Share

2 persen

" ha halo ayah aku tak mendengar perkataanmu mungkin jaringan disini bermasalah atau pulsaku sudah habis halo halooo"

Mas irfan langsung mematikan ponsel dan berlalu pergi dari pandanganku namun aku tak mau membiarkannya pergi tanpa menjawab pertanyaanku

" mas aku ingin kamu menjawab pertanyaanku"

" apa win apa kau tidak kasian padaku sehingga terus menggangguku aku ingin segera tidur"

" tunggu mas aku hanya ingin tau mengapa akhir akhir ini kamu sering pulang lambat"

" hmm curiga terus kamu udah gapunya kepercayaan lagi sama aku win?"

" bukan gitu mas tapi aku hanya ingin tau saja apakah pekerjaanmu berjalan lancar di kantor papa"

" tentu saja sangat lancar apa ada hal yang ingin kau tanyakan lagi win?"

" i iya mas ada"

" apa?"

Aku menarik nafas dalam dalam aku ingin menanyakan perihal uang titipan papa sepertinya kali ini mas irfan berbobong tentang hal itu

" mas tentang uang titipan papa..."

" oh uang titipan papa kamu pasti mau bertanya apakah uang itu bisa kamu gunakan kan tentu saja sayang kamu bisa menggunakannya sampai habis lagipun udah tinggal 5 hari aku gajian pasti uang itu lebih dari cukup bukan udah jangan kamu kembalikan ke aku itu hak kamu aku tidak akan marah kok"

Ucap mas irfan memotong pertanyaanku sembari mengusap kepalaku yang masih terlapisi oleh hijab yang kukenakan.

" udah ya sayang aku ingin mandi dan tidur tapi aku tidak ingin kamu ganggu jadi aku akan mengunci pintu kamar kamu jaga anak kita saja supaya tengah malam jika ia bangun kamu bisa langsung mengurusnya tanpa perlu ia menangis sampai membangunkan tidurku yang indah. Selamat malam dan selamat tidur win mimpi indah"

Sambung tuturan mas irfan padaku yang kemudian menyodorkan tangan kanannya untuk kuciumi sebelum ia pergi tidur.

" iya mas selamat malam aku tidak akan mengganggumu malam ini ya"

Timpalku pada mas irfan yang terlihat menguap didepan wajahku

" tentu terimakasih pengertianmu win"

Aku selalu tak memiliki sebutir keberanian saat mas irfan bersikap lembut padaku seolah sebanyak apapun kesalahannya walaupun bak gunung tinggi menjulang ke langit tiada artinya bagiku ketika mendapat perhatian manis dari mas irfan.

" baiklah aku akan mengemas semua makanan ini kedalam lemari es agar bisa aku hangatkan besok pagi lalu aku akan tidur berdua bersama putra kecilku yang manis ini,,, uhhh gemes sekali kamu nak ketika sedang tertidur ingin rasanya ibu menjadikan pipimu adonan agar ibu bisa memenyetnya sesuka hati ibu"

Aku selalu suka berbicara dengan ilham walaupun ia tak akan membalasnya dengan sempurna tapi sekarang bagiku suport terbaik bagiku adalah anakku ilham

Segera aku mengemasi beberapa makanan kedalam lemari es dan sedikit mencuci piring yang kupakai tadi dengan mengubah posisi ilham berada di belakang punggungku agar ia tidak terkena cipratan air

" ah semuanya sudah selesai"

Pandanganku mencari jarum jam berada di angka berapa ternyata jam masih menunjukan dirinya berada tepat di pukul 21.22

" huh lebih baik sekarang aku tidur saja jaga jaga ilham akan terbangun di malam hari aku takut ia akan membangunkan suamiku yang sedang kelelahan"

Langkah demi langkah kutapaki menuju kamar ilham saat melewati kamarku tentu kamar kami langkahku terhenti.

" sepertinya aku mendengar suara mas irfan tadi ia berbicara dengan siapa ya?"

Aku mengetuk pelan pintu kamar mas irfan tempat ia tidur namun tidak ada jawaban apapun dari dalam kamarnya.

" mas kamu udah tidur ya?"

Aku berusaha membuatnya berbicara untuk memastikan bahwa mas irfan memang benar-benar tidur. Kuayunkan gagang pintu dengan maksud membuka pintu kamar namun..

" loh pintunya dikunci tumben mas irfan ngunci kamar. Ah palingan mas irfan takut aku ganggu soalnya akukan selalu ingin membagi cerita perihal hari ini pasti ia sangat lelah sehingga tidak ingin diganggu, lebih baik aku pergi ke kamar ilham saja agar tidak membuat kebisingan di depan kamar suamiku.

