Gavin-lah yang menabrak Kenneth. Dia pun mengerutkan kening dan bertanya, "Apa yang kamu lakukan di sini?"Gavin menjawab dengan agak takut, "Seingatku, kamu suka makan pir panggang. Aku sudah s

  • Yang Tersisa Hanyalah Kenangan   Bab 24

    Begitu Nayla masuk, Fiona buru-buru mengamati ekspresinya dan bertanya, "Kamu benar-benar rela meninggalkannya?"Nayla menggeleng dan menjawab, "Ini bukan soal rela atau nggak. Berhubung sudah putuskan untuk meninggalkannya, aku nggak punya niat untuk kembali lagi."Fiona mengangguk dengan gembira. "Baguslah kalau begitu!"Dia mencibir, "Waktu Gavin tahu influenser itu memeluk pacarnya sambil mengejeknya kaya tapi bodoh, dia juga mencarimu seperti ini dan berjanji nggak akan melakukannya lagi. Tapi nyatanya? Begitu Elina kembali, dia melupakan semua janjinya. Kalau kamu kembali bersamanya, siapa tahu ada Elina mana lagi yang akan tiba-tiba muncul?"Nayla tertawa terbahak-bahak dan menjawab, "Aku nggak akan kembali padanya."Fiona berkata dengan lantang, "Aku bilang begitu bukan karena adikku! Kalau kamu biarkan orang lain perlakukan kamu seenaknya lagi, aku nggak akan berteman denganmu lagi! Daripada aku marah sampai nggak bisa makan setelah mendengarnya." Kenneth memukul Fiona dari b

  • Yang Tersisa Hanyalah Kenangan   Bab 23

    Nayla menggeleng dan menjawab dengan acuh tak acuh, "Kamu itu putra Keluarga Winowa, aku yang nggak layak dampingi kamu. Kita sudah akhiri pertunangan kita. Pak Gavin jangan bercanda lagi."Hati Gavin sangat sakit hati. Dia tidak peduli dengan hal lainnya lagi dan berujar dengan tergesa-gesa, "Semua itu salahku! Aku yang salah. Aku kira aku mencintai Elina, tapi orang yang kucintai ternyata adalah kamu. Nayla, aku nggak seharusnya akhiri pertunangan kita. Aku sudah sadari kesalahanku. Aku minta maaf. Maafkan aku dan pulang bersamaku, ya?"Nayla menggeleng. "Pak Gavin, tolong jangan mengolok-olok aku lagi. Aku nggak mampu temani kamu bermain. Sampai jumpa."Nayla memang mengucapkan sampai jumpa, tetapi ekspresinya jelas-jelas terkesan seperti mereka tidak akan pernah bertemu lagi.Melihat Nayla akan menutup pintu, Gavin buru-buru berseru, "Tunggu!"Gavin melepas ranselnya dengan panik, lalu membungkuk untuk membuka koper dengan tergesa-gesa."Aku benar-benar sudah sadari kesalahanku! Li

  • Yang Tersisa Hanyalah Kenangan   Bab 22

    Gavin telah membayangkan banyak kemungkinan. Satu-satunya hal yang tidak terpikirkan olehnya adalah Nayla sudah memiliki pria lain. Nayla benar-benar tidak menginginkannya lagi.Gavin masih berdiri terpaku di tempat. Pikirannya sangat kacau dan dia tidak tahu harus memasang ekspresi seperti apa.Kenneth menatap pria yang membawa koper dan ransel di luar pintu. Setelah menunggu beberapa saat dan pria itu masih tidak berbicara, dia bertanya lagi, "Maaf, siapa yang kamu cari?"Gavin mendengar dirinya menjawab dengan kaku, "Aku Gavin. Aku datang mencari Nayla."Begitu mendengar nama Gavin, ekspresi Kenneth seketika berubah. Namun, hanya sesaat. Setelahnya, dia tersenyum sopan dan berujar, "Tunggu sebentar."Kemudian, Kenneth berbalik dan berteriak ke dalam rumah, "Lala! Gavin datang mencarimu!"Lala ....Gavin berpikir dengan linglung. Selama ini, dia tidak pernah memberi nama panggilan untuk Nayla. Apakah Nayla suka dipanggil seperti itu? Apakah pemuda ini begitu dekat dengan Nayla sehing

  • Yang Tersisa Hanyalah Kenangan   Bab 21

    Gavin menaruh kembali sepasang anting itu ke dalam kotaknya, lalu menyimpannya di ruang penyimpanan. Dia juga memasukkan satu per satu perhiasan yang dibawanya pulang ke dalam lemari.Kemudian, Gavin berbalik dan bergegas keluar rumah secepat mungkin. Dia pergi ke perusahaan perhiasan di mana Nayla memesan cincin pasangan mereka dan meminta untuk bertemu dengan desainer bernama Jennifer. Jennifer adalah seorang desainer wanita berusia 50-an tahun yang intelektual dan anggun. Ketika mendengar Gavin mengatakan dirinya ingin merancang dan membuat sepasang cincin pasangan bersamanya untuk mendapatkan kembali orang yang paling dicintainya, Jennifer pun bertanya dengan terkejut, "Bukannya Bu Nayla sudah membuat sepasang cincin untuk kalian?"Ekspresi Gavin menjadi muram. Setelah terdiam sejenak, dia menjawab. "Aku sudah melakukan banyak kesalahan dan kehilangan dia. Sekarang, aku mau mendapatkannya kembali."Jennifer menunjukkan ekspresi mengerti dan tidak bertanya lebih lanjut. Dia membuka

  • Yang Tersisa Hanyalah Kenangan   Bab 20

    Pada saat ini, Gavin teringat nasihat neneknya lagi. Dia pun menyadari bahwa ucapan neneknya benar.Gavin merasa ragu cukup lama. Dia bersembunyi di dalam rumah dan tidak berani menyalakan lampu. Dalam kegelapan, dia merasa seolah-olah tidak ada yang terjadi. Dia tidak melakukan kesalahan apa pun, juga tidak kehilangan apa pun. Orang yang ingin dia temukan masih ada.Namun, setiap kali bermimpi, Gavin akan memimpikan mata Nayla yang tenang, lalu terbangun dengan keringat dingin. Setelah akhirnya tertidur, dia akan terbangun oleh mimpi buruk seperti itu. Hal ini terjadi berulang kali.Setelah terpuruk cukup lama, Gavin akhirnya menyadari kenyataan. Tidak ada gunanya dia begitu pengecut dan terus bersembunyi. Dia pun kembali ke rumah lamanya.Anita sedang menonton drama klasik yang sama dengan yang ditontonnya setelah pesta ulang tahunnya. Drama klasik itu merupakan drama favoritnya. Dia tidak pernah bosan menontonnya. Sesekali, saat suasana hatinya sedang bagus, dia akan ikut menyenandu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status