Share

Ilham...

" huh akhirnya sampai juga dirumah, aku cek ilham dulu memastikan apakah ia masih tertidur atau sudah terbangun sekalian naro stok popok ini dikamarnya"

Aku berjalan mendekati kamar anak satu satunya yang kini kumiliki, dengan mendorong perlahan pintu yang tertutup akhirnya aku dapat melihat anakku yang masih tertidur pulas menghadap ke arah kanan, dengan perasaan sudah lega dan tenang melihat wajah manis ilham saat tertidur aku kembali melangkah menuju kamarku sekaligus kamar mas irfan. Kudapati wajahnya yang sudah terlelap dengan piama yang sudah ia kenakan seusai mandi tadi, tanpa menunggu waktu lama aku yang sudah dikuasai rasa kantuk yang teramat akhirnya memutuskan untuk beristirahat agar besok aku masih bisa membuat bekal untuk mas irfan.

" ctinggg ctinggg" sebuah notif pesan masuk membuat getaran diponsel mas irfan, perlahan kutarik ponsel itu dari balik bantal yang ia tiduri dan melihat notif pesan dari siapa yang sangat lancang mengganggu suamiku di malam hari begini

" siap selamat malam bos" dengan emoji stiker berbentuk hati berwarna merah ia memberikan pesan tersebut pada mas irfan, hatiku seketika berdegup sangat kencang

" emoji hati? Siapa dia mengapa mas irfan hanya menamai kontaknya dengan huruf C saja tapi tak mungkin mas irfan bermain cinta dibelakangku dulu ia yang mengejarku hingga aku yang luluh dengan perjuangannya. Mas irfan sangat sayang padaku dan ia pasti akan selalu begitu, sudahlah bisa jadi itu hanya teman atau bawahannya saja lebih baik besok aku tanyakan saja siapa C itu agar aku tidak berprasangka buruk"

Beberapa perasaan bercampur aduk didalam diriku malam ini namun aku tak mau membuat diriku lebih buruk dengan memikirkan hal yang tak mungkin terjadi maka dari itu lebih baik kalau aku mengistirahatkan tubuhku saja.

*paginya*

Hari masih terlihat gelap hanya saja banyak lantunan lantunan indah terucap dari beberapa masjid di dekat rumah windi, windi yang baru saja menekan jam alarmnya mendapati dirinya terbangun seperempat menit lebih lambat dari biasanya

" astaga ya ampun aku telat untuk mengerjakan solat tahajjud padahal semalem aku udah niat ya allah maafin windi"

Windi langsung buru buru menuju lemarinya membukanya untuk mengambil sepasang rok dan baju yang suci untuk dikenakan serta bergegas kedalam kamar mandi

Guyuran air di waktu subuh terasa sangat menyegarkan tubuh dan fikiran. Aku menyegerakan mandiku dengan secepat mungkin agar pekerjaan lainnya dapat segera terselesaikan, namun belum saat hendak memakai pakaian baru seseorang mengetuk pintu kamar mandi

" win ayo cepat win kamu kira kamu yang mau kerja yang mau cari duit untuk keperluan kamu"

" bentar mas ini aku hampir selesai kok"

Brukkk bunyi sebuah kepalan tangan terhempas di pintu luar kamar mandi yang sedang kutempati

" hah kamu ini memang semua urusan lelet terus gaperna ada yang benar"

Meskipun ucapan itu samar diucapkan oleh mas irfan aku tetap bisa mendengarnya dari dalam. Perlahan kutarik gagang pintu untuk membukanya hingga terlihat wajah mas irfan yang sudah mengerut tak karuan dihadapanku

" maaf mas aku mandinya lama ya"

" halah gausah banyak basa basi aku sudah bosan dengan kata maafmu"

"Hufffffttt" aku menarik nafas panjang panjang panjang untuk menenangkan fikiranku yang masih sedikit riuh memikirkan perkataan mas irfan tadi

Dengan handuk yang masih terikat seluruh rambutku aku langsung menuju dapur untuk memasak makanan untuk mas irfan setelah ini, aku harus segera buru buru karna mas irfan tidak biasanya mandi diwaktu subuh berarti ia akan berangkat lebih awal ke kantor.

Suara tangisan menggema di seluruh ruangan rumah sepertinya ilham sudah bangun dari lelap tidur malamnya.

Aku segera berlari untuk menggendongnya dengan kain panjang untuk segera memberinya susu yang sudah kubuatkan tadi, dengan pekerjaan dapur yang masih belum selesai terpaksa aku melakukan dua pekerjaan sekaligus dalam satu waktu

Suara langkah kaki seseorang mendekati ruangan dapur tentu saja itu adalah mas irfan yang sudah akan berangkat ke kantor

" win aku berangkat sekarang dan akan pulang larut malam karna ayahmu memberiku tugas yang sulit jadi jangan ganggu aku dengan menghubungiku"

" loh mas ini masi pagi banget masi jam lima bukannya operasi kantor itu jam 7 ya?"