Aku melepas ikatan kain panjang yang menjadi kunci gendongan dan membaringkan ilham di tempat tidurnya tentu saja dengan tubuhku yang juga sudah lelah ikut terbaring di tempat tidur ilham, mata ini mulai terbenam sementara jiwa mulai memasuki alam mimpi

* tangisan ilham*

Suara tangisan ilham menggema di telinga windi yang tidur didekat tubuh ilham, sontak ia langsung menenangkan ilham mengangkat tubuhnya dan berjalan kearah dapur untuk mengambil susu didalam kulkas dengan mata yang terlihat masih sipit karna masih merasa ngantuk.

" huh susah banget jadi ibu hampir tiap malem gabisa tidur karna tangisan anak kecil"

Keluhku sembari berjalan kembali menuju kamar ilham.

Kuhentikan kembali langkahku didepan pintu kamar mas irfan untuk memastikan dirinya tertidur atau tidak namun tidak ada suara apapun dari dalam sana

hening..

Hanya suara mulut kecil ilham yang sedang menyedot susu dari botol susunya

Akhirnya aku kembali melangkahkan kakiku kembali ke kamar ilham, tapi sepertinya susu tak dapat membuat ilham kembali tertidur sehingga aku membiarkannya bermain didalam kamar dengan kondisi kamar terkunci dari dalam agar ia tidak bisa beranjak pergi dari kamar saat pandanganku tak lagi bisa menjaganya karna ketiduran ya hal itu biasa terjadi padaku sebagai ibu yang sudah kelelahan

Aku membiarkannya bermain dengan mainan mainan kesayangannya sekejap mataku memantau pergerakan ilham yang mondar mandir di dalam kamar memindahkan barang barang yang sudah rapi menjadi kembali kocar kacir namun apa dayaku tak mungkin aku melarangnya bermain apalagi memarahinya kubiarkan saja semua porak poranda hingga akhirnya mataku kembali terpejam dan memasuki alam lain

03.30

Suara adzan subuh menggema menyadarkanku tentang ilham yang kutinggalkan sendiri karna mata lelahku, aku membuka mata secara perlahan rasanya seperti terekat lem

Aku mencari cari ilham yang ternyata sudah terbaring diatas karpet bersama mainannya namun aku menyadari bahwa diujung mataku terasa basah

"apa yang membuat aku menangis dalam tidur kenapa mataku basah?"

Aku mengingat kembali apa bunga tidurku semalam mengapa sampai mataku basah seperti ini tak biasanya.

Kukernyitkan dahiku dengan sangat bertenaga berharap akan segera mengingat kejadian itu ya tak butuh semenit aku berhasil mengingatnya

" mas irfan mengapa aku bisa bermimpi mas irfan duduk dipelaminan bersama wanita lain sementara aku hanya menangis di samping pengantin perempuan itu. Pasti ini gara gara aku terlalu memikirkan kejadian kejadian akhir ini yang membuatku berfikir keras hingga fikiran buruk itu sampai masuk ke dalam mimpiku sekalipun.

" ya allah beri hamba ketenangan"

Akhir akhir ini selalu saja fikiranku berkeliling tanpa jelas arah tujuannya. Aku memapah ilham yang masih tertidur itu ke atas kasurnya dan langsung beralih pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh ini.

Guyuran air di waktu subuh terasa sangat menyegarkan tubuh. Membangunkan mata yang masih mengantuk dan menguatkan bada untuk bersiap siap menghadapi hari baru.

Setelah itu aku langsung menuju kamar musolla dan langsung menunaikan ibadah kemudian pergi ke kamar mas irfan untuk membangunkan ia untuk solat

Bunyi ketukan pintu terus ku bunyikan hingga 4 menit aku mengetuk dan memanggil namanya masih belum ada jawaban.

Aku bergegas pergi ke dalam kamar ilham untuk mengisi daya ponsel yang kemarin belum di isi sama sekali.

Saat ponselku menyala beberapa notif bermunculan di layar kunci. Termasuk chatingan dari mas irfan hari ini? Pukul 02.30?

