Saat ini fely sedang mengikuti pelajaran olahraga bersama teman sekelasnya.
Fely bergabung di permainan basket bersama grub laki-laki.
Awalnya fely di angap remeh oleh mereka tapi saat melihat cara fely bermain mereka mulai serius dalam permainan.
"Woy gus! Lempar sini!"kata fely dari arah depan agus.
"Ini!"kata agus sambil memberi bola ke arah fely.
Dengan sekali lompat fely mendapatkan bola itu dan dengan gesit fely mendribel bola ke arah ring lawan.
"Dod jaga si fely jangan sampe masukin bolanya!"salah satu teriakan dari grub lawan.
"Iya gue tau!"kata dodi sambil mengejar langkah fely.
Ada aksi rebutan bola di tengah lapangan antara fely dan dodi.Tapi bukan fely namanya jika tak memiliki taktik untuk mengelabui dodi.
Dengan iseng fely ingin mempermainankan dodi.
"Don!"kata fely dengan gerakan ingin melempar bola ke arah doni.Dodi yang melihat itu mulai menjaga jarak dari fely dan ingin berlari ke arah doni.Tapi perkiraan
Di saat mereka sedang menikmati makanan yang di belikan fely tiba-tiba ada beberapa orang duduk di bangku mereka tanpa memperdulikan tatapan heran dari fely dan teman-temannya."Ngapain lu pada ke sini?"tanya rina dengan nada tak suka.Yang duduk di bagku mereka adalah david,devan dan bara."Makan"kata devan dengan santai."Ck,meja yang lain kan ada ngapain ke sini?"tanya syasa tak suka."..."tak ada jawaban dari mereka.Ke tiga lelaki tadi sibuk dengan makanan masing-masing.Di pertengahan makan tiba-tiba riska memanggil fely yang duduk di sampingnya."Fel"panggil riska sambil menatap ke arah fely."Hm?"jawab fely sambil menatap riska heran."Lihat sendiri"kata riska sambil menyerahkan ponselnya."Ada apa ris?"tanya rina dengan penasaran.Fely sibuk membaca berita yang ada di dalam ponsel riska hingga tak menghiraukan orang di sekelilingnya.Di sana tertulis berita tentang masalah natasya kemarin."Ini?"ta
Sore harinya,fely keluar kamar dengan keadaan segar.Fely berjalan ke arah kamar satria berarda.Saat fely ingin membuka kamar satria ternyata bertepatan sang pemilik kamar keluar."Ngapain lu di depan kamar gue?"tanya satria sambil menatap fely heran."Mau ajak makan di luar"kata fely dengan wajah tenang."Tumben"kata satria dengan nada tak percaya."Ya udah kalau gak mau ikut"kata fely dan berlalu pergi tapi sebelum menuruni tangga teriakan satria mengelegar di dalam rumah."Gue ikut! Tungguin sebentar jangan di tinggal!"kata satria dan berlari memasuki kamar."Cepet"kata fely dan menuruni tangga dengan santai.Fely menunggu satria di ruang tamu dengan ponsel di tangannya."Ayok"kata satria di depan fely."Hm"kata fely dan bangkit dari duduknya."Naik apa?"tanya satria dengan heran."Motor elu"kata fely dengan santai dan berjalan keluar dari rumah."Udah gue duga"kata satria dan mengikuti langkah fely.
Fely dengan perlahan turun dari motor satria dan berjalan ke arah pintu masuk.Dengan perasaan bercampur aduk fely melangkahkan kakinya memasuki rumah."Fely sini nak"kata mamanya dengan senyum mengembang."Ma"kata fely dengan suara lirih."Sini duduk sebelah mama"kata mamanya dari ruang keluarga."Papa mana ma?"tanya fely saat dengan suara sedikit lirih."Di ruang kerjanya dan abang mu ada di kamarnya"kata mama fely dengan senyum mengembang."Malam tante"kata satria sambil berjalan ke arah mereka dan duduk di depan fely."Malam satria gimana kabar bunda mu?"tanya mama fely dengan senyum mengembang."Baik tan"kata satria.'Apa gue tanya sekarang? Tapi gue takut kalau itu bener'batin fely ragu.'Mungkin ini reaksi tubuh fely yang dulu'bati fely."Ma"panggil fely."Iya ada apa sayang?"tanya mamanya tanpa mengalihkan pandangan dari leptop di depannya."Ma..huff"kata fely sambil menenangkan dirinya.