" kamu tau apa dengan urusan kantor kamu itu cuma ngurusin rumah perempuan kuno kaya kamu mana tau tentang hal ini"

" ya ampun mas aku nanyanya baik baik loh kamu ko gitu si sama aku"

" ngelawan terus ya kamu sudahlah aku berangkat dulu"

Sebelum mas irfan beranjak pergi aku mencoba untuk menghentikannya

" mas bisa nunggu 10 menit lagi ga ini aku uda siapin bekal kamu ini tinggal goreng telurnya aja"

" udah makan kamu aja biar tubuh kamu yang kurus itu sedikit terisi. Ntar aku yang disalahin karna tubuh kamu kurus padahal kamu sendiri yang tidak bisa merawat diri"

" i iya mas"

Jawabku singkat sembari menjulurkan tangan berniat untuk menyalimi tangan suamiku yang akan segera berangkat

" udah aku buru buru sekarang "

Kembali fikiranku berkecamuk dengan sendirinya mengapa mas irfan tidak mau kusentuh lagi bahkan hanya untuk sekedar bersalaman

Kembali aku memikirkan sesuatu yang tak akan mungkin terjadi mas irfan sangat setia padaku dan aku berusaha mengingat kembali masa dulu dengan mas irfan mati matian mendapatkan hatiku yang sudah membeku namun mas irfan berhasil mencairkannya dengan tingkah lakunya yang romantis.

" hmm sudahlah aku tak akan memikirkan itu lagi lebih baik makanan ini aku berikan pada pengemis di depan gang nanti sekarang aku akan membersihkan tubuh ilham terlebih dahulu dan pergi ke warung untuk sekedar hutang untuk membeli bahan bahan membuat kue.

Aku berjalan menyusuri rumah kecilku dengan bahu terikat kain untuk menimang ilham ku baringkan tubuh mungilnya membuka semua helai kain yang melekat di tubuhnya untuk memandikannya hingga acara pemandian selesai barulah aku mengganti popok dan baju bagusnya serta memberinya bedak dan juga minyak yang akan menghangatkan tubuhnya

" ya akhirnya salah satu tugasku sudah selesai"

Ilham yang sedang memasuki masa aktifnya tidak akan langsung tertidur dipagi hari setelah mandi jadi aku kembali menaruhnya di gendonganku dengan balutan kain panjang yang bertumpu beratnya di bahu kananku.

Sekarang waktuku untuk berbelanja ke warung untuk makan malam hari ini dan juga untuk besok pagi aku membuat kue agar aku tidak selalu menyusahkan mas irfan secara terus menerus.

" pak saya boleh ngutang dulu ga pak saya mau beli tepung terigu buat kue"

" oh iya mbak ini silahkan sekalian ini uang kue dua hari lalu mbak, semalem pas mbak dipanggil gadenger paling"

" eh iya mas makasih ya yasudah ini uang tepungnya gajadi ngutang heheee"

Selesai berbelanja aku kembali melangkahkan kaki menuju rumah hingga langkahku terhenti melihat potongan ayam segar berada tepat di depan mataku.

" mas ini sekilonya berapa?"

" 50 mbak"

Dalam hati aku kembali bergumam

"aku hanya memiliki sisa uang 28 ribu ini hanya cukup untuk setengah kilo saja dan sisanya cukup untuk popok ilham atau nanti aku akan meminta uang pada mas irfan meskipun 10 ribu saja"

Sontak aku langsung memesan setengah kilo ayam yang akan kami santap nanti malam pasti mas irfan suka dan tak akan mengeluh lagi dengan masakanku

Aku pulang tepat pukul 7 pagi dirumah aku langsung menurunkan tubuh ilham untuk bermain di kamarnya dan segera membersihkan semua ruangan rumah yang sudah amburadul bak kapal pecah.

Dengan tenaga yang pas pasan aku harus menyapu mengepel mengelap kaca dan mencuci pakaian hingga sprei yang sudah 1 bulan terpakai dan harus kuganti hari ini juga tak terasa saat menjemur baju, adzan duhur telah berkumandang

" alhamdulillah adzan sudah berkumandang dan pekerjaan rumahku sudah sepenuhnya selesai tapi apa yang aku lupakan ya sepertinya aku melupakan sesuatu "

Fikirku mengernyitkan dahiku memaksa keras untuk mengingat apa yang kulupakan

" ilham... Bagaimana bisa aku melupakan dia ya allah"

Langsung saja aku bergegas ke kamar ilham dengan berlari kecil mengingat keteledoranku dengan meninggalkan ilham sendirian dengan waktu begitu lama hingga pintu terbuka aku menemukan ilham

" ilham.."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status