Share

Zombieing
Zombieing
Penulis: nadiinath

Prolog

"Nai, kamu mau kan jadi pacarku?"

Sorak ramai langsung terdengar begitu sosok pria gagah berkacamata bertekuk lutut di hadapan seorang gadis. Dia membawa setangkai bunga mawar yang entah di dapat darimana.

Karena malu, gadis bernama Naira itu hanya mengangguk kemudian menerima bunga indah itu. Hatinya sungguh berdebar saat pria itu memeluknya secara tiba-tiba.

Tanggal 10 Oktober adalah hari paling membahagiakan bagi Naira. Bagaimana tidak, setelah penantian beberapa bulan, akhirnya sang pujaan hati menembak dirinya.

Ditambah lagi acara penembakan ini sangatlah romantis. Pria yang kini tengah tersenyum manis ke arahnya itu terlihat semakin tampan setelah berhasil mencuri kecupan di keningnya.

"Cieeee, uda sold out nih prince charming kita satu ini. Pj dong, iya ngga guys?"

"Pj pj pj pj"

"Ok, istirahat nanti gue traktir makan baksonya mbak Mia"

Sorakan pun semakin ramai karena ucapan pria itu yang mengatakan akan memberikan pajak jadian. Naira sendiri hanya pasrah saat teman-temannya menarik tangannya ke luar kelas.

Ia tak habis pikir dengan mereka. Padahal ia hanya pacaran, tapi kenapa sampai di arak begini? Sudah seperti pasangan yang terciduk berbuat mesum saja.

Naira menutup wajahnya dengan kedua tangan. Seruan para temannya yang menggoda dirinya, membuat Naira sangat malu. Ia hanya berdoa, tidak ada guru yang lewat dan memarahi kerusuhan pagi ini.

"Cie cie uda jadian nih yeee"

"Akhirnya prince kita gas juga"

"Duh, patah hati tingkat internasional ini mah. Hiks"

Naira sampai menundukkan kepala mendengar suara samar-samar itu. Apa sih manfaatnya ia diarak begini? Kan jadi malu. Dan lagi, kenapa sang pacar malah terlihat sangat bahagia? Menyebalkan.

Sebentar? Pacar? Kok wajah Naira jadi panas begini.

"Jangan nunduk, biarin semua orang tau kalo kamu uda jadi milikku"

Blus

Kini tak hanya wajahnya yang panas, bahkan telinga juga ikut kepanasan mendengar bisikan itu. Duh, bisa tidak sih pria itu tidak menggodanya saat sedang di arak begini.

Bukannya apa-apa, kelakuannya itu semakin membuat Naira malu. Dan lagi, kapan acara arak-arakan ini berakhir?

Melihat anak-anak yang masih heboh, membuat Naira menghembuskan nafas pelan. Sepertinya kealayan ini tidak akan berakhir dengan cepat. Secara, pria yang kini berada di sampingnya ini adalah prince charming di sekolah Juang Negara. 

Iya benar. Namanya Bian, pria tampan yang entah kenapa kepincut dengan gadis biasa-biasa saja seperti dirinya. Tak hanya tampan, dia juga pintar dan mapan.

"Nai, janji ya kamu selalu setia sama aku?"

"Iya, kamu juga. Awas aja kalo tiba-tiba ngilang dan ninggalin aku" ucap Naira dengan nada mengancam.

Entah apa yang terjadi kemudian, tiba-tiba tanah bergetar hebat. Bangunan sekolah retak di banyak bagian. Semua orang pun berlarian mencari tempat untuk berlindung.

Begitu pun dengan Naira yang berusaha berlari menyusul Bian yang sudah jauh di depannya. Ia sudah meneriakkan nama pria itu dengan kencang, tapi apa? Dia tidak menoleh sama sekali.

Sedikit lagi, jaraknya dengan sang pacar hanya tinggal sejengkal. Tangannya hampir meraih lengan gagah pria itu dan....

"Aaaaaah"

Nafas Naira sampai tersenggal-senggal saat terbangun dari mimpi buruk itu. Ia langsung duduk dan mengambil minum yang sudah ia siapkan di nakas samping ranjangnya.

Kepalanya terasa berdenyut karena bangun secara tiba-tiba. Ditambah lagi dengan mimpi buruk yang berakhir tidak jelas. Ia tidak tau apa alasan dibalik mimpi itu.

Naira hanya berharap bahwa tidak akan terjadi apa-apa ke depannya. Ia ingin hidup tenang tanpa bayang-bayang pria bernama Bian.

Tapi entah kenapa perasaannya mengatakan bahwa ketenangan hidupnya tidak akan bertahan lama. Semoga saja saat waktu itu tiba, Naira sudah siap dan bisa membentengi hatinya.

Fabian Vero Dirgantara

Terkutuklah Anda.

*****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status