Beberapa menit kemudian tangis fely mulai reda.Dia mulai melepaskan pelukannya dari tubuh arka.Arka memegang tangan fely sambil mematap wajah fely serius."Bilang sama gue lu kenapa?"kata arka sambil mengusap air mata yang masih tersisah di pelupuk mata fely."Gue gak papa"kata fely dengan senyum getir.'Ini yang gue gak suka dari lu fel,lu terlalu menutup diri dari gue'batin arka sambil menatap fely serius."Gue anter pulang"kata arka dan menarik tangan fely menuju motornya terparkir."Bisa anterin gue ke rumahnya riska?"tanya fely dengan nada rendah.Arka yang mendengar perkataan fely tadi hanya menatap fely sebentar dan mengusap kepala fely sayang."Kalau punya masalah selesain baik-baik"kata arka dengan senyum tulusnya."Naik sebelum gue tinggal"kata arka dengan nada candaan.Fely yang mendengar perkataan arka tadi memukul punggung arka pelan.Fely naik dengan perasaan sedikit kesal."Ja
Pagi harinya fely berangkat bersama riska ke sekolah,fely meminjam seragam dari riska.Sesampainya di sekolah banyak pasang mata yang menatapnya sinis. 'Mereka kenapa?'batin fely heran. Sedangkan riska tak memperdulikan tatapan dari mereka dia bersikap acuh tak acuh. Mereka berdua terus berjalan hingga ada tiga orang yang menghalangi langkah mereka dengan wajah sombong. "Cih! Ternyata yang lu banggain selama ini itu hasil belas kasih dari orang tua bara ya?"kata orang tadi dengan senyum sinis. "Gak tau malu,pantes aja bara benci sama elu"kata temannya sambil menatap fely dari atas hingga bawah. "Orang kek elu gak pantes dapet belas kasih"kata teman di sampingnya dengan nada tak suka. "Udah numpang di keluarga orang dan cari masalah buat keluarga itu.Malu-maluin namanya pula"lanjut orang tadi sambil menatap rendah fely. Fely yang mendengar perkataan mereka mulai mengeluarkan hawa dingin dari tubuhnya. "Maksud lu p
Mereka berempat masih berbincang ringan.Banyak yang mereka bahas entah apa saja itu. Hingga banyak siswa siswi yang berlari melewati kelas mereka. "Mereka kenapa?"tanya riska dengan heran. "Mana gue tau"kata rina dengan mengangkat bahu acuh dan mereka kembali bercanda tawa.Hingga ada salah satu teman kelas mereka masuk dengan heboh. "Woy! Si raka sama bara adu jotos di tengah lapangan!"kata siswa tadi dan berlari ke arah lapangan untuk melihat bara dan raka. "Abang lu tuh fel"kata syasa sambil menatap fely lekat. "Terus?"kata fely acuh tak acuh. "Liat yok"kata rina dengan nada semangat. "Liat aja sendiri"kata fely dengan santai. "Ayok"kata rina sambil menarik tangan fely dengan paksa sedangkan syasa berjalan di belakang mereka bersama riska. Sesampainya mereka di lapangan ternyata lapangan sudah ramai dengan guru dan para siswa. Fely masih berdiri di tempat,enggan untuk melangkah ke depan.Bukan k
Bara mencari keberadaan fely dengan perasaan bercampur aduk.Ternyata bukan hanya bara yang mencari keberadaan fely.Satria juga mencari keberadaan fely guna meminta maaf.Langkah mereka terhenti saat sampai di koridor kelas 11.Terlihat fely yang sedang berjalan dengan tatapan datar dan acuh."Fely!"panggil bara sambil berlari ke arah fely.Tak perlu repot-repot bagi fely untuk melihat siapa orang yang memanggilnya tadi karena dia sudah tau siapa pemilik suara tadi."Fel"panggil bara lagi setelah berarda di belakang fely."Apa?"kata fely sambil membalikkan badan dengan raut datar.'Dada gue sakit liat raut wajah fely yang sekarang'batin satria dari jarak yang lumayan jauh."Lu nanti pulang kerumah?"tanya bara dengan senyum manisnya."Gue gak tau"jawab fely dengan datar."Mama nyariin lu dari semalem,mama ngerasa bersalah sama lu"kata bara dengan ekpresi sedih."Gak usah sok care sama gue,bukannya seharusnya elu sene
Fely berjalan dengan perasaan kacau.Entah kenapa hatinya merasa sakit dan sesak dalam waktu bersamaan.Niat awal ingin ke kelas dia urungkan.Fely berjalan ke arah taman belakang dengan tatapan datar.Sesampainya di taman belakang fely mencari tempat duduk yang pas."Huff"hembusan nafas fely setelah duduk di bawah pohon tua.Fely mulai memejamkan mata dan tanpa di sadari ada seseorang berjalan ke arahnya."Gimana udah tau kebenarannya?"tanya natasya setelah sampai di dekat fely dengan tatapan merendahkan."Hm,gue udah tau"jawab fely dengan mata yang masih tertutup."Well,gue kagum sama sikap tenang lu"kata natasya sambil menatap ke atas langit."Makasih tapi gue gak butuh"kata fely sambil membuka matanya dengan malas."Haha,sebenernya ini bukan kemauan gue"kata natasya sambil menatap fely serius."Gue udah tau"kata fely dengan malas."Haha,gue lupa kalau lu pernah denger gue ngomong sama si bos"kata natasya