Buru buru aku mengecek isi chat itu

" win maaf aku harus pergi keluar kota. Semalam Aku lupa banget mau ngasi tau kamu aku sama teman kerja aku, galama kok cuma dua hari. Aku ingin berlibur bersama teman SMAku dulu dan aku minta tolong jangan beritahu ayah soal ini ya kalau ayah bertanya tolong kamu izinkan sakit saja ke kantor, see u windi"

Huffttt

" kenapa mas irfan tidak terus terang padaku jika memang lupa mengapa ia tak langsung membangunkan tidurku saja dan soal ayah pasti aku akan tangani tapi bagaimana ia bisa lupa soal itu seperti hal yang tak mungkin"

Lelah sekali hati ini terus berfikir positif tentang semua hal aku ingin menumpahkan semua hal yang membuatku gundah gelandah sendirian ini sangat menyiksaku!

Untuk sebentar aku tak sanggup menjalani hari ini berfikir jika hari ini aku tak sanggup bagaimana tentang hari hari selanjutnya yang aku tidak ketahui gampang susahnya siapa tau esok akan diberikan kemudahan bahkan kebahagiaan tak terduga dari sang pencipta.

" kuatkan hambamu ini ya allah"

Aku menatap langit langit kamar ilham dengan sedikit termenung membayangkan nasib apa yang akan kujalani jika aku terus berfikir jelek tentang mas irfan apalagi sampai meruntuhkan hubungan aku dan mas irfan pasti ilham akan jadi korban. Aku tak mau ilham menjadi korban kesalah pahaman yang hanya dugaan saja

" mas mau pergi ke luar kota mana"

Centang dua abu abu terceklis di layar ponsel mungkin ia sibuk hingga tak memperhatikan ponselnya. Namun Aku tetap menunggu pesan notif dari mas irfan aku ingin tau ia akan kemana bersama teman temannya

Beberapa menit berlalu aku bolak balik beranda yt melihat konten memasak dan juga mengecek notif pesan w******p dari mas irfan sembari nonton konten masak ini bikin aku lapar saja melihat hasil masakannya aghhhh lebih baik aku makan dulu sisa semalam"

*dapur*

" hmmm nasinya sedikit mengeras tapi aku akan mengambil ditengahnya saja tak mungkin aku memasak lagi siapa yang akan makan toh cuma aku saja dan ayam dan sup aku panaskan saja untuk makan pagi hingga malam pasti aku bisa menghemat uang dan bisa mengisi kembali tabunganku yang sempat terhenti"

Setelah semua makanan siap aku langsung menyantapnya tentu diawali dengan bacaan basmalah terlebih dahulu5

Setelah perut yang sempat keroncongan tadi menggemuruh dan kini sudah terisi penuh aku beranjak dari meja makan untuk merapikan kembali sisa makanan kedalam lemari es dan mencuci piring kotor.

Setelah itu aku mengambil pakaian kotor untuk dimasukkan dimesin cuci sambil menyapu rumah

06.30

" aghh akhirnya semuanya selesai sekarang aku akan menemani ilham tidur saja hehe lagipun mas irfan tidak ada jadi aku bisa memanfaatkan waktu ini untuk healing meskipun sekedar bermain ponsel saja karna hari hari biasa jika mas irfan datang aku tidak enak bermain ponsel didepannya aku tak mau membuat mas irfan curiga padaku

* suara getar hp*

" mungkin pesan dari mas irfan"

Kucoba cek pesan yang tertera di layar ponsel namun nomer ayah yang berada disana

" win suami kamu kemana"

" dia sakit yah aku lupa untuk izin ke ayah"

" oh yasudah biasanya dia izin dulu sama ayah gitu sekarang kogada takut dia kenapa napa maksud ayah win"

" iya yah hehe"

" anak ayah udah makan?"

Aku menata kembali makanan yang sudah berada di lemari es ke meja makan dan memotretnya untuk dikirim ke ayah

* foto terkirim*

" alhamdulillah anak ayah udah makan yaa"

Setiap kali ayah berkomunikasi denganku aku selalu merasa menjadi anak kecilnya ayah yang masih berusia 7 tahun meskipun ia merawatku tanpa bantuan ibu sejak aku dilahirkan, aku tak tau ibu menghilang kemana bahkan ayah tak mau menjawabnya dan menutup mulutku dengan telapak tangannya agar aku berhenti menanyakan dimana ibu

" iya yah alhamdulillah"

" yasudah ayah akan jalan jalan dulu di kantor ayah. Jangan lupa uang 10jutanya dihabisin dalam 2 hari"

Hah sepuluh juta? Berarti mas irfan hanya memberiku 2%nya saja. Dimana sisa uang itu

Aku harus menghubungi mas irfan sekarang juga aku harus bertanya setegas tegasnya pada mas irfan

Aku bukan mempermasalahkan uang itu tapi mengapa ia harus berbohong seperti ini untuk apa uang itu aku harus mencari taunya sendiri

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status