Share

12. Zhengyi Zi Mao

“Mana pedangku?!” kata Yuanrang, “Kita tebas kepala bandit-bandit!”

“Tenang, Yuanrang!” bisik Mengde, “Diam dulu dan kita amati pergerakan musuh!”

Suara derapan kuda semakin mendekat. Kemudian melewati rumah tempat mereka menginap. Kemudian suara derapan kuda hilang sesaat. Beberapa menit kemudian, derapan kuda terdengar lagi. Dibilang menjauh juga tidak. Suara derapan kuda tidak segera menghilang. Pendengaran Yuanrang yang tajam menyimpulkan kalau penunggang kuda ini seperti mengelilingi seluruh lokasi pedesaan.

“Mungkin bandit,” kata Mengde, “Hanya orang bodoh yang berkeliling di desa ini malam-malam begini.”

“Bandit?? Seorang diri?? Aku mendengar, kira-kira hanya satu kuda,” kata Mengde.

“Siapa tahu sekelompok bandit mengirimkan satu utusan untuk memantau kondisi sekitar, kan?” jawab Miaocai, “Kemudian kembali lagi dan melaporkan ke pimpinan mereka kalau situasi sudah aman.”

“Ah, benar juga. Enak saja para bandit. Kita yang membunuh hewan buas dan mereka tinggal menikmatinya begitu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status